tag:blogger.com,1999:blog-69556250303974620422024-03-24T04:48:37.484+07:00Little Things of My LifeMy life, my love, my destiny. Will never regret.. Unknownnoreply@blogger.comBlogger197125tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-46122028056400742822024-03-22T06:17:00.000+07:002024-03-22T07:29:49.538+07:00Menulis Berkualitas: Rahasia Rumit yang Harus Dipecahkan<p style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Semenjak pandemi, dunia tulis-menulis seakan mendapat pupuk dan tumbuh dengan pesat. </b></span></p><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeztWbPcm2NEHekB9-X5pFaXXy2vu85CqDmmEtuqYKUioI5D5Xkn7_szsKlZYipiAfwMFvGIJd-3w3GmlsRL-su2DngGhS_-UpkM5IJ5v7pumv9Dk01qIL5WMmKhKp1WpqWwqqPjCStqzsOOjFKhIBWgHkRE9FsczpzxHtaoOLNOl161GVpsTtHVouMkc/s1080/wind%20fractal%20cat%20beach%20wm.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeztWbPcm2NEHekB9-X5pFaXXy2vu85CqDmmEtuqYKUioI5D5Xkn7_szsKlZYipiAfwMFvGIJd-3w3GmlsRL-su2DngGhS_-UpkM5IJ5v7pumv9Dk01qIL5WMmKhKp1WpqWwqqPjCStqzsOOjFKhIBWgHkRE9FsczpzxHtaoOLNOl161GVpsTtHVouMkc/w640-h640/wind%20fractal%20cat%20beach%20wm.png" width="640" /></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Para perempuan—ibu-ibu, remaja, bahkan anak-anak—juga beberapa lelaki yang masih sempat meluangkan waktu di antara kekalutan otak untuk menyambung hidup di masa pandemi, bersuka ria menulis dan menerbitkan puluhan buku dengan begitu mudahnya. Segala macam topik diangkat. Berbagai kelas menulis bermunculan.<i> A blessing in disguise. </i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Yang kemudian terjadi adalah "kericuhan" habisnya </span><span style="font-family: verdana;">jatah </span><span style="font-family: verdana;">ISBN untuk Indonesia saking banyaknya buku yang terbit, sejak masa pandemi. Setelah itu, pengajuan ISBN menjadi ketat, tidak semudah sebelumnya. Namun, itu tidak menyurutkan langkah para penulis-penulis baru yang muncul dari ketiadaan, yang mengatasnamakan bakat terpendam, yang lahir dari keinginan untuk meninggalkan warisan dalam bentuk tulisan. Banyak yang kemudian menambah satu gelar baru di antara berderet gelar yang sudah dimiliki: penulis.</span></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Menulis Bernas, Bukan Curhat</b></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sementara itu, di balik keriaan lahirnya para penulis baru—yang sejalan pula dengan lahirnya berbagai platform menulis, kelompok dan komunitas penulis, serta kelas-kelas menulis—ada sebagian dari para pujangga yang merasa khawatir: bahwa yang dilahirkan dari gelombang kepenulisan yang masif ini melahirkan sampah literasi, atau tulisan yang tidak berkualitas.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada yang berteriak pun, siapa mereka berani menilai bahwa tulisan-tulisan itu tidak berkualitas? Ah, ketika semakin penuh, justru kita akan semakin diam. Ketika masih kosong, kita bisa nyaring. Betul?<br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Semakin dalam mempelajari seluk beluk dan berbagai perihal kepenulisan, aku—sebagai salah satu yang membatin bahwa tulisan-tulisan yang berserakan itu terasa begitu lemah—semakin malu. Apa yang kupelajari dari sekian puluh tahun membanggakan nilai Bahasa Indonesia yang tinggi itu serasa seperti sampah belaka. Membaca ulang tulisan-tulisanku sendiri, membuatku ingin melemparkannya ke api unggun terbesar yang bisa kutemui, bila ada.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Banyak yang masih harus dibenahi. Sebagai pejuang kebenaran pengikut Xena the Warrior, aku merasa sedih ketika membaca tulisan-tulisan—terutama dari perempuan—yang nyaris tak ada isinya. Mungkin agak <i>syulit</i> untuk memisahkan bagaimana menulis yang bernas dengan menulis <i>sat set das des</i> berjiwa curhat. Aku pun menjadi berkelana mencari kitab suci menulis ini hingga ke ujung dunia, sambil membawa bekal setangkup roti tawar berlapis coklat meses kesukaanku.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: large;"><b>Berburu Rahasia di Berbagai Gua</b></span></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Langkah-langkah konkrit pun harus dilakukan.</span><span style="font-family: verdana;">Bergabung di kelas-kelas menulis—baik di <a href="https://padmediapublisher.com/" target="_blank">Padmedia Publisher</a> atau di mana saja— dan ikut menjadi bagian dari komunitas menulis <a href="http://www.perempuanpenulispadma.com/" target="_blank">Perempuan Penulis Padma</a>—dan beberapa komunitas menulis lainnya, adalah salah satu langkah terbaik yang pernah kulakukan. Menimba ilmu sedalam-dalamnya, sejauh mungkin, dan mengaplikasikannya dengan banyak berlatih. </span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">Ilmu yang dipungut di satu lubang dengan yang lain terkadang memiliki perbedaan. Justru di situlah letak sebuah pembelajaran. Merangkumnya, menuliskannya kembali, membuat catatan, menyambung koneksi antara otak dan tangan, mengasah pisau kritik, dan sebagainya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">Ada yang namanya memahami teknik menulis esai, artikel, cerpen, dan sebagainya. Ada bagian teknis yang lebih detail macam belajar ejaan, kata baku, struktur kalimat, dan sebagainya. Ada kalanya waktu untuk membedah karya penulis dengan pisau yang kita miliki. Nekat dan tentu saja harus dilakukan demi mengetahui apa saja teknik yang digunakan dan gaya penulisan mereka dan rahasia-rahasia lainnya. </span></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: large;"><b>Banyak Berlatih</b></span></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ilmu yang berjibun dan bertumpuk itu tidak akan berguna ketika tidak pernah digunakan. Macam punya senjata ajaib dan sangat mandraguna, tetapi hanya disimpan di kotak tanpa pernah dimanfaatkan. Menunggu waktu yang tepat, katanya. Kapan itu? Sebuah pertanyaan <i>syulit</i>: kapan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Memberanikan diri menulis adalah penting, juga untuk mengirimkannya ke berbagai media. Atau bila nyali masih seujung kuku bayi, tak ada salahnya membuat web atau blog pribadi dan menuliskannya. Takut enggak ada yang baca? Beranikan diri membagikan <i>link</i>-nya ke sosial media pribadi, dan rekan-rekan di komunitas yang diikuti. Hidup memang sesederhana itu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Berani Menerima Kritik</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di atas langit masih ada langit. Jadi, jangan pernah takut dikritik. Jangan pernah menolak review. Tantang diri untuk terus dihajar. Bedah naskah, adalah salah satu jalan pembuka menampung kritik. <br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Banyak hal-hal yang tidak terlihat menjadi begitu nyata setelah menerima masukan dari orang lain. Yang tadinya tidak terpikir, akan menjadi <i>insight</i> baru yang bisa memperbaiki kualitas tulisan. </span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Lima Langkah Mudah Menulis Berkualitas</b></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dari semua hal yang sudah kupelajari, ada lima hal yang bisa diterapkan dengan mudah. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">1.<b> Pastikan tulisanmu memiliki pesan di dalamnya</b>. Lebih baik lagi bila sudah jelas siapa target pembacanya, dan sudah dilakukan riset sebelumnya. Untuk menentukan pesan apa yang harus disampaikan, biasakan menggunakan kerangka tulisan, atau minimal menuliskan premis tulisanmu sebagai acuan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">2. <b>Gunakan kalimat efektif dan jernih</b>, tepat sasaran, tidak berputar-putar. Pilihlah kalimat yang tidak ambigu. Gunakan metafora seperlunya. Tentu saja, pilihan target pembaca dan genre atau jenis tulisan sangat mempengaruhi cara mengatur kalimat. </span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">3. <b>Tuliskan dalam gayamu sendiri</b>, jangan meniru orang lain. Tulislah sesuatu dari sudut pandangmu, walau pada dasarnya ide dan temanya sudah sering digunakan. Ide yang sederhana akan mengagumkan ketika ditulis dengan luar biasa. </span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">4. <b>Biasakan melakukan swasunting</b>. Cek, cek, ricek, dan cek, dan ricek lagi. Sempurnakan tulisanmu, tentu saja dengan membekali diri ilmu-ilmu teknis macam pemahaman EYD, kalimat baku, dan pembuatan kalimat efektif. Tidak harus kaku, tetapi pastikan tulisanmu dalam koridor yang benar.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">5. <b>Terus berlatih</b>, tetap menulis, buatlah konsisten, jangan kasih kendor. Terus menulis dalam hal apa pun, gunakan media sosialmu, hidupkan kembali blogmu. Jangan menyerah, jangan takut salah!</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: medium;">Aku akan membedah lima hal di atas ini di kemudian hari, ketika hari sudah semakin cerah, dan kehebohan memikirkan apa yang harus dimasak hari ini sudah mereda. </span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Memang tidak mudah, bahkan aku pun masih terus berjuang membuat tulisanku lebih berguna dan berkualitas untuk dibaca. Namun, tidak ada pernah kata salah untuk mencoba. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setidaknya, jangan biarkan pembacamu sekadar membaca curhatmu belaka. Setuju?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #menulisberkualitas #menulisbernas #editing #writing</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-16724657315250499072024-03-21T07:23:00.000+07:002024-03-22T14:01:46.603+07:00Menguak Tabir Rahasia Hipnotisme ala Coach Kurnia<div style="text-align: center;"><b><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hipnotisme sering disalahartikan sebagai metode buruk untuk mempengaruhi orang lain. Termasuk maraknya fenomena yang disebut "gendam" di masyarakat. </span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ftNAqyeOYcsVrBaneaZY5X37itIyEmluyHMd8sKThgRLv2yWDY-5cQTcL852tvRcoALOW_yOkjryziAj-vfH1vsmT3nm5G5YJPNK-qeXqeFPDYHdAVWyLbnyTVKtJ5xSIL0gcogl3nRS7lzhGDHbIPtsclbS6elVzKH-2nnS0Pu0B0J4A9ysWhZm-BY/s1080/promo%20buku%20kitab%20tafsir%203d.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: verdana;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ftNAqyeOYcsVrBaneaZY5X37itIyEmluyHMd8sKThgRLv2yWDY-5cQTcL852tvRcoALOW_yOkjryziAj-vfH1vsmT3nm5G5YJPNK-qeXqeFPDYHdAVWyLbnyTVKtJ5xSIL0gcogl3nRS7lzhGDHbIPtsclbS6elVzKH-2nnS0Pu0B0J4A9ysWhZm-BY/w400-h400/promo%20buku%20kitab%20tafsir%203d.png" width="400" /></span></a></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Padahal, banyak hal menarik yang bisa ditemukan dari hipnotisme. Bahkan, tanpa sadar sebenarnya kita semua telah melakukan hipnosis pada diri sendiri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hal itulah yang dibahas tuntas oleh Kurniawan, yang biasa dipanggil <a href="http://www.instagram.com/salamcoach" target="_blank">Coach Kurnia</a>, dalam buku solo perdana yang ditulisnya. Buku yang berjudul <i>Kitab Tafsir Hipnotisme</i> ini mengulas habis tentang hipnotisme. Menguak fakta, mitos, dan rahasianya—begitu subjudul yang diberikan di buku ini.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Memperbaiki Penafsiran Umum</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di bab pertama, kita sudah disuguhi dengan penggunaan istilah yang benar dalam lingkup hipnotisme. Selain itu, penjelasan diteruskan pada penggunakan hipnotisme di Indonesia. Coach Kurnia pun menjelaskan dengan berbagai contoh paparan tayangan berbalut hipnotisme di dunia hiburan Indonesia, termasuk kehadiran Uya Kuya, Romy Rafael, hingga Pesulap Merah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pemilihan kata yang ringan membuat pembaca mudah mengikuti penjelasan yang ada. Buku ini juga dilengkapi dengan QRCode di beberapa bagian untuk memudahkan pembaca melihat video yang melengkapi penjelasan yang disampaikan oleh penulis. </span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bab-bab selanjutnya semakin menarik. Pengertian hipnosis dijelaskan dengan gamblang di bab 2. Selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan terpendam pun mulai dituliskan. Seperti tentang bisa atau tidaknya seseorang dihipnosis, bagaimana rasanya dihipnosis, apakah hipnosis menggunakan kekuatan supranatural, dan apakah orang awam bisa belajar hipnosis seperti di televisi, semuanya dibahas hingga tuntas.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tentu saja, sejarah hipnosis juga dibahas untuk mempermudah pembaca memahami bagaimana hipnosis yang sesungguhnya. Kemudian penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hipnosis, termasuk kejahatan yang timbul dengan menggunakan metode hipnosis. Justru, dengan membaca buku ini, kita akan semakin mengenali bagaimana seseorang akan melakukan praktik hipnosis yang sembarangan atau membahayakan di sekitar kita. Kejahatan hipnosis akan semakin mudah dihindari. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sesuai subjudulnya, beberapa fakta dan mitos tentang hipnosis pun dijabarkan dalam buku ini. Lebih dalam lagi, penulis memberikan teknik hipnosis sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Bukan berarti setiap orang kemudian bisa menjadi seperti Uya Kuya. Harapan penulis, aplikasi hipnosis sederhana dalam kehidupan sehari-hari akan membantu dalam penyelesaian ruwetnya hidup.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><b>Etika dalam Hipnotisme</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tentu saja dalam hipnotisme ada etika yang harus dipegang. Hal itu pun dijelaskan dalam buku ini. Penting sekali untuk memahami etika ini agar hipnotisme tidak disalahgunakan. Dalam praktik terapi, hipnotisme pun masih harus dilakukan oleh hipnotis bersertifikat. Pengetahuan ini disampaikan dengan tegas untuk membuka mata pembaca awam tentang salah kaprahnya hipnotisme selama ini. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebagai contoh, penulis juga memberikan beberapa contoh sesi hipnosis yang pernah dilakukan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang bagaimana melakukan hipnosis yang benar. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_h-8_UiuISTjXbjQ0nRA9Wz3mKqycDekxLPzo6UNdx0SmkPACd4FW-NodNaFQzbBPKskBn8ONNU3bPT5bKPQbN0mQtorYPHZB5YNI4CmcN8aH7ENyKz4QI5XyjTkjM2NN9KONASKPr6ApIj8lNyzy7s3vG5s-oV5UFgtYL-AJaoXesavETz7NNVYGWo/s1080/hypno%20image1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH_h-8_UiuISTjXbjQ0nRA9Wz3mKqycDekxLPzo6UNdx0SmkPACd4FW-NodNaFQzbBPKskBn8ONNU3bPT5bKPQbN0mQtorYPHZB5YNI4CmcN8aH7ENyKz4QI5XyjTkjM2NN9KONASKPr6ApIj8lNyzy7s3vG5s-oV5UFgtYL-AJaoXesavETz7NNVYGWo/w400-h400/hypno%20image1.png" width="400" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Judul Buku<span> </span>: <i><b>Kitab Tafsir Hipnotisme</b></i></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Penulis<span> </span><span> </span><span> </span>: Kurniawan</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Penerbit : AE Publishing</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Editor : Windy Rachmawati</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Cover dan layouter: Farrah Alifia Putri</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Project by Papermind.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Jumlah halaman: x +128 halaman</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Soft cover, art paper</span></div><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><b style="color: #999999; font-family: verdana; font-size: large;"></b><p></p><blockquote><p style="text-align: center;"><b style="color: #999999; font-family: verdana; font-size: large;">Beli Buku Gratis Konsultasi</b></p><p style="text-align: center;"><span style="color: #666666; font-family: verdana; font-size: medium;">Promo yang menarik diberikan oleh penulis dan agensinya, <a href="http://www.instagram.com/paperm.ind" target="_blank">Papermind</a>, bahwa pembelian buku ini bisa mendapatkan satu sesi konsultasi gratis lewat pembacaan kartu secara daring melalui WhatsApp, berlaku hanya pada 25 Maret–30 April 2024. Untuk info dan pertanyaan lebih lanjut bisa langsung menghubungi <a href="http://wa.me/6281931523114" target="_blank">admin Papermind</a>.</span></p></blockquote><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: center;"> </p><p style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0Surabaya, East Java, Indonesia-7.2574719 112.7520883-35.567705736178844 77.5958383 21.052761936178847 147.9083383tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-35170411820442635542024-03-17T06:46:00.000+07:002024-03-21T05:08:53.136+07:00Surat Cinta untuk Masa Depan, Sebuah Catatan Kenangan<h1 style="text-align: justify;"><span style="color: #660000; font-family: verdana; font-size: medium;">Judul buku ini memikat: <i>Surat Cinta di Lemari Tua.</i> Mereka, para penulis, yang menentukan sendiri judul bukunya. Setelah buku ini terbit, rasanya bagaikan membaca kumpulan masa-masa terindah dari para penulisnya. </span></h1><p style="height: 0px; text-align: left;"></p><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXNlfDezqqtjoFrPqGEaBghkPtmVJcVEzXTNScli9jx8umRj5B2-onF1BHUc8VygQ-J5BSlVqDtzk7wqm8cihKpb9l51rz8ihGXipv4Ox2XZRoIZjWZzy1qUMmhKmKEk6iiEEC3CV5JYB8GxhVn3f0846OhzhXvyJ68JeKkOXyocSj1VIn3iKcMhDGRog/s2592/IMG_0138.JPG" style="font-family: verdana; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="2592" data-original-width="1936" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXNlfDezqqtjoFrPqGEaBghkPtmVJcVEzXTNScli9jx8umRj5B2-onF1BHUc8VygQ-J5BSlVqDtzk7wqm8cihKpb9l51rz8ihGXipv4Ox2XZRoIZjWZzy1qUMmhKmKEk6iiEEC3CV5JYB8GxhVn3f0846OhzhXvyJ68JeKkOXyocSj1VIn3iKcMhDGRog/w478-h640/IMG_0138.JPG" width="478" /></span></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku memang ikut menulis di dalamnya. Sebagai anggota Perlima—<a href="http://www.perempuanpenulispadma.com" target="_blank">Perempuan Penulis Padma</a>, sebuah komunitas perempuan penulis yang terbit dari kumpulan ibu-ibu yang menyukai menulis dan ingin membuatnya menjadi serius—aku terpanggil pun untuk ikut menulis dalam sebuah kegiatan yang dinamakan Jurnal Oktober, pada 2022. </div></span><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Jadi, kegiatan Jurnal Oktober mengajak para anggota Perlima untuk menuliskan kisahnya, nyata, selama 30 hari berturut-turut di halaman Facebook Perlima, atau instagram bila yang tak bermain Facebook. Selama empat minggu, anggota harus menulis dalam tema yang berbeda-beda. Tema yang sudah ditentukan adalah: ayah, wayang, kearifan lokal, dan <i>traveling</i>. Satu minggu satu tema. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dari semua tulisan yang masuk, dipilihlah tulisan yang berhasil memenuhi kriteria untuk dibukukan. Mereka ini adalah yang berhasil menulis tuntas hingga 30 hari, dan yang telah menulis minimal dua tema hingga separuh periode lebih. Terkumpullah penulis-penulis tersebut, total 15 penulis dengan 37 tulisan. Ada yang menulis keempat tema, ada yang tiga, dua, ataupun satu. Penulis satu tema adalah penulis yang tidak tuntas menulis dalam 30 hari, tetapi memiliki jumlah tulisan cukup banyak sehingga diberi <i>reward</i> untuk memilih satu tema untuk dibukukan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam penyusunan buku ini aku bertugas sebagai pembuat <i>cover</i> dan tim <i>proofreader</i>. Mau tak mau, aku membaca tuntas seluruh isi buku ini, dengan bahagia. Di tema ayah, tema paling menyentuh untuk dibaca, tentu saja diwarnai dengan cucuran air mata di sana sini. Teman-teman penulis ini sangat pandai menggiring pembaca untuk menahan napas sejenak dalam setiap kejadiannya, lalu leleh bersama luapan rasa cinta masing-masing mereka kepada ayahnya. Tanpa terasa, air mata ikut mengalir dalam senyap. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Rasa cinta kepada seorang ayah biasanya paling sulit diungkapkan oleh anak gadisnya. Dalam buku ini, masing-masing mereka memiliki satu kenangan yang kadang dimunculkan dalam satu simbol yang menjadi prasasti sayang mereka kepada sang ayah. Endang S. Uban, melekatkan ungkapan "gombal" sebagai satu pertanda sayang ayah kepadanya. Febriyanti DS memaknai mobil kuno mereka sebagai lukisan cinta yang dicurahkan oleh ayah kepada keluarganya. Indria Pramuhapsari, yang sekaligus bertindak sebagai editor di buku ini, membiarkan cinta pertamanya larung dalam kasih sang ayah. Sementara dr. Rossy Anggraini, sang pemenang dalam Jurnal Oktober ini, mengungkapkan bahwa suaminya telah menjelma menjadi kembaran sang ayah, sekaligus melegitimasi bahwa kecenderungan seorang anak gadis memilih pasangan adalah serupa ayahnya. Masih ada enam kisah lagi tentang ayah yang akan mengharubirukan hati pembaca buku ini.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di tema wayang, penulisan dari berbagai sudut pandang pun muncul. Fifin Maidarina, sang sarjana Fisika, mengupas gunungan dengan mengambil aspek golden rationya. Pernahkah Anda terpikir soal itu? Kemudian ada Iradah Haris, bu lurah dari Bawean yang membahas kisah Sakuntala yang pernah dibacanya dari lemari tua ibunda. RWilis, sang ketua Perlima, membahas tentang wayang dalam pemahamannya yang unik. Aku sendiri mengisahkan kekagumanku pada seorang dalang cilik <i>wannabe</i> yang menginginkan kue wayang untuk ulang tahunnya yang kelima. Empat tulisan lainnya juga membuat kita belajar banyak tentang dunia perwayangan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selanjutnya ada tema kearifan lokal yang sangat menarik. Banyak hal yang bisa dipelajari dari bagian ini. Ihdina Sabili, yang baru saja memiliki putra pertamanya, menuliskan tentang pengantin di daerahnya yang masih memiliki tugas tambahan setelah perhelatan sakral dilaksanakan, hingga 35 hari setelah acara. Iva Hasyim, seorang aktivis perempuan, menuliskan tentang Tri Hita Karana, filosofi rumah adat Bali yang menarik. Ada juga Sartini, seorang guru yang berdedikasi, menuliskan tentang wedangan, sebuah tradisi Jawa yang tak sekadar berkumpul dan menikmati makanan serta minuman saja. Yenni Sampoerno, mantan penyiar radio Suara Surabaya, menjelaskan tentang bagaimana jamu bisa dijadikan sumber pendapatan yang menguntungkan. Masih ada tujuh tulisan seru lainnya di buku ini yang sangat menarik, sayang untuk dilewatkan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di tema <i>traveling</i>, tema yang paling seru, kita seolah diajak menjelajah ke berbagai belahan dunia. Tulisan Wina Bojonegoro, pendiri Perlima, mengajak kita menjelajah hamparan tulip di Turki, tentu saja beserta drama-drama yang menyertainya. WS Arianti, seorang penulis yang juga mengabdikan diri sebagai pekerja kemanusiaan, mengisahkan petualangannya di Aceh sambil mengenang kembali pengalamannya menjadi tim tanggap darurat saat terjadinya Tsunami. Yoni Astuti, seorang pramuwisata berpengalaman dan bersertifikat, mengajak pembaca berpetualang di Sumba dengan berbagai kisah uniknya. Total ada delapan kisah traveling yang mengambil berbagai sudut pandang penulis yang menarik. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUmGE5xtJEoLAII07pTEeSw2L4WTx-Imud60qa85KQOXmvBpPCoznkS2RWvHCrZ6oh3TNYq0TPIgDDSLbNvZO6t5Y2565BYdM7rgR5QtPia6i17y-XvepJUi-ii0AL0Lsc_Jz6w0ZI8ADq-WHQnhZaNqvcAECIk6sQVFAX7CISOWkOIDHROXr8zczYeN4/s2592/IMG_0139.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="2592" data-original-width="1936" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUmGE5xtJEoLAII07pTEeSw2L4WTx-Imud60qa85KQOXmvBpPCoznkS2RWvHCrZ6oh3TNYq0TPIgDDSLbNvZO6t5Y2565BYdM7rgR5QtPia6i17y-XvepJUi-ii0AL0Lsc_Jz6w0ZI8ADq-WHQnhZaNqvcAECIk6sQVFAX7CISOWkOIDHROXr8zczYeN4/w299-h400/IMG_0139.JPG" width="299" /></span></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Tulisanku di tema traveling dalam buku <i>Surat Cinta di Lemari Tua</i></span></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam setiap tema, pengalaman penulis membuktikan bahwa dalam satu peristiwa hidup, banyak hal yang bisa diabadikan menjadi tulisan. Bahkan dalam pengalaman yang serupa pun, tidak akan sama antara satu orang dan lainnya. Kisah perjalanan hidup dalam buku ini seakan mengajak kita duduk di kursi <i>rollercoaster</i>. Menangis, tertawa, menghela rindu bersama.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><a href="https://www.ngopibareng.id/read/perlima-launching-buku-kelima-berjudul-surat-cinta-di-lemari-tua" target="_blank">Peluncuran buku </a>ini diadakan di Aula IFI (Institut français Indonésie) Surabaya, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2023. Buku ini telah membawa kehangatan di dunia literasi dengan tema-tema yang ada di dalamnya, sebagai warisan untuk generasi berikutnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Buku ini bukan sekedar surat cinta yang teronggok pasrah di lemari yang penuh kenangan, melainkan setumpuk surat cinta untuk masa depan, untuk generasi nanti yang akan membacanya kembali.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">Data Buku:<br /></span><span style="font-family: verdana;">Judul Buku: <i>Surat Cinta di Lemari Tua</i><br /></span><span style="font-family: verdana;">Penerbit: Padmedia Publisher<br /></span><span style="font-family: verdana;">Jumlah Halaman: 200 halaman<br /></span><span style="font-family: verdana;">Penulis: Endang S. Uban, Febriyanti DS, Fifin Maidarina, Ihdina Sabili, Indria Pramuhapsari, Iradah Haris, Iva Hasyim, Rossy Anggraini, RWilis, Sartini, Wina Bojonegoro, Windy Effendy, WS Arianti, Yenni Samperno, Yoni Astuti<br /></span><span style="font-family: verdana;">Editor: Indria Pramuhapsari<br /></span><span style="font-family: verdana;"><i>Cover Make</i>r: Windy Effendy<br /></span><span style="font-family: verdana;"><i>Layouter</i>: Farrah Alifia Putri</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /><i><span style="font-size: x-small;">Pemesanan buku bisa melalui Instagram Perlima @perlima.official</span></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><span style="font-size: medium;">#windyeffendy #resensibuku #suratcintadilemaritua #perlima</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-20546450979637398162024-03-17T05:43:00.000+07:002024-03-17T05:53:39.145+07:00Episode 17: The Princessa<h1 style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu kue hits pada zamannnya adalah kue-kue princes. Sama pakemnya seperti si kue Elsa, dengan berbagai macam bentukan model gaun atau replika. </span></h1><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: black; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvJY2BALq0GkazmpkfyaqjxXX0Oa496zpgfcDj8mAvaSfAZ1TeuO1wEWj6qkjYRuLB0Yn_wjg9UoE_WkotSPM3DI1xH4dJYbAxiBBwX3Tye-ueFpZHoOj7IUhGJm2lL4qK3Ac3FcMVbuFqG5m7cLI4nn8w70qSoVGsLetuOsLJNxAuBnV205Dxog0X-QI/w410-h640/17.png" width="410" /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pakem pembuatan kue ini adalah satu boneka perempuan—yang dulu selalu menggunakan boneka Barbie, tetapi semakin lama semakin jangan lah, ya, sayang bonekanya mahal, jadi pakai yang replika saja—dan tumpukan kue bulat yang akan di-carving menjadi bagian dalam roknya. </span></div></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><i>Carving</i>, atau pemahatan, berarti mengubah bentuk kue yang tadinya bulat menjadi satu bentuk tiga dimensi. Untuk dasar kue barbie atau <i>princess</i> ini biasanya base on kue bulat 20 cm atau 18 cm, tergantung harga dan kesepakatan dengan pemesan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tiga atau empat kue bulat disatukan dengan ganache—coklat batangan yang dilelehkan dengan campuran susu dalam komposisi 1:1 atau 1:2—atau selai, atau <i>buttercream</i>, ditumpuk menjadi satu ke atas. Dari atas ke bawah dibuat bentuk contong terbalik. Bagian atas lebih kecil dari bagian bawahnya. Trik membuat kue berbentuk rok ini adalah harus memperhatikan proporsinya. Sebesar apa rok ingin mengembang, atau sebanyak apa kue ingin disajikan kepada pemesan. Terlalu gembung roknya juga tidak akan cantik, terlalu kerempeng juga tidak menceritakan si putri yang berasal dari negeri dongeng. </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: black; font-size: medium; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="367" data-original-width="336" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeGHwWle-wxUXadRIBTqVffYGUHEBnZEFGMdKrkbZiSzfAhURX2Xci510I5cKhaJmxzN7JtZCtVNf9T6mYRuq654wpGcS7KDZ0YRsoFpPucU5HEShHLh685d8h5Ncta9RKJXZKk84guh3Z0JQ_9pNnboiUsNmeA8W4o7FiKM-N9VswayX-idJx3JxpLAw/w366-h400/snowhite%20RKI.jpg" width="366" /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bagian kaki si boneka <i>barbie</i> ini biasanya aku bungkus dengan <i>plastic</i> <i>wrap</i>, untuk kemudian ditancapkan ke dalam kue yang telah dibentuk tadi. Ada yang membuatnya dengan memutus bagian kakinya dan menambahkan tusuk sate tebal sehingga akan lebih mudah menancapkan bonekanya. Sementara aku lebih suka memberikan boneka dalam bentuk utuh sehingga dia yang berulang tahun bisa memainkan bonekanya selepas kuenya habis dimakan. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: black; font-size: medium; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="661" data-original-width="500" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTBIj5Zsumlqs6pd2xm1ixpE-OULhTscHVgz6L0p_oaBjiVCGLgLcPoYI6TKKZQQAhyphenhyphenFhWRCOHLAmNetLqaa0Zb2pKb_svN2NqW1tCuRnHpxU_6YRzWJY3Yb_yJuXMmwACJNVb2EP3SYeb0bvICjXmJ9nKvegwVRSo3amS1O-tErep_A92-Nb3YJ3_-v0/w484-h640/barbie%20oke5.jpg" width="484" /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium; text-align: justify;">Setelah si boneka tertancap rapi, barulah semua bagian yang akan ditutupi dengan <i>icing sugar</i> atau fondant—begitu gampangnya aku menyebut si plastisin yang bisa dimakan ini—diberi buttercream atau <i>ganache</i> tipis untuk merekatkan fondantnya. Aku lebih suka menggunakan <i>buttercream</i> tipis agar aplikasi fondantnya lebih mudah. Tak jarang juga aku menggunakan <i>ganache</i> bila memang diinginkan full coklat di kuenya. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="color: black; font-size: medium; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="705" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwz24ABAPQRNxJvwkAbs6aVLDjtTlOY2YFef0TQXumtVYbdx6OE6oUGESjXuJ8Cv85o-CMUsC6cLM3QYWgs0ebiDxixyIDDrLEf6VRZX3dlIt8Oblus_02PqD50q3sy60-a2nCHfWPqEqq42DNRS3oZVqzGOTmpgyhJgTCjX6mT7bP5QfnivH6dAFltUs/w440-h640/cinderella%20cake13.jpg" width="440" /></span></div><p style="text-align: left;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bagian setelah itu yang paling seru. Membuat gaunnya dengan suka ria! Aku suka menantang diriku untuk membuat aneka rupa gaun dengan—ehm, aneh—unik. Tanpa lepas dari koridor permintaan pemesan, aku menambahkan beberapa hal untuk membuat kuenya berbeda dari yang lain. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang paling suka adalah ketika harus membuat etnik barbie. Aku sempat belajar kepada salah satu suhu per-barbie-an, Teh Nicke, untuk membuat etnik barbie yang detail. Selanjutnya, dalam setiap pembuatan kue barbie, aku berusaha membuatnya lebih detail dengan penambahan ornamen atau asesoris.</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBYPtMjc40Fp-hdLopf50t-xxRXkFL9jCSv9f6_kkGzroC78vnJmu0bxF7iGjZjA7rDKPli6KXjNVsZXLHlKW9mogi64Zjhx-C3YNYTNN5qHjJk2V_h85Ebdkl0FF_GEhsMG3xc63rxUQsYaem3a_MRHoGV3lYVr7-1259kkmsbJpfTx9y4_rf96B8jls/s1024/royal%20pink%20barbie%20cake%20rumahkueica01.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="697" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBYPtMjc40Fp-hdLopf50t-xxRXkFL9jCSv9f6_kkGzroC78vnJmu0bxF7iGjZjA7rDKPli6KXjNVsZXLHlKW9mogi64Zjhx-C3YNYTNN5qHjJk2V_h85Ebdkl0FF_GEhsMG3xc63rxUQsYaem3a_MRHoGV3lYVr7-1259kkmsbJpfTx9y4_rf96B8jls/w437-h640/royal%20pink%20barbie%20cake%20rumahkueica01.jpg" width="437" /></span></a></div><p style="text-align: left;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu yang aku suka adalah dengan teknik <i>painting</i>. Kebanyakan barbie aku buat dengan menggunakan teknik <i>painting</i> untuk menambahkan <i>shadow</i> atau bayangan, kemudian memberikan detail motif. Seperti ketika aku membuat kue untuk sahabatku Lia Afif, dengan meniru persis salah satu gaun yang diproduksinya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak jarang di beberapa pesanan, aku tidak perlu membuat gaunnya. Yang kulakukan adalah membuat cerita di dalam kue itu dengan memanfaatkan tokoh atau karakter yang digunakan. Seperti di <a href="http://www.rumahkueica.com/2012/11/barbies-mermaid-cake.html" target="_blank">kue mermaid</a>, atau si <a href="http://www.rumahkueica.com/2012/11/barbie-charm-school-cake.html" target="_blank">barbie charm</a>, atau Rapunzel <i>cake</i> ini.</span></p><p style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8gSYAjnERnYEksm2g-wEhrarXtlmwhXc2TMEosnOuQDEEsNjH10bvnm6Oa_MIMmAH32TNgeMmKAM1ZybSV_mk2aTy-W9T4Qx8u8HMHgqtYtuFajYQBq_BwztN4meduqto3N6ZSRrGWv9-bsq7ijQzGLPP2RCmiML0YK9xLeWK5jmteDXK9FnqfHSX8ns/s1024/Rapunzel%20Birthday%20Cake2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="color: black; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="691" data-original-width="1024" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8gSYAjnERnYEksm2g-wEhrarXtlmwhXc2TMEosnOuQDEEsNjH10bvnm6Oa_MIMmAH32TNgeMmKAM1ZybSV_mk2aTy-W9T4Qx8u8HMHgqtYtuFajYQBq_BwztN4meduqto3N6ZSRrGWv9-bsq7ijQzGLPP2RCmiML0YK9xLeWK5jmteDXK9FnqfHSX8ns/w640-h432/Rapunzel%20Birthday%20Cake2.jpg" width="640" /></span></a></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bermain-main dengan detail ini membuatku melatih kesabaran. Banyak helaan napas panjang yang kulakukan sepanjang pembuatan kue-kue yang rumit karena aku bukan orang yang sabar sebenarnya. Namun, target dan tujuan pembuatan kue, termasuk bagaimana hasil jadinya nanti, selalu membuatku bertahan. <i>Task must be done</i>. Apa pun yang terjadi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycake #rumahkueica </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-38480779493570833492024-03-15T08:13:00.000+07:002024-03-15T08:13:27.173+07:00Bento Benta untuk Bita<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><b>Matanya kurang lurus. Yang satu terlalu ke bawah, sedangkan satunya tampak melenceng ke atas. Benta mengambil pinset, menyentuh satu garis mata kiri dengan perlahan, dan meletakkannya lebih tinggi dua milimeter dari tempatnya semula. </b></span></h3><div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwSOSkRCGrL1qyeMZF3kK2VZ0EfRvEYgq-eXyV12PFQxLR8LOr4GFP0PTAmGzOicyuHl9xv-c8BkcYQXRfX4Pww7eILjLV03bre5dDEFIuZu2GriDgBkO2Upxuiq9Voq7wZ3od0BAVsDR7H2BBgOtiBqaOxkeouzz5rwBPX8xjyiwpnWdkROfQrhCUCEo/s1024/bento%20box%20ai3.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwSOSkRCGrL1qyeMZF3kK2VZ0EfRvEYgq-eXyV12PFQxLR8LOr4GFP0PTAmGzOicyuHl9xv-c8BkcYQXRfX4Pww7eILjLV03bre5dDEFIuZu2GriDgBkO2Upxuiq9Voq7wZ3od0BAVsDR7H2BBgOtiBqaOxkeouzz5rwBPX8xjyiwpnWdkROfQrhCUCEo/w640-h640/bento%20box%20ai3.jpeg" width="640" /></a></div><br /><b><br /></b></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ah. Sekarang garis mata kanannya tampak terlalu ke bawah. Benta menyentuhkan ujung besi dingin pinset itu ke garis mata kanan, mengarahkan satu ujung garisnya sedikit ke bawah. Nah. Wajah itu semakin ajaib.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta meletakkan pinset itu di meja yang penuh dengan lembaran nori, serpihan telur gulung, remahan nasi yang berceceran, sendok, garpu, serta plastik yang bertebaran di sana sini. Jantungnya berdegup kencang saat melirik jarum jam dinding. Sebentar lagi pukul tujuh, dan bento untuk Bita belum juga siap. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Mama, mana tempat pensil Bita?" Tiba-tiba, suara gadis kecil itu terdengar begitu nyaring. Duh, masih saja ada barang-barangnya yang terseliip. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Di dekat tas Bita, di meja belajar. Coba cari!" teriak Benta tanpa beranjak dari dapur.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Hush! Berisik! Jangan teriak-teriak. Masih pagi!" Aldo melintas di sampingnya sambil menyerukan kalimat itu dalam volume lirih. "Sana, bantu Bita cari tempat pensilnya." Suaminya lalu duduk sambil mengambil satu roti bakar di meja makan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Aku belum selesai membuat bento untuk bekal Bita," jawab Benta. Mengapa bukan Aldo saja yang membantu Bita, batinnya. Aldo juga pasti tahu kesibukannya sepagi ini.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Selalu saja barang berceceran di mana-mana. Ajari anakmu itu menyimpan dengan benar. Kamu harus kasih contoh." Aldo menjawabnya tanpa beranjak sedikit pun, bahkan sambil sibuk menatap gawai di tangannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Darah Benta menggelegak. Setiap pagi selalu begini. Di mata Benta, semua sudah ditata rapi di tempatnya masing-masing. Benta tidak pernah memahami Aldo yang tak henti-hentinya meminta dia membereskan rumah. Bagi Benta, semuanya sudah rapi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Aku sudah ajari dia! Aku juga sudah menata rumah! Seperti apa yang kamu minta lagi?"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tangan Aldo terhenti di udara. Matanya menatap Benta yang berdiri tepat segaris lurus di hadapannya, di balik meja dapur tempat Benta membuat bento. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta menelan ludah. Tatapan Aldo yang menusuk seakan menembus tubuhnya, mencairkan isi otaknya, dan membuat tulang-tulangnya melunak. Rasanya Benta ingin masuk ke dalam lemari dapur untuk menyembunyikan dirinya dari semua tuntutan Aldo dan kewajiban diri bersibuk ria setiap pagi. Aldo tak pernah memujinya dan hanya menghamburkan kata-kata pedas nyaris setiap hari. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Mama!" teriak Bita lagi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aldo berdiri. Benta lekas-lekas meletakkan cetakan nori yang dipegangnya dan berlari ke kamar Bita di dekat ruang tamu. Langkah Aldo yang diterabasnya berhenti seketika. Bita tak menoleh sedikit pun. Baginya, Aldo tak nampak. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Ada apa, Bita?" tanya Benta sambil melangkah masuk ke kamar anak semata wayangnya itu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Tolong ikatkan kerudung Bita," jawab Bita sambil mengerjapkan kelopak matanya yang dihiasi bulu ikal yang menggemaskan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta menghela napas. Gadis kecilnya ini memang usil bukan kepalang. Bisa saja Bita datang ke dapur, bukannya berteriak seperti ini. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Cepat, Ma! Sudah mau terlambat! Bento Bita sudah, kan?" Bita kini membelalakkan matanya sejenak sebelum membalikkan badan, memposisikan tali kerudungnya menjadi di depan Benta.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Lekas-lekas Benta mengaitkan dua tali yang terurai di hadapannya menjadi satu pita cantik yang menghiasi bagian kerudung Bita. Dalam kepalanya, berlarian bayangan satu kepal nasi dengan potongan nori yang tak sama arahnya, tumpukan telur dadar gulung yang berserakan tak beraturan, sosis gurita yang belum diberi mata dan ditata bagian bawahnya agar menyerupai tangan terkembang, dan anggur yang belum dicuci dan dimasukkan ke dalam bagian lain kotak untuk melengkapi jargon makanan sehat yang didengung-dengungkan dari sekolah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selesai mengatur pita kecil yang diributkan Bita sedari tadi, Benta berbalik untuk bisa segera menyelesaikan kotak bento untuk gadis kecilnya ini. Namun, ternyata tidak semudah itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Ma, bantu Bita beresin kotak pensil dulu! Tadi isinya berantakan," kata Bita sambil menunjukkan bagian dalam tasnya yang penuh dengan pensil dan pena yang saling menumpuk di antara buku-buku pelajaran Bita hari ini.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nyaris putus asa, Benta menarik napas dalam-dalam. "Bita bisa sendiri, kan? Mama mau merapikan bento buat Bita. Be—"</span></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Nggak mau! Pokoknya Mama yang beresin!" Teriakan Bita begitu kencangnya hingga Benta merasa gendang telinganya bergetar kuat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Nanti terlambat kalau bentonya belum selesai!"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Gak mau! Ini dulu!" </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Gadis kecil enam tahun ini sungguh keras kepala. Ada masa-masa Benta ingin menjitak anak kecil yang kadang-kadang susah diberi tahu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Bita ...," kata Benta perlahan. Nada suaranya bergetar demi menahan diri untuk tidak membentak. "Ayo, kita bereskan sama-sama."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bita melunak. Gadis kecil itu mulai mau membereskan isi tasnya yang berantakan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dengan sedikit tergesa, Benta memasukkan pensil yang dipegangnya cepat-cepat ke tempat pensil Bita yang kosong.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Nah, ini Bita beresin, Mama ke dapur sebentar, ya."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta menarik napas lega ketika Bita mengangguk. Dengan kecepatan bagai kilat, Benta kembali ke dapur.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sesampainya di dapur, Benta tertegun. Kotak bento untuk Bita sudah tertutup rapi. Meja dapur yang tadinya bagaikan pasar tumpah, kini sudah rapi. Aldo sudah tidak tampak. Suaminya berangkat tanpa berpamitan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Perlahan, Benta mendekati kotak itu. Dibukanya pelan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si nasi kepal sudah memiliki mata dari potongan nori, terpotong dan tertata sempurna di permukaannya. Telur gulung sudah diatur dengan cantik di bagian lain. Beberapa butir anggur bulat sudah siap di ujung kotak. Para gurita sosis sudah berdansa bersama di tepi lainnya, dengan tangan mekar sempurna, serta memiliki dua titik mata dari nori yang mungil.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebuah kertas terselip di bawah kotak bento. Benta mengambilnya dengan napas tertahan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><i>Sudah kuselesaikan. Antar anakmu, jangan terlambat.</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Rupanya, Aldo mengambil alih tugasnya. Sedikit rasa kesal terbit di hatinya. Ini tugasnya, bukan Aldo. Tadi dia ingin Aldo menghampiri Bita, bukan justru mengambil alih tugasnya menangani bento. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bita muncul dari kamarnya. "Sudah, Ma?"</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta tersentak. "Sudah, ayo berangkat." Diambilnya kotak bento Bita lalu dimasukkannya ke dalam tas Bita yang mungil.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selama perjalanan mengantar Bita, Benta terus saja memikirkan sikap Aldo. Apakah Aldo ingin membuktikan dia lebih bisa? Apakah Aldo ingin menunjukkan bahwa dia pahlawan? Apakah Aldo ingin menunjukkan bahwa Benta tidak becus?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta tahu, dirinya masih harus banyak belajar mengatur rumah dan anaknya. Usia perkawinan mereka baru tujuh tahun. Selama itu Benta sibuk mengurus Bita dan rumah sementara Aldo bekerja keras demi mereka. Namun, Benta masih berkumpul dengan teman-temannya secara berkala, mengerjakan proyek ini itu demi kewarasan otaknya. Aldo selalu marah-marah dan mengatakan dirinya terlalu banyak berkumpul dengan teman-temannya dan mengabaikan urusan rumah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bagi Benta, urusan rumah sudah beres, baru dia keluar rumah. Lagi pula dia keluar rumah di antara jam menanti Bita pulang sekolah. Aldo yang terlalu tinggi standarnya, terlalu sempurna permintaannya. Benta terkadang kesal saat harus memenuhi kemauan Aldo yang ingin rumahnya rapi tanpa noda seperti di buku-buku desain interior.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam perjalanan pulang, sebuah pesan masuk ke telepon genggamnya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Kamu harus fokus. Jangan terlalu ingin tampak sempurna, tapi tidak bisa mengatur waktu. Anakmu itu yang penting ada bekalnya, tidak perlu aneh-aneh. Kalau mau bikin yang sempurna, bangun lebih pagi! Siapkan malam hari! Kalau tidak, jangan memaksa diri."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pesan dari Aldo itu membuatnya menghentikan mobil di tepi jalan yang sepi. Ternyata, bagi Aldo dia terlihat memaksa diri. Benta menghela napas. Mau tak mau, Benta harus mengakui bahwa akhir-akhir ini dirinya kewalahan mengatur waktu. Proyek masuk begitu banyak, Bita sudah semakin cerewet, sementara rumah juga sering tak terurus.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Menguatkan tekad, Benta membalas pesan Aldo.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">"Maafkan aku, ya. Beri aku kesempatan mengubah diri."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tiga puluh menit kemudian, pesan itu berbalas. "Belajar atur waktumu."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benta menghela napas sekali lagi. Baiklah, kali ini dia akan berusaha lebih keras. <i>Bita, bentomu esok pagi akan lebih cantik dari hari ini!</i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><i><br /></i></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #cerpen #bento</span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-39877494735392871872024-03-10T06:18:00.000+07:002024-03-17T09:59:40.721+07:00Ice Cream adalah Kami<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam kehidupan kami, es krim adalah penyelamat di semua situasi. Ia adalah tujuan, ia adalah harapan, ia adalah kekuatan yang membuat kami bisa tetap tertawa bersama. Es krim adalah sahabat dalam semua cerita-cerita kami. </span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhck5LR_WyRegYD9b1ZIJQNOq9pb2ia0bvplqaH_Rege6DGptEgKHl5UQsPPU2kpDNBI6vIWeIRux3zWMSlpMOAXVjp0SJhqF29LljEVj_s9f1OqrIXAiq_tp5v9hRB3OPhHPQRpTe44McfuMV4vypQvW-qgEVOsoad_HNinCWwvcQHwDQy2K9fDZ50eV4/s1024/icecrem%20ai2.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhck5LR_WyRegYD9b1ZIJQNOq9pb2ia0bvplqaH_Rege6DGptEgKHl5UQsPPU2kpDNBI6vIWeIRux3zWMSlpMOAXVjp0SJhqF29LljEVj_s9f1OqrIXAiq_tp5v9hRB3OPhHPQRpTe44McfuMV4vypQvW-qgEVOsoad_HNinCWwvcQHwDQy2K9fDZ50eV4/w640-h640/icecrem%20ai2.jpeg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika Fia dan Ica kecil, mereka sering kambuh asmanya: berupa batuk pilek yang tak kunjung sembuh. Ayahku, yang adalah dokter spesialis anak, tinggal di Jombang sementara kami di Surabaya. Terkadang ayahku memberikan resep saja, terkadang menyuruh kami pergi ke salah satu sahabatnya di Surabaya, dokter spesialis anak juga. Uti Fat, begitu kami memanggilnya, selalu memberikan resep yang manjur, dan satu hal yang menyenangkan: tetap makan es krim, boleh. Makanlah es krim vanila, jangan yang coklat. Jadinya, bila Fia dan Ica mogok minum obatnya, es krim vanila pun jadi pelipur lara.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tidak setiap hari mereka jajan es krim, tentu saja. Es krim menjadi salah satu <i>reward</i> yang dinantikan ketika mereka menyelesaikan tugas atau berhasil menaklukkan tantangan yang kuberikan. Bila sehari-hari di rumah, cukuplah ada satu wadah kecil es krim sebagai cadangan untuk diberikan kepada mereka sewaktu-waktu. Bila mereka ikut ke <i>minimarket</i>, mereka boleh pilih satu—atau maksimal dua, yang tidak boleh dimakan sekaligus—untuk dibawa pulang. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Itu ketika mereka masih kecil. Semakin besar, remaja, bahkan beranjak dewasa kini, mereka masih tergila-gila pada berbagai jenis es krim. Namun, mereka juga tak memilih banyak, hanya satu atau dua untuk dimakan secukupnya. Atau mereka memilih membeli satu <i>pitcher</i> besar untuk dimakan bersama-sama. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika traveling, tentu saja es krim menjadi salah satu <i>must have item</i> yang ada dalam daftar. Seperti ketika kami berlibur ke Yogyakarta, Tempo Gelato selalu menjadi tujuan. Biarpun waktu yang tersedia tak banyak, kami selalu menyempatkan mampir ke sana, demi satu <i>scoop</i> gelato yang menenteramkan. Bila ada waktu cukup longgar, kami duduk di sana sambil berdiskusi kegiatan liburan serta kegilaan-kegilaan yang menyertainya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebelum pandemi, kami menyempatkan backpacker berempat ke Jepang. Salah satu tujuan kami sangat jelas: soft ice cream matcha di Arashiyama! Fia dan Ica fokus kepada es krimnya, tentu saja. Ketika kami baru turun dari kereta di Stasiun Saga-Arashiyama, dua gadis itu langsung mencari-cari di mana letak si penjual es krim ini berada. Kami berjalan menuju ke tepian sungai Katsura sebelum menyeberangi Jembatan Togetsu-kyo menuju hutan bambu. Ternyata, di tepian ada satu lapak kecil yang sebenarnya belum buka, tetapi sudah siap melayani pembelian es krim matcha.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC15HyTfDGLfeWT87wuzCiud9RmkT_KWC5PzT4JKLBV2naUAxeg8CXSbgCFoBWG8KGHDnxsyfWBoktGfGClwFtBrf6jx1y7hQ8KTXIBaWeXgaxh9jb0bKQ_UuoqF7iSlMZdtk4se0RHvI9mJq6s4USkhI1dAvdkwmbh3nHl8YXR8r_DE2tIW19cNkcFuk/s1024/icecrem%20ai3%20marcha.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="1024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC15HyTfDGLfeWT87wuzCiud9RmkT_KWC5PzT4JKLBV2naUAxeg8CXSbgCFoBWG8KGHDnxsyfWBoktGfGClwFtBrf6jx1y7hQ8KTXIBaWeXgaxh9jb0bKQ_UuoqF7iSlMZdtk4se0RHvI9mJq6s4USkhI1dAvdkwmbh3nHl8YXR8r_DE2tIW19cNkcFuk/w640-h640/icecrem%20ai3%20marcha.jpeg" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tanpa menunggu lama, Fia dan Ica segera berlari dan membelinya. Sungguh, kegembiraan mereka di mataku tak akan terlupakan. Satu tujuan tercapai. Kami pun menikmati es krim itu di tepi sungai, benar-benar menikmatinya hingga tuntas, baru kemudian berjalan lagi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bagi kami, tak perlu ada momen khusus untuk menikmati es krim. Sebagai sebuah pelengkap kebahagiaan, es krim adalah sebuah ikatan di antara kami.</span></p><p style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig8m0ZGaj3X7AmkU_4DmLzy-dji2_GAreCO5l-VUVwM7bsbCCfq2ARTWpKNHrGltRZGiAxfEGsRvKFObklrMUNm6mmgMBIU5iWTWxnzzkqV-DHhw2GWOJ19KaRkJaH1HZxcj29DRzJ4TbcZFsaZha1HZALPgvgBOHMobfZIqafzUGc0SbvAQSVsTpyPNU/s535/Screen%20Shot%202024-03-10%20at%206.21.32%20AM.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="535" data-original-width="535" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig8m0ZGaj3X7AmkU_4DmLzy-dji2_GAreCO5l-VUVwM7bsbCCfq2ARTWpKNHrGltRZGiAxfEGsRvKFObklrMUNm6mmgMBIU5iWTWxnzzkqV-DHhw2GWOJ19KaRkJaH1HZxcj29DRzJ4TbcZFsaZha1HZALPgvgBOHMobfZIqafzUGc0SbvAQSVsTpyPNU/w640-h640/Screen%20Shot%202024-03-10%20at%206.21.32%20AM.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Soft ice cream matcha yang kami nikmati di tepi Katsuragawa</td></tr></tbody></table><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;">#windyeffendy #eskrim #kyoto #arashiyama<br /><br /></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-65669028015914905802024-03-01T23:05:00.000+07:002024-03-17T10:03:18.599+07:00Ibu Juga Boleh Tumbang, Kok<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ibu juga seorang manusia biasa. Bisa tumbang, bisa lelah. Bisa menyerah, bisa terluka. Bahkan, bisa saja menghilang. Semua ibu, di dunia ini, mungkin bila boleh berujar, ingin istirahat sejenak.</span></h3><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoKezhEYh802G_l83gvxc2mx3tl6wMi29qJQSIXwbqy_AK9Pr7zhe8T91Zs4alelrAIl9bSbyYZM1IE8FDtvyKEU5nYR6hy8GBWbpyg6rF0Y-5sgB8DMt2E1B62YTi5_FCYS4WhqgTzCovbpkbFDJlg0ZZ-oM1hxfgeHcFLgpDJ_iUNpV6prjf9RVUHNY/s1080/25.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoKezhEYh802G_l83gvxc2mx3tl6wMi29qJQSIXwbqy_AK9Pr7zhe8T91Zs4alelrAIl9bSbyYZM1IE8FDtvyKEU5nYR6hy8GBWbpyg6rF0Y-5sgB8DMt2E1B62YTi5_FCYS4WhqgTzCovbpkbFDJlg0ZZ-oM1hxfgeHcFLgpDJ_iUNpV6prjf9RVUHNY/w640-h640/25.png" width="640" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Siapa pun yang pernah jadi ibu, atau sedang jadi ibu, pasti tahu rasanya ketika hati ingin menjerit karena kelelahan, tetapi anak-anak dan rumah masih harus diurus. Ingin rasanya kabur sejauh mungkin dan melupakan semuanya sejenak. Sehari saja, tanpa diributi urusan baju yang belum dicuci, mau masak apa hari ini, rumah yang rasanya tak pernah rapi, dan setumpuk piring kotor yang harus dimandikan. Dan persoalan-persoalan lainnya. Iya atau iya?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika awal menikah, dunia masih milik berdua. Ketika si kecil mulai hadir, ibu muda mulai gelisah. Ternyata, si kecil ini tidak ke mana-mana. Dia tetap di sini, dan harus diurus, dan harus disayangi, dan ibu tidak bisa lari ke mana pun. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika ibu kelelahan, dan jatuh sakit, bapak yang pontang-panting mengurus anak. Bapak jadi tidak ke kantor, menunggui ibu yang sakit—sekaligus mengurus si bocil. Sebisanya bapak akan mencari orang yang bisa dititipi anaknya, sementara bapak akan fokus mengurus ibu. Benar begitu?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Cerita yang umum terjadi. Aku pun tak lepas dari deretan kelelahan dan sakit. Kadang tak terasa karena sibuk mengurus rumah dan anak-anak, tetapi begitu memuncak, langsung tumbang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu ceritaku saat tumbang yang paling menyedihkan—sekaligus menyakitkan, ketika aku didiagnosa menderita skoliosis. Kemiringan pada tulang belakang sekian derajat ke kiri, membuatku kesakitan di kaki kanan. Awalnya aku yang sedang antre di sebuah bank merasakan sakit yang luar biasa di kaki kananku, di sekitar mata kaki lebih tepatnya. Aku ingin duduk, tetapi tentu saja tidak bisa karena antreanku pasti diserobot orang. Aku mencoba bertahan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Meski kemudian urusan di bank berhasil kuselesaikan dengan menahan sakit, nyeri itu tidak berhenti di sana. Ketika nyaris tak tertahankan, aku terpaksa bilang dan meminta suami mengantarku ke dokter. Setelah terlihat kemiringan tulang belakang itu, dunia berubah. Aku harus menjalani terapi, menggunakan korset fiber, menenggak obat anti nyeri dosis tinggi, mengurangi aktivitas berat, dan sebagainya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sementara anak-anak masih harus diantar jemput, harus disiapin makanan dan bekalnya setiap hari, rumah harus dibereskan, dan sebagainya. Aku mulai kuatir. Pada akhirnya, suamiku yang berkorban untuk mengatur antar jemput anak-anak. Urusan rumah, kupasrahkan pada asisten <i>part time</i> yang datang setiap hari.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebenarnya, ketika sakit aku justru bisa beristirahat dari keriuhan rumah. Namun, tentu saja aku tidak ingin jatuh sakit demi sekadar menjeda kesibukan rumah tangga. Hanya saja, siapa pun pasti mengakui, beristirahat adalah bagian dari kebutuhan. Ketika sakit, itu waktunya tubuh beristirahat total.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjPScO21p-84VrO4mn6YIhqDwpP7l3-PSZUEO-xqpt9aqMWJimXC0_cfpnv4DT5H-2EjICc6hbHF1JeNjglYVSAwh-XfaaEcUKggyJccvit_biQYX-0LM7Hm5z0C9GK4rNhtyE6ucYwgV_ncgMcF74LdJFXaYPQm1Ah1QPaJrmbWojt6DcM-kdjTWKJY/s1080/24.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixjPScO21p-84VrO4mn6YIhqDwpP7l3-PSZUEO-xqpt9aqMWJimXC0_cfpnv4DT5H-2EjICc6hbHF1JeNjglYVSAwh-XfaaEcUKggyJccvit_biQYX-0LM7Hm5z0C9GK4rNhtyE6ucYwgV_ncgMcF74LdJFXaYPQm1Ah1QPaJrmbWojt6DcM-kdjTWKJY/w640-h640/24.png" width="640" /></span></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></p>Yang paling lucu, kucingku selalu menungguiku bila aku tumbang dan hanya berbaring di kasur. Dia dengan setia menantiku mengelusnya, atau sekadar tidur di dekat kakiku, datang bila kupanggil. Yang jelas dia membuatku bahagia.</span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Apa kabar anak-anak ketika mamak sakit? Mereka sangat baik, membantu ayahnya dan tidak rewel. Boleh kok, mamak sekali-sekali sakit, sekaligus membuat anak-anak menjadi lebih mandiri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika pandemi, aku tumbang berdua dengan suami. Mau tak mau anak-anak yang mengurusi kami. Walau kami mencoba untuk tidak merepotkan mereka, tetapi dua gadisku itu dengan baik hatinya merawat kami berdua. Sekadar mengambilkan makan dan minum, dan mengurus keperluan mereka sendiri, itu sudah sangat membantu. Mereka duduk di usia SMA dan kuliah ketika aku dan suami tepar kena setruman Covid.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Jangankan penyakit yang berat-berat, kadang mamak juga harus tumbang karena urusan tamu bulanan. Hari pertama atau hari kedua, terkadang aku terkapar karena sakit pinggang yang luar biasa plus sakit perut yang melilit plus keluarnya tamu bulanan dengan deras. Bila tiba harus menyerah di saat seperti itu, aku auto izin pada suami: aku tidak bisa membantu urusan rumah hari ini. Biasanya suamiku sudah paham. </span><span style="font-family: verdana;">Sebuah break singkat dalam sebulan. Sebisanya tidak harus pakai tumbang ketika datang tamu bulanan, tetapi ketika memang menyerang, aku selalu menyerah.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Komunikasi itu penting, kepercayaan pun penting. Tidak lucu ketika ibu sakit dan menitipkan urusan anak kepada suami atau orang lain, tetapi masih saja cerewet dan justru merepotkan mereka yang dititipi. Harus cek bekallah, urusan PR lah, urusan tugas-tugas, bahkan memberikan wejangan-wejangan tidak penting kepada anak dan yang dititipi. Sudahlah, istirahat saja. Percayakan anakmu kepada yang lain—suami, minimal. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Keriuhan, panik, rasa tidak percaya, bingung, semuanya hanya ada di dalam kepala kita. Saat ibu tenang menghadapi semua persoalan, yang menghadapi pun ikut tenang. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #ibutumbang #sakit</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-38531602700455546922024-02-27T22:30:00.000+07:002024-02-27T22:30:00.130+07:00Episode 16: Lagi-Lagi Elsa<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku tidak mampu lagi menghitung berapa banyak kue bertema Frozen dengan karakter Elsa, atau Anna, dan Olaf. Ada yang sempat di-post ada yang tidak. Ada yang sama persis dengan sebelumnya sehingga difoto pun sama saja. Lagi-lagi, Elsa dan Frozen.</span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLj9y4_L0qoekqbHSSpZ_rCTNvuuhrlpeOwR16saxkiYDXRsNljA6JupvvmalJ1WFKdero7at1WoUxbXazqgVEmQkBQTXqqqsiP6NYuNLcQiJGtMo0JBX4AsyRNrs7teJCg1RGDcxicUSI9iA6X4n1jn93cbYCh3ke178vLxD51YlvcG_0qUMzvtly1dg/s800/16.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLj9y4_L0qoekqbHSSpZ_rCTNvuuhrlpeOwR16saxkiYDXRsNljA6JupvvmalJ1WFKdero7at1WoUxbXazqgVEmQkBQTXqqqsiP6NYuNLcQiJGtMo0JBX4AsyRNrs7teJCg1RGDcxicUSI9iA6X4n1jn93cbYCh3ke178vLxD51YlvcG_0qUMzvtly1dg/w410-h640/16.png" width="410" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bicara soal kesulitan pengerjaan, karakter ini termasuk yang sulit untuk dibuat figurin. Juga si Anna. Paling gampang tentu saja si Olaf. Untuk memudahkan, bila customer meminta figurin tiga dimensi Elsa dan Anna, aku mengarahkannya ke satu set mainan karakter Frozen, dengan alasan nanti ketika selesai dan kue sudah dihabiskan, mainannya bisa disimpan. Tentu saja usul ini diterima dengan senang hati.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Satu yang kujadikan kegemaran dalam membuat kue Elsa ini adalah dalam bentuk <i>barbie cake</i>. Istilah <i>barbie cake</i> ini berawal dari kue yang dibuat dengan tambahan boneka Barbie di atasnya. Awalnya, aku menerima dengan real barbie doll dari pemesan. Mereka menyerahkan boneka Barbie—the real one, produksi Mattel—yang lalu kutancapkan ke atas kue dengan berbagai cara. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFVI7C7gY0PMBolAffZNMrM6rV7dWrbtgANxYSdDcrXHfkIyqgC-yFgpBWIhTnHv0YuH3w_uTK9IqDT6mXlrGU3d69o0bCYxiQY2P7DX4UzVYgcUpq5feBE3cMorl4wBeSN6m0EhxsLswWeFxatSBJezoTI1vKUtTd0lp-yVvKQSkaWKLD9Xj9Xuio8w4/s720/elsa%20frozen%20cake%20windy%20rumah%20kue%20ica.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFVI7C7gY0PMBolAffZNMrM6rV7dWrbtgANxYSdDcrXHfkIyqgC-yFgpBWIhTnHv0YuH3w_uTK9IqDT6mXlrGU3d69o0bCYxiQY2P7DX4UzVYgcUpq5feBE3cMorl4wBeSN6m0EhxsLswWeFxatSBJezoTI1vKUtTd0lp-yVvKQSkaWKLD9Xj9Xuio8w4/w400-h400/elsa%20frozen%20cake%20windy%20rumah%20kue%20ica.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sama dengan si Elsa ini. Bentuk kue princess, satu boneka princess di atas kue yang berbentuk rok yang menjuntai. Berbagai bentuk rok aku mainkan. Namun, Elsa memiliki ciri khas tersendiri. Rok biru dengan sparkle di mana-mana, berkibar dan menunjukkan kejenjangan kakinya. Pada karakter aslinya, rok yang dikenakan Elsa tidaklah mengembang seperti gaun Cinderella yang sangat sempurna dijadikan kue yang bervolume. Mau tak mau, aku juga menerapkan cara yang sama. Terpaksa gaun Elsa menjadi mengembang bervolume, hanya demi agar customer mendapatkan kue yang pantas jumlahnya dengan harga yang dibayar.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang kujadikan ciri khasku adalah mengeluarkan satu kaki Elsa dari dalam gaunnya. Tidak syar'i memang, tetapi itu membuat kue Elsa ini menjadi lebih menarik. Kemudian, aku selalu menggunakan teknik painting di rok Elsa. Tidak pernah dengan mewarnai icing menjadi biru, tetapi aku lebih suka langsung memainkan kuas di atas icingnya. Setelah itu, aku menambahkan bintang-bintang perak yang edible—bisa dimakan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saking seringnya membuat kue Elsa ini, aku sengaja menghitung waktuku sendiri. Aku menargetkan penyelesaian dalam waktu setengah jam hanya untuk dekorasinya, tidak menghitung waktu baking kuenya. Ketika diminta untuk melakukan demo membuat kue Elsa di suatu acara dalam waktu setengah jam pun boneka Elsa ini selesai dengan tepat waktu.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8aSmBhFc1QUMDpiJ5sscUnDo7PzmSLRzmVPK7JohOL8mKZieRfP5rzAr5kyDB6ZCsC6f6iiy4smhQETRG5VtRQUbZi6DTU1ZrDRrQeWZi-CM8Pbyh1nYMVTros-My6wRSJKIxokmez4WhWrtjJL8aDgxq9eKutgihVdpuZ7K-7cN_32EONsDPEMqTRGY/s1600/elsa%20frozen%20doll%20cake%20rumahkueica05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1213" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8aSmBhFc1QUMDpiJ5sscUnDo7PzmSLRzmVPK7JohOL8mKZieRfP5rzAr5kyDB6ZCsC6f6iiy4smhQETRG5VtRQUbZi6DTU1ZrDRrQeWZi-CM8Pbyh1nYMVTros-My6wRSJKIxokmez4WhWrtjJL8aDgxq9eKutgihVdpuZ7K-7cN_32EONsDPEMqTRGY/w486-h640/elsa%20frozen%20doll%20cake%20rumahkueica05.jpg" width="486" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Menuliskan cerita si Elsa ini membuatku rindu. Ada berbagai teknik yang kugunakan saat aku bersenang-senang bersama Elsa. Salah satu kue fenomenal yang sangat kusuka adalah saat meletakkan kue Elsa ini di antara potongan gabus yang kubuat seolah menjadi tebing es. Sang anak yang berulang tahun sangat suka dan meminta aku membuat ulang untuk disimpan. Sungguh permintaan yang luar biasa saat itu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada lagi saat aku memainkan permen bening yang kulelehkan untuk menjadi tebing-tebing es. Ketika diterangi lampu, tebing es itu berpendar dengan indahnya. Sayangnya, permen ini juga tidak tahan lama untuk bisa dipajang dan disimpan. Sekarang banyak bahan-bahan pengganti yang bisa membuat displaynya lebih awet. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm-SzjtTEiJKHrhtuxC2rrnV4IvphBBHUPNZj0WySckKDj0Xw68yjfoIGibNupi4NbOr6vrA5_i7CME5B5Wo9CR6OAIxMYc41hXTqmlRZM0_zU2xwxjuoy1XdlX2MP5LjFEG_ws8Vb8onDlCa_BW1ypYGByLC4kDmhIK_9QdORNbd-Lydyi5v1HV1bOcM/s877/elsa+frozen+tebing+003%20windy%20rumahkueica.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="877" height="350" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm-SzjtTEiJKHrhtuxC2rrnV4IvphBBHUPNZj0WySckKDj0Xw68yjfoIGibNupi4NbOr6vrA5_i7CME5B5Wo9CR6OAIxMYc41hXTqmlRZM0_zU2xwxjuoy1XdlX2MP5LjFEG_ws8Vb8onDlCa_BW1ypYGByLC4kDmhIK_9QdORNbd-Lydyi5v1HV1bOcM/w400-h350/elsa+frozen+tebing+003%20windy%20rumahkueica.jpg" width="400" /></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><br /></span></p>Bila sekarang aku diminta membuat kue Elsa lagi, aku akan mengerjakannya dengan senang hati. Lebih kepada kepuasan dan kesukaan diri sendiri dalam mengerjakannya, bukan soal menerima bayarannya. </span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #rumahkueica #kuefrozen #kueelsa</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-74747666763218640612024-02-27T05:00:00.000+07:002024-02-27T05:00:00.347+07:00Episode 15: Si Kucing Oyens<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Belakangan ini kucing oyens sedang naik daun. Aku juga lagi sayang sekali dengan kucing oyensku yang sudah mencapai bobot 5 kg lebih saking endutnya. </span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-XglpuFDkRko0wp2s0rG2t1kbqselfNwz0QbLtu0BkoQrTrCvJ6FbDyX26e3S-CDaMOO5gLfh4RsIAwhBNBs_bpOAKKv6icVKhA8vFWxgbLIw3VFmR-pLeVnwANLDQQs5I4xYnx3-TpZTupbkGU4xZU5_QhmgB5wkalheM_TS2A8YrFEX1guLaG-crko/s800/15.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-XglpuFDkRko0wp2s0rG2t1kbqselfNwz0QbLtu0BkoQrTrCvJ6FbDyX26e3S-CDaMOO5gLfh4RsIAwhBNBs_bpOAKKv6icVKhA8vFWxgbLIw3VFmR-pLeVnwANLDQQs5I4xYnx3-TpZTupbkGU4xZU5_QhmgB5wkalheM_TS2A8YrFEX1guLaG-crko/w256-h400/15.png" width="256" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;">Sayangnya dia suka mengejar kucing-kucingku yang lain sehingga aku harus mengandangkannya. Namun, kucing oyens yang kubahas kali ini bukan si Mango, kucingku.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sejak zaman masih duduk di sekolah menengah, aku sangat suka dengan karakter kucing oyen satu ini: Garfield. Kecuekannya, ketengilannya, serta kekuatan karakternya membuatku mengagumi kucing lucu ini. Ketika ada pesanan untuk mengerjakan si oyen ini, dengan senang hati kuselesaikan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kesulitannya tetap sama, harus bisa membuat semirip mungkin. Hanya saja karakter satu ini detailnya mudah dikerjakan. Salah satu yang paling membekas adalah ketika di kelas cupcake, aku sengaja mengajarkan cara membuat cupcake dengan wajah Garfield dalam berbagai ekspresi. Tujuannya agar peserta memahami bahwa satu karakter saja bisa dimodifikasi menjadi berbagai macam tampilan, serta hal-hal kecil yang membuat tampilan itu menjadi berbeda adalah kemampuan meletakkan detail dengan baik. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Rgl_g9MWcL-yY0kZ4NbGgD1CxDjXPn5GrRPyeSHd63D6BQ3ilLLkkDW1OPlLVyi1UA-oWYH8G-XfdEf0DRFe3ytVINIgOZFRZff6V2kLs6lJEebL-Iy169hR5P_HDrR_wyi3XizmotIEQzdoMscnPXjql2JUr-Cbzx815Gq7i3r7hsy0N2h_Tv-pKvw/s1280/Cupcake%20Garfield%20Windy%20Rumah%20Kue%20Ica.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="215" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Rgl_g9MWcL-yY0kZ4NbGgD1CxDjXPn5GrRPyeSHd63D6BQ3ilLLkkDW1OPlLVyi1UA-oWYH8G-XfdEf0DRFe3ytVINIgOZFRZff6V2kLs6lJEebL-Iy169hR5P_HDrR_wyi3XizmotIEQzdoMscnPXjql2JUr-Cbzx815Gq7i3r7hsy0N2h_Tv-pKvw/w320-h215/Cupcake%20Garfield%20Windy%20Rumah%20Kue%20Ica.jpg" width="320" /></a></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br />Sekali lagi, ini seperti teknik puzzle, hanya saja dia memiliki dimensi. Mulut Garfield dan bentuk matanya menjadi bagian penting untuk dimainkan. Hasil yang berbeda akan muncul dari masing-masing peserta. Menarik pula bagiku karena tak kuduga hal yang sederhana bisa menjadi rumit di tangan orang lain. </span><p></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIovmfTvqlGw594H8sO7sh0dpJDD0kCqt3MrAYiRpeiIUxGYRb3eKIXKZ4TRwyqfGc1uI3tJRFsoOxwBAM7QYyz9cvXVMwJKuDa_Od1ZTinC6qnUBueSwjArca0WQ__7lfZGjcLfpSbU7LjOlUFbK7ZCgbJN_I7mnErooTPtMNS7aHeklmcSFJ8TMADgU/s720/Kue%20bulat%20windy%20garfield%20rumahkueica.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIovmfTvqlGw594H8sO7sh0dpJDD0kCqt3MrAYiRpeiIUxGYRb3eKIXKZ4TRwyqfGc1uI3tJRFsoOxwBAM7QYyz9cvXVMwJKuDa_Od1ZTinC6qnUBueSwjArca0WQ__7lfZGjcLfpSbU7LjOlUFbK7ZCgbJN_I7mnErooTPtMNS7aHeklmcSFJ8TMADgU/w400-h400/Kue%20bulat%20windy%20garfield%20rumahkueica.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelah itu, beberapa kali aku menerima pesanan kue dengan karakter Garfield. Yang paling seru adalah ketika aku harus membuat kue tiga dimensi berbentuk Garfield. Paling susah lagi-lagi adalah membentuk wajahnya. Tantangan itu harus selesai dalam satu malam karena kue masih dalam kondisi terbaiknya untuk dikonsumsi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hal penting dalam membuat karakter adalah memadankan warnanya. Penting untuk mengetahui warna yang akan dicapai. Tidak semua warna tersedia di icing yang ada di pasaran. Selalu aku harus mencampur sendiri warna-warna itu untuk mencapai warna yang seharusnya. Dalam membuat Garfield yang memiliki warna oranye mayor, tidak terlalu sulit selama tahu batas harus berhenti. Selalu percaya pada instink dan mata, selalu cek ke panduan warna. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxTqZ6bFbcly7T8iSb3Uq8_-53rLgt2jFT8N15BTQ3hSURCs-otcYhgi9ML3OaI54OLyCx-gr7nuXX4vsV8yU7y_dOphQpniYa0e2vdIjlPeWbkHYsxOwwRoX53-AzxjomTjezoklYxkmUdto0eknoLc_dAZzCX-VhNX0k7OLKp8ZHj_MDepXxtIAmOaE/s720/Garfield%203dimensi%20windy%20rumahkueica.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxTqZ6bFbcly7T8iSb3Uq8_-53rLgt2jFT8N15BTQ3hSURCs-otcYhgi9ML3OaI54OLyCx-gr7nuXX4vsV8yU7y_dOphQpniYa0e2vdIjlPeWbkHYsxOwwRoX53-AzxjomTjezoklYxkmUdto0eknoLc_dAZzCX-VhNX0k7OLKp8ZHj_MDepXxtIAmOaE/w400-h400/Garfield%203dimensi%20windy%20rumahkueica.jpg" width="400" /></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang paling kusuka adalah ketika customer membebaskanku berkreasi sesuai imajinasi. Mau diapakan kuenya, tulisan diletakkan di mana, si karakter harus berpose bagaimana, terserah aku. Dan aku pun bersenang-senang. </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-15433877244614982672024-02-26T21:00:00.000+07:002024-02-27T06:18:14.788+07:00Episode 14: Para Burung Pemarah<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saking seringnya membuat para burung pemarah ini, lama-lama aku tergoda untuk ikut bermain <i>game</i>-nya dan menonton filmnya. Ternyata memang bagus dan memikat. Pantas saja anak-anak itu suka sekali dengan rangkaian karakter ini. </span></h3><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgHJnwMOB7w9P_hoRNkGTwklGPoc5dCC3a6r_HY925lTg_84Nk3yi9iyJ9-xEhyphenhyphenB__7BhTrzW2Ksl9cwJ9i6DcxWoZ_8Hf1lGhgEhHrpFXP3Hq0JiAsZUDzUcGLiyeH8q9UzQOlBYHVNyttpYYePf5SNnBoriB5qxTtxm_ltEYbIlpyUiib3c-TjavJRU/s800/14.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgHJnwMOB7w9P_hoRNkGTwklGPoc5dCC3a6r_HY925lTg_84Nk3yi9iyJ9-xEhyphenhyphenB__7BhTrzW2Ksl9cwJ9i6DcxWoZ_8Hf1lGhgEhHrpFXP3Hq0JiAsZUDzUcGLiyeH8q9UzQOlBYHVNyttpYYePf5SNnBoriB5qxTtxm_ltEYbIlpyUiib3c-TjavJRU/w410-h640/14.png" width="410" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><i>Yes, those Angry Birds</i>. <i>Game</i> yang sangat terkenal pada masanya. Berkali-kali dijadikan pilihan karakter para bocah yang akan berulang tahun. Nyaris mabok dan bosan membuatnya, tetapi mau tak mau harus tetap dikerjakan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pesanan kue dengan karakter Angry Bird ini sungguh bermacam-macam. Ada yang meminta satu kue bulat besar tiga dimensi dengan karakter tertentu, utuh dan persis, tidak boleh dimodifikasi. Ada yang mau ratusan <i>cupcake</i> dengan hiasan aneka karakter si burung. Bisa dua dimensi, bisa tiga dimensi. Membuatnya nyaris bosan, sembari harus mempertahankan keakurasian detail setiap <i>cupcake</i>. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada yang meminta karakter burung kuning, burung merah, atau si raja hijau. Ada yang minta dikombinasikan dengan Shaun the Sheep. Ada yang minta <i>cupcake tower</i> dengan detail lengkap si Angry Birds. Ada yang minta kue bertumpuk dengan beraneka hiasan sesuai tema Angry Birds.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Lebih jelasnya, kumpulan foto dan jejak-jejak pembuatan bisa dilihat di <a href="http://www.rumahkueica.com/search?q=angry+bird" target="_blank"> kue Angry Bird</a>.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku menyukai membuat karakter ini karena mereka sebenarnya simple, sederhana, hanya saja memang harus akurat. Salah satu kunci membuat karakternya terlihat hidup adalah peletakan alis masing-masing burung yang berbeda, dan peletakan bola mata hitam yang tepat. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh74NlJUgswAhhX9h462Y4Pw09OwLCUS0auSMIz5Tg3QX42Wvey0LUkgMj4sanx-kuXxUrMCSegw6INQFtr9rVPMk-XFlXaVbEupe3o1eZ3raTwZoVfx3JcdsAmo1FdFKyR8qzns47JBFwQJnO-qChyphenhyphenFqUrKAPRO9McPANY2cfN40zy6zWkvK-M9OsPK54/s1230/abryan9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1230" data-original-width="775" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh74NlJUgswAhhX9h462Y4Pw09OwLCUS0auSMIz5Tg3QX42Wvey0LUkgMj4sanx-kuXxUrMCSegw6INQFtr9rVPMk-XFlXaVbEupe3o1eZ3raTwZoVfx3JcdsAmo1FdFKyR8qzns47JBFwQJnO-qChyphenhyphenFqUrKAPRO9McPANY2cfN40zy6zWkvK-M9OsPK54/w253-h400/abryan9.jpg" width="253" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa kali pesanan di awal membuatku mengerti bahwa alis para burung inilah yang menyebabkan mereka tampak begitu pemarah. Salah meletakkan sudutnya akan membuat mereka jadi biasa-biasa saja.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika masuk pesanan dengan permintaan karakter lain—tidak melulu si burung merah, membuatku sadar bahwa setiap karakter sangat unik. Ini membuatku tertantang lebih jauh.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Satu-satunya cerita kesedihan dalam membuat para burung pemarah ini adalah ketika pesanannya banyak. Aku harus benar-benar mengatur waktu dan membuat detailnya secara saksama untuk bisa menyelesaikan tepat waktu. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxiuRlC2ZO_VDu8yOu8Q7U5tQ8TwGAboBea7yJb81Sy53B98a1fGNTqdRTlNiq1ZuGQVpO6WwlqWl4rl9kFPn16hdyFPmpCU2JD24vD9q3kNsIH_xMR44zK9bPzDvCP3EoCQV4Qv1Ml0ziMjD3IiMTEY62EAgPSaefJ6JFwImxQqFyOn3lnZ-YHspZJF0/s2560/angrybird%20yellow%20rki.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2560" data-original-width="1536" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxiuRlC2ZO_VDu8yOu8Q7U5tQ8TwGAboBea7yJb81Sy53B98a1fGNTqdRTlNiq1ZuGQVpO6WwlqWl4rl9kFPn16hdyFPmpCU2JD24vD9q3kNsIH_xMR44zK9bPzDvCP3EoCQV4Qv1Ml0ziMjD3IiMTEY62EAgPSaefJ6JFwImxQqFyOn3lnZ-YHspZJF0/w240-h400/angrybird%20yellow%20rki.jpg" width="240" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bila semua karakter harus tampil, aku harus menghitung berapa banyak paruh, berapa banyak mata, berapa banyak alis yang harus dibuat untuk masing-masing karakter. Saat itu, dua anakku yang masih duduk di sekolah dasar ikut membantu dan menjadi terlatih membuat karakter ini. Aku tidak memaksa mereka membantu. Mereka melakukannya dengan senang hati.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcbqR8Hg2lKAdn4hBB_olEBcxN-EI2-nDAZg4lreYsIAuNvPJnWDYJ0wV9xbTy20zJ9TjEbd-8rQxBDxrNQ5yNNsxoIADQGFTYABBcUdsFNt0lE9HbmHfTVoaDYZKolsRaKYwUuZ0veC2hZcm1W49M11ye3BH8STYvnDTlF8X_fcLvDS1Ni5igsQNlXPc/s720/raja%20kodok%20angrybird%20RKI.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcbqR8Hg2lKAdn4hBB_olEBcxN-EI2-nDAZg4lreYsIAuNvPJnWDYJ0wV9xbTy20zJ9TjEbd-8rQxBDxrNQ5yNNsxoIADQGFTYABBcUdsFNt0lE9HbmHfTVoaDYZKolsRaKYwUuZ0veC2hZcm1W49M11ye3BH8STYvnDTlF8X_fcLvDS1Ni5igsQNlXPc/w400-h400/raja%20kodok%20angrybird%20RKI.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Karakter Angry Birds ini menjadi salah satu kenangan yang cukup manis dalam sejarah Rumah Kue Ica. Terima kasih untuk Rovio yang telah menciptakan Angry Birds ini. </span></p><p style="text-align: justify;">#windyeffendy #angrybirds #thestoryofmycakes</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-76029322138782936622024-02-26T05:25:00.000+07:002024-02-26T05:25:26.567+07:00Episode 13: Monster Mickey<h3 style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kue dengan karakter kesukaan anak=anak ini begitu sering dipesan. Aku harus berpikir bagaimana aku bisa membuat satu kue berciri khas agar tidak sama dengan yang lainnya.</span></h3><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6dzN5noP_l8fH9tdLjAiYzLwHVPUgDecftzKLHok-tmQZEcF2JEnWzAPglDafJ5lLJwKTUIduItaOWjxqMiWAuMbAyhq5DvMtqdcT98dd5XM1L2xkjvaJT6coQSUudaXHXTRJtikD4ovhi6_4GuuOA_eGhR6JO8_NB3q9GrDMv08tZKGmE9SKwoRqWUs/s800/13.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6dzN5noP_l8fH9tdLjAiYzLwHVPUgDecftzKLHok-tmQZEcF2JEnWzAPglDafJ5lLJwKTUIduItaOWjxqMiWAuMbAyhq5DvMtqdcT98dd5XM1L2xkjvaJT6coQSUudaXHXTRJtikD4ovhi6_4GuuOA_eGhR6JO8_NB3q9GrDMv08tZKGmE9SKwoRqWUs/w410-h640/13.png" width="410" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Seperti yang kuceritakan di episode <a href="https://www.windyeffendy.com/2024/02/episode-11-masha-wannabe.html" target="_blank">Masha</a> sebelumnya, membuat kue karakter yang terkenal benar-benar menjadi tantangan. Ada karakter-karakter yang punya ciri khas sehingga salah meletakkan detail akan membuat tampilannya sangat berbeda—atau sangat mengerikan. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Termasuk karakter-karakter Disney yang terkenals seperti Mickey, Minnie, Donald, para princess, Pinokio dan lain sebagainya. Di awal masa-masa aku membuat kue, di Semarang, si Mickey dan Minnie ini sering menjadi pilihan para pelanggan. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP910NZ8SCkwLSUkKnE5Rwccu3IRhGy-EVM-v4PsE0tAppBEY6Hls-WOCbR0JJJFvbUZaBt9jK4UMIt5PQli3C7RJmHNNCtGcdOMIgJNxMlVLgGh8JTwpg_Ss_joyCsLHu1D_Y_aTXM0HJIoVm-9bOdUM9TfDj0cP34oKS7Tl4VOQdK4I5Vo3XAX82wBw/s720/mickey%20mouse%202d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP910NZ8SCkwLSUkKnE5Rwccu3IRhGy-EVM-v4PsE0tAppBEY6Hls-WOCbR0JJJFvbUZaBt9jK4UMIt5PQli3C7RJmHNNCtGcdOMIgJNxMlVLgGh8JTwpg_Ss_joyCsLHu1D_Y_aTXM0HJIoVm-9bOdUM9TfDj0cP34oKS7Tl4VOQdK4I5Vo3XAX82wBw/w400-h400/mickey%20mouse%202d.jpg" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku menyempatkan diri untuk berlatih membuat figurin Mickey dan Minnie 3 dimensi. Dengan tinggi sekitar 15 sentimeter, posisi berdiri, aku berusaha membuatnya menjadi semirip mungkin. Bagian kaki, tangan, dan badan, tidak ada masalah Namun, ketika harus membuat wajah, alamak, sungguh bagaikan monster. Berhari-hari kuhabiskan untuk berlatih membuat wajah Mickey, tetapi tidak berhasil juga. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Akhirnya, aku menyadari bahwa ada satu hal yang kulewatkan jika ingin sukses membuat replika tokoh Disney ini. Pola. Aku harus menggunakan pola yang sesuai untuk bisa membuat wajah Mickey. Pada akhirnya cukup membantu, dan membuatku bisa membuat miniaturnya, nyaris mirip. Sayang aku sudah kehilangan fotonya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika aku memikirkannya lebih jauh, tiba-tiba aku mendapatkan ide. Ide menggunakan pola ini cukup menarik. Seperti kuceritakan dalam tulisan <a href="https://www.windyeffendy.com/2024/02/the-story-of-my-cakeepisode-3-bermain.html" target="_blank">Bermain Puzzle</a>, pola-pola ini membantu membuat detail karakter yang mirip dalam bentuk puzzle, yang ditumpuk, sehingga tidak satu layer. Aku tetap menyebutknya sebagai kue dua dimensi karena tidak ada faktor standing di sana, walau banyak orang sudah menyebutnya sebagai kue tiga dimensi. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kue dengan bentuk wajah Mickey dan Minnie pun berhasil menjadi favorit para pemesan ketika aku menunjukkan contoh yang telah kubuat. Kue tetap dibentuk atau di-carving sesuai dengan bentuk wajah Mickey atau Minnie, detail wajahnya diletakkan berlapis per bagian sehingga terlihat memiliki dimensi. Untuk Minnie, detail pita besar kuletakkan sebagai aksen.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgov4EN9c8FWTnZUEWBpIehdi_eHpE5OWpdRSA5BAV_u9Mjf8lOILksIAqb8zYJaqeGLHuWDo6Mo9GEbmGf03olBni6Sdkpj7ecBVqDA7zMCxhC0GYosvNi4eIify4ULjqZ77_HOjM7YJqDris11u_hBcCYzCVzJRXvE71CGh4QT7PA0fBhn9f7LUgkqig/s474/minnie%202dc.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="366" data-original-width="474" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgov4EN9c8FWTnZUEWBpIehdi_eHpE5OWpdRSA5BAV_u9Mjf8lOILksIAqb8zYJaqeGLHuWDo6Mo9GEbmGf03olBni6Sdkpj7ecBVqDA7zMCxhC0GYosvNi4eIify4ULjqZ77_HOjM7YJqDris11u_hBcCYzCVzJRXvE71CGh4QT7PA0fBhn9f7LUgkqig/w400-h309/minnie%202dc.png" width="400" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa kali teknik wajah dua dimensi ini menyelamatkan diriku dari berbagai tuntutan pelanggan yang ingin kuenya sama persis. Jangan sampai tragedi Masha dan Thomas terulang lagi. Sebisa mungkin, bila ada permintaan kue karakter—terutama karakter Disney, aku tawarkan dulu alternatif bentuk wajah atau shape dua dimensi seperti ini. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #duadimensi #mickeymouse #minniemouse</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-56967192833402519182024-02-23T10:35:00.000+07:002024-02-25T08:42:57.518+07:00Episode 12: Tragedi Thomas<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pesanan satu ini benar-benar menyakitkan. Membuatku jatuh berkeping-keping dan nyaris putus asa. Aku diterpa berbagai perasaan yang menyedihkan. Kegagalan membuat kue sesuai keinginan pemesan tidak pernah sesakit ini.</span></h3><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHFWvWQtTIXjVw9MKFhAvXOVw50F3ZnO9KQAUeYucEVXWaKYMbmxIYOMz6F6nSsZ30tOlz9CcpcKD37Fj4tom9VMf6-iE8hcKtQNfMuH-Ml6nau2sLCujhP6QI_Xnskb6ITcr49BVXPi7YGehfieOQMBTZT1gfXfoubr_zcmDPyI4_8GydU7iz9QEqBQ/s800/12.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHFWvWQtTIXjVw9MKFhAvXOVw50F3ZnO9KQAUeYucEVXWaKYMbmxIYOMz6F6nSsZ30tOlz9CcpcKD37Fj4tom9VMf6-iE8hcKtQNfMuH-Ml6nau2sLCujhP6QI_Xnskb6ITcr49BVXPi7YGehfieOQMBTZT1gfXfoubr_zcmDPyI4_8GydU7iz9QEqBQ/w410-h640/12.png" width="410" /></a></div><br /><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Siapa yang tidak tahu Thomas? Tokoh utama dari film kartun berjudul Thomas & Friends ini sangatlah terkenal. Berbagai macam bentuk merchandise, mainan, figurine yang berbentuk Thomas dan teman-temannya sangat digemari para bocah-bocah di Indonesia. Wajarlah bila saat berulang tahun pun ingin memiliki kue berbentuk Thomas. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Datanglah pesanan dari salah satu senior bidang kue yang tinggal di Jakarta. Dia memesan untuk keponakannya yang tinggal di Sidoarjo. Kepercayaannya padaku untuk membuat kue bagi keponakan kesayangannya membuatku tersanjung. Aku bertekad membuatnya sebaik mungkin. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kue yang dimintanya berbentuk tiga dimensi. Bukan sekedar kue bulat yang atasnya diberi mainan atau figurin berbentuk Thomas, tetapi benar-benar memahat kue menjadi bentuk Thomas, si kereta api ganteng itu. Aku menyukai bermain dengan carving cake. Aku pun menyukai karakter Thomas ini. Walau aku belum pernah membuatnya, tetapi aku yakin bisa. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Persiapan kulakukan dengan cermat. Aku mengamati detail yang dimiliki Thomas dan mulai merancang apa saja yang harus kusiapkan. Menurutku, saat itu aku sudah bekerja dengan sebaik mungkin.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Entah bagaimana, seperti pembuatan si Masha, kue ini tidak bisa menampilkan detailnya dengan sempurna. Ada beberapa tahap pembuatan yang aku kurang cermat sehingga hasilnya tidak maksimal. Aku berusaha memperbaikinya sehingga bisa terlihat semakin mirip. Bagiku, saat itu si Thomas sudah tampil dengan cukup cakep.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHGe9KxwX2es6DfcALSPlGOQRewywue3DAIWsOUOvtgo4FAj5N4n328AHSVUMuy6i63ML6q3ik5bjBsrSLn5z21yWhfLHyf9hjSpLC0_HqNAoK0tNAWIT0KyBV8szBAQFijl_5Ize5JYDjENxbNah7UJOWet6c3MJkl-s0vAVl4UQl3hmmbcmKDO3q1M/s1056/thomas.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1056" data-original-width="720" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHGe9KxwX2es6DfcALSPlGOQRewywue3DAIWsOUOvtgo4FAj5N4n328AHSVUMuy6i63ML6q3ik5bjBsrSLn5z21yWhfLHyf9hjSpLC0_HqNAoK0tNAWIT0KyBV8szBAQFijl_5Ize5JYDjENxbNah7UJOWet6c3MJkl-s0vAVl4UQl3hmmbcmKDO3q1M/w437-h640/thomas.jpg" width="437" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Aku tidak ingat apakah ini kue Thomas yang mengerikan itu. <br />Ini salah satu dari kue karakter Thomas 3D yang kubuat.</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Menurutku, sudah lumayan yang kukerjakan dan cukup mendekati karakter aslinya. Dengan percaya diri, aku meminta suamiku mengirim kuenya. Malam itu aku agak kelelahan karena ada masalah lain, tetapi harusnya itu tidak menjadi masalah. Namun, mau tidak mau, secara fisik dan mental aku terpengaruh. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sekitar pukul sepuluh, aku mendapat pesan dari sang senior. Intinya, sang keponakan menangis dan marah karena baginya si Thomas sama sekali tidak mirip. Si senior sampai menginterogasiku perihal detail dan karakter yang kukerjakan. Aku mengungkapkan bahwa semua sudah sesuai dengan pesanan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Apa mau dikata, bagi si bocah yang berulang tahun, si Thomas ini jauh dari harapannya. Si tante yang di Jakarta pun mulai membombardirku dengan ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan hati. Aku, yang sudah kelelahan secara fisik dan mental, menangis di meja makan, di hadapan suamiku. Nasi pecel yang kumakan sebagai sarapan pagi itu sudah tak karuan lagi rasanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku pun mengalah, demi memperbaiki hubunganku dengan si senior, kubuatkan lagi satu kue bulat dengan gambar karakter Thomas secara dua dimensi di bagian atasnya. Kukerjakan dengan cepat hingga pukul satu siang sudah bisa diantar ke rumah si bocah. Kue kedua ini free, tanpa biaya. Hanya karena aku merasa bersalah, merasa tidak bekerja dengan baik, dan merasa mengecewakan si senior.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tanggapan kakak senior ketika kuenya tiba di sana, sungguhlah datar. Tak lagi menerorku dengan kata-kata ketusnya, si senior bersikap masa bodoh tak peduli. Pesan-pesanku pun dibalas singkat. Tiada guna aku mencoba meminta maaf berkali-kali. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku tidak menyalahkan si bocah. Dia memiliki ekspektasi tinggi pada kuenya, apalagi dibandingkan buatan tantenya yang sempurna, menurut si bocah. Aku juga menyadari ada beberapa kekurangan di kue Thomas tiga dimensi itu, tetapi aku juga tidak menyangka sedemikan hebatnya aku bisa terluka karena kata-kata si senior.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Mungkin saat itu aku kelelahan secara fisik dan mental karena masalah lain. Begitu si kakak senior mengirimkan sumpah serapahnya kepadaku, aku langsung hancur berantakan. Suamiku sampai tak bisa berkata-kata melihat kondisiku saat itu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelahnya, si senior tak pernah lagi memintaku membuat kue untuk keluarganya. Aku pun lega karena tak terbebani dengan hal-hal seperti itu. Kecewa atas sikapnya, iya. Namun, aku juga bersalah atas hasil yang tak maksimal. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kejadian itu menjadi pelajaran yang sangat berharga untukku. Satu, jangan memaksakan bekerja dalam kondisi yang tidak fit. Fisik, mental, dan emosi akan sangat terpengaruh bila ada masalah. Dua, tidak perlu sungkan menolak pesanan bila memang tak sanggup mengerjakannya. Tiga, aku harus lebih jujur pada diriku bila tak mampu. Empat, setelahnya aku belajar mendekor dengan lebih giat.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxgLmWa7NoUWJETGWorZ9iWyASfE28QBhDoxTau2oS4k1Oa3R6vT8_Rwhom7a5NCh6ZRS5TPu0mJDgD-7xppydgxpzoXXTH4l0CsTxCtPXvrwf9-iSA_Wc1lMDI0b_AEiEFtHNhGtkjd-Vikd_1kLOfuwSBMlGLfkH5bYdgoDAk9SVRqoeL85iZnbdsUc/s720/thomas2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxgLmWa7NoUWJETGWorZ9iWyASfE28QBhDoxTau2oS4k1Oa3R6vT8_Rwhom7a5NCh6ZRS5TPu0mJDgD-7xppydgxpzoXXTH4l0CsTxCtPXvrwf9-iSA_Wc1lMDI0b_AEiEFtHNhGtkjd-Vikd_1kLOfuwSBMlGLfkH5bYdgoDAk9SVRqoeL85iZnbdsUc/w400-h400/thomas2.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kue 3D Thomas lain yang kubuat. Berbeda waktu, berbeda pemesan. </td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa kali setelah itu, aku masih menerima order Thomas ini. Tidak ada masalah, tidak ada keluhan. Namun, aku tetap merasa tidak yakin. Bagiku, semua Thomas buatanku masih terasa buruk. Seandainya bisa memilih yang lain, aku akan pilih karakter lain.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebuah kejatuhan yang membuatku berusaha untuk lebih baik lagi. Sekali-kali dalam waktunya, memang kita harus terjun bebas untuk bisa bangkit lebih keras. Bersedih secukupnya, lalu mari kita kejar ketinggalan.</span></p><div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycake #thomasthetrain</span></p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-53452113967578294692024-02-22T07:12:00.000+07:002024-02-22T07:17:23.701+07:00Episode 11: Masha Wannabe<h3 style="text-align: center;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: large;">Jangan dikira kue-kue yang kubuat semuanya cakep dan disukai pelanggan. Ada beberapa kue nista—demikian aku menyebutnya—yang tidak patut ditunjukkan kepada khalayak.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: large;"> </span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihX8N4Vw7TaLuGUiCajQkomTrWXukZYIZWsmiyJ6EPudwMLf6VsY7NUZ2sl3BJobMUCF0bCQ4l0PLyDB6QZD2U5x6_RsjAa5Dha9V4qCNhAHeXetogyzPup3FOfadO-rf3aNqnrUt8OR5IKCr6oiJQiZigdxA3cmQX7FjFaSS1RS5EvUUTUnwcI01-soo/s800/11.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihX8N4Vw7TaLuGUiCajQkomTrWXukZYIZWsmiyJ6EPudwMLf6VsY7NUZ2sl3BJobMUCF0bCQ4l0PLyDB6QZD2U5x6_RsjAa5Dha9V4qCNhAHeXetogyzPup3FOfadO-rf3aNqnrUt8OR5IKCr6oiJQiZigdxA3cmQX7FjFaSS1RS5EvUUTUnwcI01-soo/w410-h640/11.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu<i> traumatik order</i> yang pernah kuterima adalah pesanan kue tiga dimensi berbentuk Masha. <i>Yes</i>, si Masha and the Bear itu. Hanya Masha-nya saja, dalam bentuk 3 dimensi, dengan ukuran kira-kira tiga puluh senti tingginya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Entah kenapa sedari lama aku tidak pernah suka dengan karakter Masha, dan film <i>Masha and the Bear</i> ini. Aku juga tidak membiarkan anak-anakku terpapar film ini, sebisanya aku alihkan ke film lain ketika ada film Masha ini tayang di televisi. Inilah bibit buruk yang membuat awal kegagalan kue bermula.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku bukannya tidak pernah membuat kue dengan karakter Masha. Sebelumnya pernah kubuat kue bulat 20 sentimeter dengan karakter Masha dan si beruang di atasnya. <i>Figurine</i> tiga dimensi dari fondant, bukan boneka atau mainan plastik yang tinggal taruh di atas kue. Cukup lumayan, walau aku masih tidak suka dengan wajah si Masha. Hanya karakter beruangnya yang cukup patut dibanggakan hasilnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nah, kali ini yang diminta benar-benar hanya karakter Masha yang dibuat. Kue tiga dimensi karakter ini termasuk <i>sclupting cake</i>, atau kue yang dipahat, atau kue yang dibentuk sesuai permintaan dan menyerupai karakter yang dikehendaki. Dari semua karakter yang kubuat dengan tiga dimensi, hanya si Masha ini yang kubuat dengan sebal. Vibrasi itu pun menular, membuat Masha yang muncul tidak ada cakep-cakepnya.</span></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span class="s1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-kerning: none;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si Masha <i>wannabe</i> ini nyaris serupa setan—bila aku bisa menggambarkan wajah setan dalam kue. Sekerasnya aku berusaha membuat mata, mulut, dan detail lainnya, tidak bisa juga aku membuat karakter itu jadi sesuai di film kartunnya. Aku tidak bisa lari ke mana-mana karena ini kuenya yang berbentuk Masha. Bila ini kue bulat dengan figurine Masha, aku masih bisa ngeles atau lari dari tanggung jawab dengan membeli mainan Masha dan menempatkannya di atas kue.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></div></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Jadi, kepala, badan, dan kakinya, semua dari kue. Formasinya berdiri dan wajahnya berdiameter sekitar sepuluh senti. Sungguh, aku merasa benar-benar tertekan mengerjakan kue ini. Satu, aku sudah berusaha sekuatnya meniru wajah Masha, tetapi tidak berhasil juga. Ketidaksukaanku pada karakter ini menjelma dalam setiap pahatan dan detail yang kuletakkan. Dua, aku gelisah pada reaksi pemesan melihat wajah setan Masha yang mengerikan ini.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu kelemahan mengambil karakter tokoh dari kartun atau film yang sudah dikenal adalah yang sedang kuhadapi ini: bila tidak mirip akan menjadi serupa setan. Karakter yang paling gampang failed adalah Mickey dan Minnie Mouse. Tarikan senyuman Mickey yang <i>tricky</i>, bila salah panjang dan tarikan, sudah menjadi Mickey the Devil.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nah, si Masha ini sebenarnya tidak susah-susah amat. Wajahnya datar, tidak ada lekukan yang berarti. Bentuknya kotak membulat, matanya juga sederhana, juga mulutnya. Namun, entah mengapa, aku tidak juga berhasil membuatnya menjadi—paling tidak menjadi lucu—cantik seperti filmnya. Sementara, waktu pun berlari cepat tanpa terasa.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tenggat waktu pembuatan pun hadir. Aku menyerah. Aku mengemasnya, berdoa kuat-kuat, dan mengirimnya ke pelanggan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, yang bisa kulakukan adalah berdoa. Ketakutan, itu yang paling kurasakan saat itu.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Benar saja. Begitu si ibu menerima kuenya, telepon datang bertubi-tubi. Aku menerimanya sekali dan mendapatkan makian-makian luar biasa. Aku menawarkan penggantian kue lain dengan karakter Masha dari mainan plastik —solusi yang paling cepat yang bisa kutawarkan, tetapi sang ibu menolak. Aku pun menyerah. Terima nasib saja.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sayangnya, sang ibu pendendam. Solusi tidak diterima, tetapi teror diluncurkan. Hingga dua tiga hari ke depan setelah itu, aku masih menerima telepon dan pesan-pesan darinya, dengan ribuan sumpah serapah. Aku cuma bisa menutup telepon, membaca pesannya dan menghapusnya, meminta maaf, dan sekali lagi: menerima nasib. Memang aku yang salah.<span class="Apple-converted-space"> Tidak lagi-lagi setelah itu aku menerima order kue dengan karakter Masha, walau si pelanggan memohon-mohon.</span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="Apple-converted-space"><i>No</i> <i>way</i>!</span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;">#windyeffendy #mashaandthebear #thestoryofmycakes</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-60015132103797209382024-02-20T07:52:00.000+07:002024-02-20T15:46:17.063+07:00Mempertanyakan Kehidupan Bersama Sasti Gotama<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Buku kumpulan cerpen Sasti Gotama yang satu ini sudah lama ingin kubaca. Selain terpikat oleh judulnya yang menarik, aku selalu penasaran akan kisah-kisah yang dituturkan Sasti. </span></h3><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQLSJRJtbizQWtcuYgILug5PpEfGIrPhtPMsOQaBmoOohIfMxlrDSbp8rQXk7MRNED1k6KEahcUCRMNhj9cqbjV6MYwwxnNa7i6XyzGeVRucKdcmxoM8UXXPwLrnIYDZLWKBZkuKneM9UqPLHfD-BI5dCVazGwj3xVHPscaszkdP87ECah0iz0jlTujZ8/s1280/mengapa%20kucing%20hitam%20sasti.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQLSJRJtbizQWtcuYgILug5PpEfGIrPhtPMsOQaBmoOohIfMxlrDSbp8rQXk7MRNED1k6KEahcUCRMNhj9cqbjV6MYwwxnNa7i6XyzGeVRucKdcmxoM8UXXPwLrnIYDZLWKBZkuKneM9UqPLHfD-BI5dCVazGwj3xVHPscaszkdP87ECah0iz0jlTujZ8/w480-h640/mengapa%20kucing%20hitam%20sasti.jpeg" width="480" /></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sasti Gotama, seorang dokter yang kemudian bergelut dengan kalimat dan kata-kata, adalah seorang penulis yang brilian. Caranya bercerita selalu membuat pembaca ikut berselancar dalam dunia si tokoh tanpa jarak. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kumpulan cerita pendek yang berjudul <i>Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam? </i> ini adalah buku yang banyak memuat cerita tentang kegelapan isi pikiran dan hati manusia. Sasti Gotama memang sangat piawai menjahit kekelaman yang diselimuti bunga kata yang manis. Aku, yang sangat ingin bisa menulis seperti Mbak Sasti—demikian aku memanggilnya saat ngobrol-ngobrol lewat WhatsApp—mencoba menyelesaikan kumpulan cerpen ini dalam sekali duduk dan sekaligus mempelajari cara penulisannya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hampir di setiap ceritanya, Sasti Gotama mengisahkan tentang gangguan mental atau jiwa, atau juga kondisi kesehatan yang mempengaruhi tingkah laku tokohnya. Menariknya, dia bisa menyelimutinya dengan metafora yang tajam dan tepat, sekaligus mengungkapkan semua gangguan itu dengan halus dan subtil. Setelah menguraikan alinea demi alinea, aku menemukan berbagai macam bentuk kerumitan perilaku manusia yang banyak ditemui di dunia nyata.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0AZyTMRCDjq_YKXQBJAIKxbIvx1s1imNnyDhP_nxLZYvG8BEIjX0h-dJdDHAgRCIsGSRt3TluURMBXLz8d8T3T4PQPeBFQdX2JiL98x_FfmGNMNggGVQBF1PON6g2GA13jnTCl2PWZXBY1HDJ4erl7Zq4vCoxorSIAnjfgN-zrSd0QkIRzrA2JUyAGWk/s1280/bleki%20buku2.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0AZyTMRCDjq_YKXQBJAIKxbIvx1s1imNnyDhP_nxLZYvG8BEIjX0h-dJdDHAgRCIsGSRt3TluURMBXLz8d8T3T4PQPeBFQdX2JiL98x_FfmGNMNggGVQBF1PON6g2GA13jnTCl2PWZXBY1HDJ4erl7Zq4vCoxorSIAnjfgN-zrSd0QkIRzrA2JUyAGWk/w480-h640/bleki%20buku2.jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bleki, si hitam kecilku, dengan buku Sasti<br /><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam cerpen "Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam?" aku pun tidak menemukan jawaban yang kuharapkan, mengapa Tuhan menciptakan kucing hitam. Itu hanyalah sebuah pernyataan dari tokoh dalam cerpennya yang membuat si kucing hitam sebagai pengganti dirinya yang seharusnya mati. Kekecewaan, keputusasaan, dan harapan saling menelikung dalam cerpen ini. Ketika perasaan sebalku terlibat di dalamnya, aku tahu, Sasti sudah berhasil menuliskan kisah ini.</span><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Satu cerpen yang aku suka berjudul "Paranoia". Cerita pendek ini mengisahkan seorang dokter gigi yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Myanmar. Kisahnya hanya berkutat di satu situasi: di bandara, saat pemeriksaan imigrasi. Namun, paragraf-paragraf yang diciptakan Sasti seakan menari-nari di udara dengan berbagai cerita yang disisipkan—untuk mendukung kisah utamanya. Tidak banyak dialog dalam cerpen ini, tetapi aku ikut berkelana dengan nikmat di alam pikiran tokohnya. Bagiku, bagian terbaik dari cerpen ini adalah di alinea terakhir: saat menemukan kebenaran dalam satu </span><i style="font-family: verdana;">punch</i><span style="font-family: verdana;"> </span><i style="font-family: verdana;">line</i><span style="font-family: verdana;">-nya. Sasti melakukan </span><i style="font-family: verdana;">foreshadowing</i><span style="font-family: verdana;"> yang manis untuk menggiring pembaca pada bagian akhir. Uh, semulus itu.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Cerpen lain yang cukup menarik hati adalah "Segala Sesuatu yang Tak Pernah Terjadi". Dengan alur memutar yang halus, Sasti menjelaskan kejadian kematian suami tokoh kepada pembaca. Ketika tiba di akhir cerita, kita akan bergegas untuk kembali ke depan untuk memastikan kebenaran. Dan judulnya, baiklah. Aku memahami sekali mengapa Sasti membuat judul seperti itu setelah tiba di akhir cerita. Apakah kau berharap aku akan menceritakan isi cerita pendeknya? Lupakan. Nikmati sendiri setiap kejutannya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Satu lagi di cerpen "Rahasia Keempat". Sepanjang perjalanan kisahnya, aku mencari-cari apa rahasia keempatnya. Lalu aku sadar, oh, tentu saja, seorang Sasti Gotama akan memberikan rahasia yang dicari di bagian akhir. Dan tentu saja, sambil geleng-geleng kepala, kejutannya tak terduga dan kisahnya membuat kita—aku—merenung. Selalu, hampir selalu dan jangan terjebak, tokoh yang baik hati, tulus, sopan, dan tidak sombong, adalah penjahat yang sebenarnya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dan yang menjadi favoritku tentu saja "Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra?". Cerpen ini sudah kubaca bertahun yang lalu ketika ada satu tugas kelas menulis yang mengharuskan untuk mengulas cerpen ini. Kubaca lagi dan aku masih takjub. Tentu saja kau membutuhkan pengetahuan tentang kepribadian ganda dan implikasinya untuk bisa menulis secantik ini. Tentu juga kau harus mengenal Beatles untuk bisa menuliskan nama Paul McCartney. Membaca judulnya sudah tentu kita—maaf, aku—bertanya-tanya:lagu mana yang dimaksud Sasti? Setelah membaca kisahnya, oh baiklah, <i>so relate</i>. Menyelesaikan membaca cerpen ini untuk pertama kalinya dulu, membuatku berpikir: dari mana Sasti mendapat ide untuk menulis seperti ini? Dari lagunya? Dari soal kepribadian ganda? Dari soal KDRT? Ternyata, setelah kutanyakan langsung kepada Sasti, justru soal KDRT yang membuatnya menuliskan cerpen ini. Menarik sekali. </span></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIMlMmxzovgoHX48aVZKOBcRc6QJvlJSelk9DfzowUxLkNGq-pXiRO30yUPUuBqpCgzjNGbb3S0J_xNVmT7qdzXye-d09APAnmGSi__8qygXLRDJgamz1JXpV1nB7N4P3pTucDpguSAkAANPxShPpRKmBJ-vnLpdgIciEde_VQ4w65l1b_ZYi7W3PFQLc/s1411/bleki%20buku%20rotate.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1054" data-original-width="1411" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIMlMmxzovgoHX48aVZKOBcRc6QJvlJSelk9DfzowUxLkNGq-pXiRO30yUPUuBqpCgzjNGbb3S0J_xNVmT7qdzXye-d09APAnmGSi__8qygXLRDJgamz1JXpV1nB7N4P3pTucDpguSAkAANPxShPpRKmBJ-vnLpdgIciEde_VQ4w65l1b_ZYi7W3PFQLc/w640-h478/bleki%20buku%20rotate.png" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku merasa kaya ketika menyelesaikan buku ini. Satu kumpulan cerpen yang membuatku belajar banyak. Lalu selalu balik kepada satu pertanyaan: buku kamu kapan? ^<i>sigh</i>.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Judul buku: Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam?<br />Penulis : Sasti Gotama</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Penerbit : Diva Press<br />Editor : Gunawan Tri Atmodjo</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Cetakan Pertama, Desember 2020<br />Bookpaper, 144 Halaman<br />Softcover</span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">#windyeffendy #resensi buku #sastigotama</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-25073021085176683192024-02-18T17:00:00.000+07:002024-02-20T07:01:27.295+07:00 The Story of My Cakes—Episode 10: Pagelaran Wayang<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"> <span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Aku mengagumi bocah cilik itu, yang begitu terobsesi dengan wayang. Tentu saja, aku mengerjakan kue pesanan ibunya untuk hari ulang tahun si bocah dengan riang gembira.</span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbb3brUGRKvmMPGZrBcq1BtCD2lH2lr8GHUmXCx9eIueJy2VPRL8dTQYHxibtji3ldJnSlYRXvFDPblCHc3I8UDL_WXmafYpjljJUKzzX_hTqvbz1N25LEx2eFpfAkpUiSoBpru2aSCMKtLQtiq32n90CHo-qEkWXfyPQmcMHdhffSeJq3sLsSuRvKXNw/s800/10.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbb3brUGRKvmMPGZrBcq1BtCD2lH2lr8GHUmXCx9eIueJy2VPRL8dTQYHxibtji3ldJnSlYRXvFDPblCHc3I8UDL_WXmafYpjljJUKzzX_hTqvbz1N25LEx2eFpfAkpUiSoBpru2aSCMKtLQtiq32n90CHo-qEkWXfyPQmcMHdhffSeJq3sLsSuRvKXNw/w410-h640/10.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ini sebuah pesanan kue lengkap dengan <i>dessert table</i> bertema wayang yang kuterima beberapa tahun yang lalu. Saat itu aku masih berdedikasi seratus persen untuk mengerjakan aneka pesanan kue ulang tahun sesuai pesanan pelanggan. Semakin sulit, semakin aku bahagia. Tantangannya itu yang harus ditaklukkan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sang ibu bercerita bahwa anaknya suka sekali wayang. Ulang tahun yang ke-5 itu ingin dirayakan dengan tema wayang dan aku dipercaya untuk mengerjakannya. Aku sempat takjub dan tak percaya bagaimana kesukaan si kecil yang masih belia itu dengan wayang. Menurut ibunya, wayang kulit dengan berbagai karakter telah dikoleksi bocah ini. Orang tuanya pun mendukung dengan membelikan wayang yang diinginkannya. Cita-citanya saat itu menjadi dalang. Kostum dalang pun telah menjadi koleksinya sejak lama.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tanpa ragu-ragu, aku menerima pesanan itu. Kutanya dengan saksama seperti apa kue yang diinginkannya. Seberapa besar kuenya. Dengan segera aku membuat sketsa kue yang diinginkan, sebesar 30x30 sentimeter, dengan dekorasi pagelaran wayang lengkap. Aku mendesain posisi kelir, layar tempat memainkan wayang, di satu sisi kue. Di depannya kugambarkan dalang beserta para niyaga, lengkap bersama gamelannya. Tak hanya itu, di kue-kue kecil yang diperlukan untuk <i>dessert table</i> kupastikan mengandung semua elemen wayang.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saat<span class="Apple-converted-space"> </span>itu tidak terpikirkan bahwa dengan skala kue seperti itu, maka wajah dalang dan karakter lain tak akan terlihat karena kecil. Yang bisa aku maksimalkan adalah semua elemen pendukung pagelaran wayang ada di sana. Mau tak mau, aku harus belajar mengenai pagelaran wayang dan detail yang ada di sana.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku menemukan ada tiga karakter yang harus aku buat di kue itu. Yang pertama tentu saja dalang, yang bertugas memainkan wayang kulitnya. Lalu para niyaga, pengrawit atau penabuh gamelan yang membantu dalang dengan mengiringi pertunjukan wayang. Kemudian ada para waranggana, yaitu perempuan pelantun tembang-tembang Jawa atau lagu dalam pertunjukan wayang tersebut.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku harus membuat karakter kecil-kecil itu dan diletakkan sesuai peletakannya. Dalang kuletakkan di depan kelir. Sedangkan untuk niyaga, harus kuletakkan persis di depan gamelan yang akan ditabuh. Begitu juga posisi waranggana, aku harus tahu persis di mana harus diletakkan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tentu saja untuk kue seukuran itu aku tidak bisa membuat cempala dan kepyak dengan detail karena terlalu kecil.<span class="Apple-converted-space"> </span>Hanya saja kotak-kotak wayang kusiapkan di dekat dalang, di posisi yang seharusnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelah itu, aku harus membuat beberapa kendang berbagai ukuran. Kendang ini berperan penting dalam menentukan ritme perjalanan dan perubahan tembang atau gending. Penabuh gendang juga harus ada di sana, pemain penting dari pagelaran karawitan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Gender pun kubuat dalam berbagai ukuran. Paling tidak replika gender yang aslinya berupa bilah-bilah kuningan yang terikat dengan resonator bambu, kubuat semirip mungkin. Mungkin tidak bisa persis bilahnya berjumlah 10-14 buah dalam setiap replikanya, tetapi paling tidak sudah menyerupai. Aslinya, gender ini dibunyikan sebagai penuntun suara atau sindennya. Walau tak bisa berbunyi, minimal komponen gamelan yang satu ini kubuat semirip mungkin.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Instrumen yang lain seperti saron, bonang, demung, slenthem, gambang, kenong, serta yang lain, sebisa mungkin kubuat semirip aslinya. Yang paling sulit adalah membuat gong, karena replika instruman yang satu ini harus digantung di struktur yang kubuat dengan menggunakan kawat. Jarak antara bagian bawah gong dengan kue kubuat sedekat mungkin, agar tidak jatuh saat harus dikirim.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sang bocah yang berulang tahun menginginkan ada karakter wayang yang ditampilkan di kue-kuenya. Sangat tidak mungkin untuk membuat wayang kulitnya dengan skala sekecil itu.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Akhirnya di bagian <i>dessert table, </i>semua item yang ada kutempel dengan stiker bergambar karakter wayang. Ada Arjuna, Batara Krisna, Yudistira, Bima, Durna, hingga Bisma. Termasuk di <i>cupcake</i> pun kuberi tambahan <i>topper</i> gunungan dan wayang. Segala batik koleksi kukeluarkan untuk mendekorasi meja di lokasi. Selain itu, aku memilih jenis kue dan camilan yang tak mudah basi karena persiapan yang cukup lama dan waktu saji di meja yang juga cukup panjang.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si kecil tampak sangat bahagia hari itu. Aku pun bahagia karena bisa memenuhi kemauan si bocah dan ibunya. Sebuah pengalaman baru bagiku untuk sekaligus berlajar tentang pagelaran wayang.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa hari yang lalu, ibunya menghubungiku, ingin tahu harga kue terkini untuk si bocah yang kembali berulang tahun. Ternyata kini si bocah sudah berganti kegemaran: main drum.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: x-small;"><i>Catatan:<br />dalam versi lain, kisah ini masuk di dalam Antologi Surat Cinta di Lemari Tua, kumpulan kisah nyata-kategori wayang yang dibuat oleh Perempuan Penulis Padma. </i></span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-36053460573141623582024-02-18T07:11:00.000+07:002024-02-18T07:12:55.714+07:00Bicara Kehidupan dengan para Gadis<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika anak-anakku beranjak dewasa—yang kini kusebut sebagai gadis-gadisku—tentulah cara berkomunikasi kami pun menjadi berbeda. Semakin ke sini, mereka semakin menjadi teman diskusi yang menyenangkan.</span></h3><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvdMSWY2fTnWRDsWWW-sV1BUQ9dmE048o3hcfJa-pjIAeMw3tXAnE-TQT1hqdkcSGw-Hlkp6cJ6k3yw0FHYxI0K6rLtLEAQ443JFXLLY9QJXkkYre4yw-vSlRWhKR8iftGdWeX4VPFjkgj08sjSEW75YkQ1PDJ3-dLc_1UE8p74pn86zrG7hitTguPKWQ/s3000/34.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="3000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvdMSWY2fTnWRDsWWW-sV1BUQ9dmE048o3hcfJa-pjIAeMw3tXAnE-TQT1hqdkcSGw-Hlkp6cJ6k3yw0FHYxI0K6rLtLEAQ443JFXLLY9QJXkkYre4yw-vSlRWhKR8iftGdWeX4VPFjkgj08sjSEW75YkQ1PDJ3-dLc_1UE8p74pn86zrG7hitTguPKWQ/w640-h640/34.png" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bicara soal rutinitas, aku dan dua gadisku memiliki kebiasaan berbincang dari hati ke hati saat sedang berkendara. Biasanya ini terjadi ketika kami harus menuju ke suatu tempat, atau pulang dari satu tempat menuju ke rumah, dan kami hanya bertiga. Aku menyetir, sementara dua gadis ini berkicau dengan ributnya di dalam mobil. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bila ayahnya ikut, biasanya mereka tak seribut itu. Namun, bila sedang senang hati, keduanya pun bisa berkicau bagai burung beo ketika sedang berempat. Berisiknya sama, serunya sama. Namun, ketika bertiga, rasanya semua rahasia dan kehebohan dalam kehidupan bisa dibahas sampai tuntas. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hal ini bermula ketika aku bertugas mengantar jemput mereka berdua dari dan ke sekolah, sementara ayahnya memiliki rute sendiri ke kantor. Pulang sekolah, biasanya menjadi ajang curhat atau waktu untuk bercerita. Kesempatan bagiku untuk mengoreksi atau menyisipkan norma atau nilai dalam komentar-komentarku untuk kisah mereka. Dari situlah terbangun komunikasi yang sehat, tidak sekadar menggurui dua gadis ini—seperti bagaimana ibu kepada anaknya, biasanya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Banyak hal yang bisa kami bahas sepanjang perjalanan itu. Tentang bagaimana menyikapi sebuah isu, tentang bagaimana harus menanggapi sebuah situasi, tentang bagaimana memililih pasangan hidup, tentang bagaimana harus bersikap dalam sebuah forum, dan sebagainya. Tentu, kami juga membahas urusan kehidupan keluarga, baik keluarga inti kami yang cuma berempat ini, atau keluarga besar termasuk om dan tantenya, nenek, sepupu, dan sebagainya. Ada hal-hal yang harus mereka pahami sebagai bagian dari keluarga, bukan sekedar melihat, tetapi ikut berpendapat dan mengambil sikap.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dulu, saat kakak masih duduk di sekolah dasar dan adik di taman kanak-kanak, kehebohan yang terjadi di dalam mobil adalah seputar lagu apa yang akan diputar sembari berkendara. Biasanya rebutan, lalu kompromi, diakhiri dengan menyanyi bersama dan damai. Ketika sudah sama-sama di sekolah dasar, kehidupan luar biasa yang mereka alami di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya menjadi topik paling seru setiap hari. Mereka menceritakan bagaimana ustazah dan ustaz mengajar, bagaimana mereka berinteraksi dengan teman-temannya, kejadian-kejadian seru yang terjadi di sekolah, proses presentasi tugas mereka, dan masih banyak lagi. Bahkan berapa kucing sekolah dan bagaimana para kucing itu eksis di sekolah pun mereka bisa membahasnya hingga tuntas. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di usia taman kanak-kanak dan sekolah dasar ini, caraku berkomunikasi masih serupa mengajarkan, atau memberikan petunjuk, dan mulai menanyakan pendapat untuk bisa menggali perasaan dan kemampuan mereka mengenali emosi. Ketika mereka beranjak ke usia sekolah menengah, aku mengubah forum berkomunikasiku menjadi ajang diskusi, bukan lagi arahan. Pendapat mereka harus bisa keluar, dan harus dihargai. Mereka harus sudah mampu menyatakan sikap, yang apabila kurang tepat dengan norma dan nilai yang ada secara umum, aku harus membenahinya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Hal-hal tersembunyi akan mulai terungkap dalam percakapan spontan itu. Seperti bila ada yang mulai menyukai mereka atau perasaan mereka terhadap teman-temannya. Walau mereka tidak berminat memasukkan agenda pacaran dalam kehidupannya, tetapi akan sangat baik bila emosi ini dapat dikenali sejak dini. Semakin dekat dengan anak-anak, luapan perasaan itu akan semakin mudah terjadi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kini si kakak sudah lulus kuliah, mulai bekerja. Bagaimana dia mengambil keputusan untuk bekerja, atau belajar demi melanjutkan sekolah, tetap didiskusikan kepadaku. Dibicarakan dengan ringan, apa baik buruknya, alasan-alasannya mengambil keputusan itu. Hal itu membuatku lega karena dia bisa menjalani kehidupannya dengan baik hingga di titik ini. Alhamdulillah.</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiGGY8Gxf3Ml-pMzdHw30JrDinW-TYZ69JqB21qaYyhPo7lIjLMaz7CQa6V50pEtymUC3pq89r9zPnfE8Bk8K0WttPUGekPrpdGHaXfN2cfo9B5XJwbbrMsDCEFwjWtpI_NeEqMQDmkBjavm8VnU0Pv9YRh0BArlKYwCri_tPTMRb1ornmPFJ9UKg_Vts/s3000/33.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="3000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiGGY8Gxf3Ml-pMzdHw30JrDinW-TYZ69JqB21qaYyhPo7lIjLMaz7CQa6V50pEtymUC3pq89r9zPnfE8Bk8K0WttPUGekPrpdGHaXfN2cfo9B5XJwbbrMsDCEFwjWtpI_NeEqMQDmkBjavm8VnU0Pv9YRh0BArlKYwCri_tPTMRb1ornmPFJ9UKg_Vts/w640-h640/33.png" width="640" /></a></span></div><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si bungsu sudah duduk di semester empat kuliahnya sekarang. Waktunya untuk berbincang denganku atau kakaknya jauh berkurang karena kesibukannya kuliah dan berorganisasi. Kami tetap ada di sekitarnya, siap mendengarkan dan mendiskusikan apa saja yang dia ingin bicarakan. Sejauh ini caranya berkomunikasi dengan teman-temannya, dosen, dan sekitarnya, sudah terbangun dengan baik. Setiap ada kesempatan untuk berbicara sambil berkendara, kami tetap melakukannya dengan riang gembira. Baik itu hanya berdua-dua, atau sekaligus bertiga seperti biasanya. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku bersyukur gadis-gadisku ini tumbuh dengan luar biasa dan berkembang dengan baik. Masih banyak yang harus mereka kenali dan pelajari, dan aku siap mendampingi mereka kapan saja.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #komunikasi #rutinitas #love #life #family</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"> </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-52205401460980807952024-02-17T17:00:00.000+07:002024-02-17T17:00:00.146+07:00The Story of My Cakes—Episode 9: Gajah Purba<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">A</span><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">ku sangat menyukai sclupting cake, kue-kue yang dibuat dengan cara dipahat. Kepuasan dan kebahagiaan saat membuatnya itu tidak tergantikan oleh apa pun. Bila hasil jadinya bagus, itu adalah bonus. Namun, proses menaklukkan semua lekukan, tanjakan, turunan, dan tikungan itu yang lebih menyenangkan.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cVwtMR70f4R5irFfs2r1i_mEcI-LfBcCbDe23vi7c7e_RonEDGvSdIHrERVNNn-zDbtTWknKcPM5GbGH1ipLAPVrce5EgXGHmBx3Cpfg0zzEF0NZs2_9QQEtK_0gJV357EFZnemBG8N2LhVN0qQnWcSq04oecX46Iodx2NrN9XjZqF_CTiqypCdWSnM/s800/9.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9cVwtMR70f4R5irFfs2r1i_mEcI-LfBcCbDe23vi7c7e_RonEDGvSdIHrERVNNn-zDbtTWknKcPM5GbGH1ipLAPVrce5EgXGHmBx3Cpfg0zzEF0NZs2_9QQEtK_0gJV357EFZnemBG8N2LhVN0qQnWcSq04oecX46Iodx2NrN9XjZqF_CTiqypCdWSnM/w410-h640/9.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku sempat belajar langsung ke Michelle Wibowo, cake artist dari Indonesia yang bermukim dan berkarya di London, saat dia datang ke Jakarta. Nanti akan kuceritakan kue yang satu itu. Kali ini aku akan bercerita tentang sebuah kue yang menurutku gagal dalam pembuatan dan prosesnya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku sempat putus asa saat membuat kue ini. Pesanannya adalah membuat kepala gajah, dengan telinganya yang lebar. Aku langsung teringat Bona, bila ada yang tahu siapa itu Bona. Telinga gajah merah muda ini lebar sekali. Salah satu karakter favoritku di Majalah Bobo.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mulai membuat perhitungan berapa banyak kue yang kubutuhkan. Berapa lebar alas yang harus kusiapkan. Sebenarnya kue hanya ada di bagian kepalanya saja, sementara telinganya aku buat dari gula fondant. Aku membuat desain kepala gajah yang menghadap ke atas, sehingga nanti telinganya juga akan melebar ke samping.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebenarnya kue yang diperlukan tidak terlalu banyak, hanya saja nanti membutuhkan waktu lama untuk memahat kepala gajah ini. Waktu yang diperlukan untuk memanggang kue juga tidak terlalu lama. Aku segera menyiapkan kue-kue ini untuk bisa segera kukerjakan. Tanpa kue-kue itu siap, tidak ada yang bisa dilakukan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mengumpulkan foto-foto gajah dari samping kiri kanan dan dari atas. Aku pelajari proporsinya, aku cermati bagian-bagiannya. Sepertinya mudah. Namun, aku belum mulai apa-apa.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika kue sudah siap, aku mulai menyiapkan hati untuk membuat kue gajah ini. Perlahan-lahan kupotong bagian-bagian yang tidak perlu, untuk membuat bentuk dasar kepala gajah. Serpihan-serpihan kue yang berwarna coklat kukumpulkan menjadi satu wadah agar tidak tercecer. Untuk menemaniku bekerja, aku menyeduh daun teh kering kesukaanku di satu teko besar. Cukup untuk satu hari penuh.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Perlahan, bentuk mulai tercipta. Aku memastikan posisi lekukan mata, tempat belalai, mulut, dan bagian telinga sudah tepat. Ketika fondant mulai kuletakkan, aku mulai membentuknya agar lebih sempurna. Tentu saja tidak ada gading yang tak retak, tetapi membuat gajah ini tak semudah yang kubayangkan.</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kepala gajah sudah tertutup dengan fondant, bentuknya juga sudah terlihat. Namun, aku baru menyadari, paling sulit adalah membuat bayangan dan<span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span>kerutan-kerutan yang terlihat hidup. Aku mulai pusing kepala. Meskipun bagian melukis ini paling kusuka, tetapi semakin lama aku semakin tidak bisa membayangkan bagaimana seharusnya bayangan atau shading di kepala ini tercipta.<span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span></div></span></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mencoba menghubungi adikku, yang memahami betul bagaimana membuat bayangan dan menghidupkan karakter karena dia bekerja di dunia animasi. Segera saja aku mendengarkan kuliah 1 SKS dari adikku tentang bayangan. Ending-ya dia bilang: anggap saja sedang bikin shading waktu make-up! Nah, make up pun aku jarang-jarang, ini harus melakukan make up untuk si gajah! Baiklah!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kucoba lagi melukis bayangan dan memberikan highlight agar gajah terlihat lebih hidup. Akhirnya, setelah berjibaku beberapa jam, aku berhenti. Aku melihat hasil karyaku dengan saksama. Astaga! Aku sedang membuat gajah purba!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Gajah di hadapanku terlihat sangat mengerikan, dengan keriput di sana sini dan telinga dan beberapa bagian yang terlihat tidak proporsional. Ingin rasanya aku membongkar dan mengerjakannya dari awal, tetapi itu tidak mungkin.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku menghela napas. Rasanya aku harus berhenti agar tidak semakin parah. Aku berusaha memberikan sentuhan di sana sini sedikit, lalu aku menyerah. Semua aku bereskan, lalu aku siapkan untuk dikemas dan dikirim.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Mau tak mau aku harus mengirimkan gajah mengerikan ini. Biarpun aku gagal mengerjakannya, kue harus tetap dikirim. Aku akan mengirimkan permintaan maaf sebesar-besarnya nanti.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika kue sudah menuju lokasi penerima, hatiku sangat gelisah. Aku sangat kuatir penerimanya akan marah-marah nantinya. Namun, ternyata si kurir ini menanti lama sekali dibukakan pintu, kemudian setelah diterima, tak ada informasi apa pun darinya. Aku berusaha menghubungi penerima, yang hanya membalas singkat. “Sudah diterima. Terima kasih.” Itu saja.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku menanti hingga malam pun tidak ada respon kembali. Baiklah, aku menyerah. Semoga gajah purba ini menemui takdirnya dengan selamat.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #gajahpurba</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-11541710008174905932024-02-16T17:00:00.000+07:002024-02-16T17:00:00.140+07:00The Story of My Cakes—Episode 8: About Time<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Ini masih cerita tentang pelanggan yang satu itu. Si ibu sanah helwah. Masih banyak cerita tentang kue-kue yang kubuat untuknya, dengan berbagai dramanya. Namun, satu hal yang selalu menarik tentang pelanggan yang satu ini adalah drama pengambilan kue-kuenya.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGo0U5mcqnCTlBw7GNZG5fITt6bGo_Sv0S1Di-vrZlPfaDFVTbyYW7KroiGlu3725cNYczEHKnAnMgaskIbHXB6xREbZyC0nIodTNagibgA8P6aXJfnen_PDv03Pvozk7r_iw20k3bMHIjco04b5ly9M5R_a7Syfn7NnUY20S_1bG0UNFNmY8tZX8S3fo/s800/8.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGo0U5mcqnCTlBw7GNZG5fITt6bGo_Sv0S1Di-vrZlPfaDFVTbyYW7KroiGlu3725cNYczEHKnAnMgaskIbHXB6xREbZyC0nIodTNagibgA8P6aXJfnen_PDv03Pvozk7r_iw20k3bMHIjco04b5ly9M5R_a7Syfn7NnUY20S_1bG0UNFNmY8tZX8S3fo/w410-h640/8.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selalu saja ada cerita lucu dari setiap pesanannya. Pada setiap kali pengambilan, aku selalu minta nomor telepon orang yang datang. Belum tentu sama, dan kadang-kadang pun susah dihubungi. Intinya aku meminta agar mengabari sudah di mana posisinya. Kebetulan, si ibu ini tinggal di pulau garam, sehingga waktu pengambilan dan janjian pertemuan harus diatur setepat mungkin.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pernah suatu ketika,<span class="Apple-converted-space"> </span>dia harus membawa kue-kueku ke kota Malang. Aku yang kala itu masih tinggal di Sidoarjo, membuat janji untuk bertemu dengan anak buahnya di Masjid Agung Surabaya. Pada waktu yang sudah dijanjikan, kami sama-sama sudah tiba di Masjid Agung. Lucunya, kami tidak segera berjumpa. Susah sekali berkomunikasi sekadar mengabarkan: saya di pintu ini. Akhirnya saya berputar-putar memastikan di mana si bapak berada. Setelah dua kali putaran, barulah aku melihat seorang lelaki bersarung bertelepon mondar-mandir di depan salah satu gerbang. Aku pun merapat dan benar, dialah yang menanti kue-kue ini.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di satu pemesanan yang lain, ibu ini memesan kurang lebih dua puluh lima kotak bluder yang kira-kira berdiameter 25x20x15 sentimeter, berisi 6 buah bluder. Posisi dapurku kala itu di Surabaya Timur, sehingga dia beranggapan pengambilan lebih dekat. Ketika waktu yang dijanjikan tiba untuk pengambilan, aku sempat menanti beberapa lama. Beberapa kali kutelepon, tidak ada jawaban.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika timku mengabarkan bahwa yang mengambil kue sudah datang, aku pun segera menyiapkan kotak-kotak itu untuk diangkut. Ternyata, yang datang adalah seorang bapak dan ibu: naik motor! Aku melongo. Tak bisa kubayangkan bagaimana dua puluh lima kotak bluder ini akan mereka bawa baik motor. Meskipun sudah kuletakkan dalam kantung-kantung plastik, tetap saja aku ngeri membayangkan perjalanan yang sebegitu jauhnya dengan bawaan sebegitu banyaknya!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku tak sanggup memikirkannya. Aku naik ke ruang produksi dan kubilang pada anak-anak. “Kalian aturlah. Aku tidak mau lihat bagaimana mereka membawanya.”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">. Ketika kembali dari serah terima pesanan, mereka bercerita bahwa semuanya terangkut! Ada yang di depan, ada yang dipangku, ada yang— “Stop! Aku tidak mau dengar!” seruku sambil menutup telinga rapat-rapat. Anak-anak pun tertawa.<span class="Apple-converted-space"> </span>Yang jelas, satu jam kemudian aku mendapat konfirmasi dari sang pelanggan bahwa kue sudah mendarat dengan selamat. Alhamdulillah!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Lain kesempatan, dia memesan tiga kue tart dan beberapa kue-kue kecil serta beberapa dus rahang tuna bakar. Aku sudah menyiapkan semua pesananya di ruang depan. Kukira dia akan mengirim mobil SUV sejuta umat seperti biasanya, bahkan tidak jarang yang dikirimkan mobil berkapasitas 14 seat yang ketika sampai rumahku pun sudah penuh dengan barang-barang. Ternyata, yang datang adalah sebuah mobil kecil untuk 4 penumpang, dengan dua orang duduk di depan. Astaga, aku pun meminta dikosongkan bagasinya untuk meletakkan semua kue tart dan sisanya di tempat duduk penumpang. Aku berdoa semoga kue-kue itu baik-baik saja tiba di tempat tujuan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa minggu kemudian, dia memesan lagi beberapa ratus brownies potong dengan ukuran yang sudah kuinformasikan sebelumnya. Total ketika dimasukkan ke dalam kardus besar hanya beberapa kardus saja. Ketika mobil jemputan kuenya datang, aku melongo, lagi. Mereka datang menggunakan mobil pick up besar yang biasa digunakan untuk pindahan!<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku bertanya sambil keheranan, mengapa mengirim mobil sebesar ini? Jawab si kurir sambil tertawa, kata Ibu takut mobilnya kekecilan kaya kemarin. Katanya browniesnya ratusan. Aku tertawa terbahak-bahak. Kubilang, iya ratusan tapi tidak sebesar itu. Si mas pun kemudian ikut tertawa miris melihat kardus-kardus yang berisi brownies itu. Akhirnya, para kardus itu pun teronggok di pojokan pick up yang kosong melompong.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang paling kuingat dari semua drama yang pernah terjadi, adalah ketika dia memesan beberapa ratus roti, kue-kue potong, dan empat kue dekor yang cukup besar. Aku dan tim sudah mengatur sedemikian rupa kapan harus dibuat, kapan harus dikemas, dan bagaimana penyimpanannya. Produksi makanan ini benar-benar harus dihitung mundur dari tanggal penyajian tentunya, terutama untuk kue yang masa sajinya pendek seperti yang dipesan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sang ibu janji mengambil pukul tujuh pagi. Aku sudah mendekor sejak malam, sengaja tidak tidur agar kue masih fresh ketika akan disajikan. Roti dan kue-kue lainnya sudah aku siapkan dan simpan dengan saksama agar tidak ada masalah. Anak-anak pun mengerjakannya mepet, sehingga pekerjaan harus dibagi dengan baik. Terakhir, pekerjaan mendekor ini tugasku sehingga aku kerjakan larut malam agar saat diambil semua sudah siap.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Berhubung tidak tidur, aku terkantuk-kantuk menanti anak buahnya yang akan mengambil. Aku menanti sambil menyesap teh panas yang sengaja kuseduh untuk membantu menahan kantuk. Aku berusaha tidak tidur agar mendengar saat mereka datang. Namun, hingga pukul satu siang, tidak ada yang muncul. Aku sudah berusaha menahan semua kantuk dan lelah, hingga tiba pada titik gusar. Aku menelepon berkali-kali, tetap saja tidak ada jawaban. Akhirnya aku mencari nomor anak buahnya yang dulu pernah aku simpan saat akan mengambil kue.</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ternyata, si mas ini sudah tidak lagi bersama si ibu. Namun, dia berjanji akan menghubungi teman-temannya di sana. Berkat bantuan mas ini, aku berhasil menghubungi ibu pemesan. Sang ibu sempat minta maaf karena tidak melihat ada telepon masuk.</div></span></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dengan menahan kantuk aku bertanya, “Bu, ini kok belum diambil pesanannya?”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si ibu tertawa perlahan. “Aduh, iya, Bu. Mohon maaf. Saya salah hari.”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Astaga! Salah hari, katanya.<span class="Apple-converted-space"> </span>Aku hampir saja pingsan. “Salah hari bagaimana, Bu? Saya terlambat siap, kah?”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Oh, bukan,” jawabnya sambil tertawa. “Harusnya besok baru saya ambil.”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Baru besok diambil, katanya. Apa kabar kue-kueku besok pagi? Baru ini aku bertemu pelanggan yang salah menginformasikan tanggal pemesanan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dengan lemas aku berkata, “Bu, tolong diambil malam ini, ya. Saya tunggu. Kalau besok saya tidak bisa menyimpannya. Dikirim saja kurirnya, Bu.”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Masih tertawa saja dia. “Oke, Bu,” jawabnya santai.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Malam itu, semua kue-kue pun berangkat kepadanya. Aku sudah ingin tidur, tak sanggup lagi bila harus menjaga mereka lagi. Terima kasih, Bu!</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-42108323132726499312024-02-16T10:27:00.000+07:002024-02-16T10:29:15.597+07:00The Story of My Cakes—Episode 7: Sanah Helwah<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"> <span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Beberapa kali aku mengajar, sempat menyenggol tentang target market. Lalu aku membahas tentang type pelanggan A, B, C, dan D. Seringnya, berakhir dengan bercerita beberapa pelanggan yang kupunya sebagai contoh.</span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipbsIW1QhBccugLfNLqS1difKHc44uSdLMIiVsq85eEUvinMmVLlcsxEVYGc37OvOZUuG4COIEwAwtN8vCAGKaLq9LOd9ORn9ZGNMcxFslhWsr9MCgHgPBwDhM6kYUsE2nSGvhCMx_MyWND7LnEYbPWZ1E-9Qkv3rzOom1imD3ZRmoWWMGiUlRdkKLIvE/s800/7.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipbsIW1QhBccugLfNLqS1difKHc44uSdLMIiVsq85eEUvinMmVLlcsxEVYGc37OvOZUuG4COIEwAwtN8vCAGKaLq9LOd9ORn9ZGNMcxFslhWsr9MCgHgPBwDhM6kYUsE2nSGvhCMx_MyWND7LnEYbPWZ1E-9Qkv3rzOom1imD3ZRmoWWMGiUlRdkKLIvE/w410-h640/7.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Salah satu pelanggan yang sering kuambil sebagai contoh tipe A adalah yang satu ini. Pelanggan yang tidak mau ditolak, tidak menawar, dan sekaligus tidak main-main saat memesan. Satu lagi yang bikin deg-degan dari pelanggan ini adalah, pemesanan selalu mepet dengan hari acaranya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku selalu meminta pemesanan kue paling telat adalah H-7. Gunanya agar aku bisa memperkirakan dan memperhitungkan apa saja yang harus kukerjakan, sehingga aku tidak terburu-buru. Intinya persiapan dengan matang harus dilakukan.</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana;"><div style="text-align: justify;">Sementara, pelanggan yang satu ini sukanya mengabari kurang dari seminggu. Alasannya lupa, tidak sempat berkabar, dan sebagainya. Namun, semua usulan dariku selalu diterima. Yang paling penting, dia tidak pernah menawar. Oleh karena itu, aku selalu merawat pelanggan yang satu ini baik-baik, hingga kini.</div></span></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Banyak cerita menarik yang kualami saat mengerjakan pesanan kue darinya. Seperti saat aku menerima pesanan dari pelanggan ini untuk pertama kalinya. Dia ingin memesan kue yang sangat besar untuk suaminya. Aku sempat bertanya, seberapa besar yang diharapkannya. Dijawabnya, sebesar mungkin. Aku berpikir keras, perihal waktu pembuatan dan tenaga juga.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika kutawarkan kue berbentuk kemeja khas institusi tempat suaminya bekerja yang berdimensi 40x60 sentimeter, dia sepakat. Aku bilang, kue itu nanti cukup besar, sehingga saat penggambilan mohon disiapkan tempatnya. Dia pun mengiyakan. Khusus pelanggan satu ini, aku memang tidak pernah mengirim. Dia memiliki cukup banyak armada dan anak buah yang bisa disuruh untuk menggambil ke rumah.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Untuk kue sebesar itu, aku berpikir alasnya pun harus kuat. Maka aku pun membuat alasnya dari multipleks sebesar 50 cm x 1 meter. Meja yang ada di studioku pun kutata sehingga alas tersebut bisa disiapkan tanpa perlu memindah-mindah lagi. Kue yang sudah matang dan siap dekor tinggal diatur di atasnya dan di hias.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Seperti permintaannya, dekorasi yang kugunakan adalah fondant. Yang cukup berat nanti adalah saat menggiling atau menguleni fondant agar bisa menutup kue sebesar itu. Waktu itu aku berpikir, gampang ada suamiku. Suamiku memang biasa membantuku menguleni dan menggiling fondant bila kubutuhkan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ternyata, suamiku ada kegiatan mengajar sedari pagi di hari itu. Alamak, terpaksa aku menguleni dan menggiling fondant itu perlahan-lahan hingga akhirnya seluruh kue bisa tertutupi. Capeknya tiada terkira, hanya karena salah perhitungan hari. Aku benar-benar lupa bahwa suamiku ada kelas hari itu.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Menjelang magrib, kue sudah siap untuk diambil. Aku sudah mengabari sang pelanggan sejak pagi, kira-kira kue bisa diambil magrib. Tak lama, sekitar pukul enam sore, mobil jemputan kue itu datang. Sebuah mobil SUV sejuta umat dengan tujuh dudukan. Sekilas kulihat, aman ini nanti si kue bisa diletakkan di bagian belakang, dengan kursi paling belakang harus dilipat.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ternyata, ada lima atau enam manusia yang turun dari mobil itu. Aku sangat terkejut. Namun, sudah tidak bisa disangkal lagi, kursi paling belakang harus dilipat. Aku harus menyampaikannya kepada sang pengemudi.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika sang ibu memasuki studioku, dengan santai dia berkata, “Wah, besar, ya.”</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;"><br /></span></div><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana;"><div style="text-align: justify;">Antara ingin tertawa dan ingin pingsan, aku mengatakan padanya bahwa aku sudah menjelaskan sedari awal besar kuenya seberapa. Dia cuma tertawa, kemudian meminta anak buahnya mengurus mobilnya agar kue itu bisa masuk.</div></span></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nah, setelah pesanan pertama itu, dia cukup puas dan selanjutnya terus memesan kue kepadaku. Termasuk untuk ulang tahun anaknya beberapa bulan kemudian.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ibu ini memesan tiga kue, dengan berbagai macam desain. Untungnya kali ini, waktu memesan dan waktu pengirimannya masih cukup lama.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang bikin aku lemas kemudian, si ibu ini ingin semua kuenya ditulisi kata-kata ucapan: “Sanah Helwah Barakallahu fii Umrik (nama anaknya) …” dan masih dilanjutkan dengan doa lain. Intinya tulisan itu semuanya sekitar dua atau tiga kalimat. Dikalikan tiga kue. Alamat, bakulnya pingsan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mencoba menawar untuk memotong kalimatnya, tetapi ibunya menolak. Akhirnya, aku memutuskan untuk membuat alas kuenya lebih lebar karena harus menuliskan kata-kata panjang itu.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di hari mendekor kue, aku bekerja bersama seorang asistenku. Kue yang sudah siap, mulai kami dekor perlahan-lahan. Asistenku ini sudah kuajari mencetak huruf-huruf kecil dari fondant yang nantinya akan ditempelkan di alas kue sebagai ucapan. Huruf-huruf ini harus dicetak dengan ketebalan yang pas. Tidak boleh setipis kulit dimsum karena nanti tidak bisa diangkat, juga tidak boleh setebal roti tawar agar tidak lengket di cetakan. Aku berpikir, dengan tulisan panjang yang dibuat dari huruf fondant akan terasa lebih spesial dilihat di kuenya. Berhubung kami bekerja bersama, terasa lebih mudah saat itu.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak terasa<span class="Apple-converted-space"> </span>hari sudah sore, aku harus menjemput anakku dari sekolah. Aku mengatakan pada asistenku untuk melanjutkan pekerjaannya, lalu bisa pulang ketika sudah selesai. Dia sudah paham cara mengunci pagar rumah sehingga nanti aku tinggal membukanya kembali.<span class="Apple-converted-space"> </span>Kue itu akan diambil besok pagi, jadi malam hari setelahnya aku bisa mengerjakan penempelan hurufnya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika aku tiba di rumah kembali, asistenku sudah pulang. Aku masih harus mengurus anak-anak dan menyiapkan makan malam untuk keluarga. Aku baru masuk ke studio lagi setelah semua urusan rumah beres, sekitar pukul sembilan malam.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Asistenku tadi berkata, semua huruf sudah selesai dicetak. Aku sudah berpikir bahwa nanti aku tinggal memasangnya di alas kue sesuai rencana kami.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika memasuki studio, aku mencari-cari di mana kumpulan huruf fondant yang sudah dicetak oleh asistenku tadi. Aku melihat ada satu meja yang sudah diatur rapi oleh asistenku, tempat dia biasa bekerja. Di atasnya kulihat ada huruf-huruf dari fondant hitam yang sudah tercetak.</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Segera kusiapkan alat-alat dan kue yang akan didekor. Kuatur jaraknya agar aku bisa mengerjakan dengan mudah. Lalu aku mendekati meja yang penuh dengan huruf tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></span><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika aku mengamatinya lebih dekat, aku mendelik. Astaga, ternyata asistenku menata huruf itu tidak sesuai dengan kalimat yang akan ditempelkan! Ternyata dia mencetak semua huruf sesuai kebutuhan, dan meletakkannya berderet dalam satu jenis alfabet yang sama!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku melihat ada sederet huruf a, sederet huruf S, sederet huruf n, sederet huruf i, dan seterusnya. Aku ingin pingsan saja rasanya. Rupanya, malam ini harus kuhabiskan dengan menyusun tiga kalimat panjang untuk setiap kue. Sanah helwah!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;"><i>Catatan:<span class="Apple-converted-space"> </span></i></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;"><i>Sanah helwah: ucapan selamat ulang tahun dalam bahasa Arab.</i></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;"><i><br /></i></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #sanahhelwah</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-31400412152183162782024-02-15T05:00:00.000+07:002024-02-15T05:00:00.137+07:00The Story of My Cakes—Episode 6: Kue yang Tak Boleh Dimakan<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Kue yang satu ini sangat luar biasa untukku. Bentuknya sederhana hanya kotak biasa, tetapi kisahnya sangat membekas di ingatanku. Kue ini kubuat saat sudah berada di Surabaya.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span></span></h3><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU6T04m0yqGLQZM2SaMKYjsTLWjEcy7E22seGUghETxL4qOAYhNSMLUliMsadbnSvrELqLVHCRi2Dqr_7XFKHsKcno350hyHrwjBpdRJTLl1WhjykVF4-1kIQFud80t8ppN2mSCFZ-YEgZpCeQkJBNx_F0MXgkpu6UzWv_1fjeu_4T4ihv7b-X8dvjk70/s800/6.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU6T04m0yqGLQZM2SaMKYjsTLWjEcy7E22seGUghETxL4qOAYhNSMLUliMsadbnSvrELqLVHCRi2Dqr_7XFKHsKcno350hyHrwjBpdRJTLl1WhjykVF4-1kIQFud80t8ppN2mSCFZ-YEgZpCeQkJBNx_F0MXgkpu6UzWv_1fjeu_4T4ihv7b-X8dvjk70/w410-h640/6.png" width="410" /></a></div><br /><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><br /></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ceritanya, ada seorang ibu menghubungiku. Dia ingin membuatkan kue ulang tahun untuk anaknya. Ketika kutanya ingin tema apa, ibu itu bilang bahwa belum ada ide.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Seperti biasa dalam setiap pembuatan kueku, aku mulai menjadi reporter. Tugas utamaku adalam mewawancara setiap pelanggan sampai ketemu keinginannya membuat kue dengan satu tema spesifik. Itu sebabnya, kue-kue yang kubuat tidak pernah berakhir sama, walau temanya mirip.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kali ini, aku pun mulai mencoba bertanya kepada sang ibu. Kira-kira apa yang disukai anaknya. Anaknya perempuan, usia sekitar 5 atau 6 tahun, aku lupa. Yang jelas, di usia seperti itu kesukaan anak bisa berubah-ubah. Harus benar-benar yakin mau tema apa dan jangan sampai berubah di tengah jalan. Itu sebabnya aku selalu menggambar kue dengan desain yang diinginkan, menunjukkannya pada pelanggan, lalu bersepakat dengan pelanggan menggunakan uang muka.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Peraturan sudah kusampaikan di depan: tidak boleh mengganti desain atau memberikan permintaan untuk menambah atau mengurangi desain bahkan merombaknya ketika sudah membayar uang muka. Bukan apa-apa, ketika desain sudah oke, pelanggan sepakat, esok harinya aku sudah mulai menghitung bahan dan merancang waktu pembuatan. Sehingga bila ada perubahan mendadak, bisa dipastikan aku akan babak belur. Uang, tenaga, dan waktu yang dihabiskan akan terbuang sia-sia.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nah, jalan pertama adalah menanyakan film atau karakter kartun kesukaan anaknya. Ibunya menjawab, tidak ada yang spesifik. Lalu aku mencoba bertanya tentang warna kesukaann anaknya. Ibunya berkata, ungu. Baiklah, aku mendapat satu kata kunci. Lebih jauh lagi, aku bertanya apa yang kira-kira sedang sangat dekat atau sedang menjadi perhatian anaknya saat ini. Atau bila ada kebiasaan atau rutinitas anaknya saat ini yang menjadi hal khusus, aku pun menanyakannya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak lama, sang ibu bercerita. Sebelum tidur malam, anaknya selalu menunggu ayahnya pulang dari kantor. Sang ayah yang baru pulang akan masuk ke kamar si bocah dan bercerita dulu hingga anaknya tidur. Bila belum mendapatkan cerita sebelum tidur dari sang ayah, gadis kecil ini tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dari sini, aku mulai mendapatkan ide. Aku mengusulkan, bagaimana bila kueya berbentuk tempat tidurnya, dengan si gadis kecil yang sedang bersiap tidur, dan ada sang ayah yang menunggui di dekatnya untuk membacakan dongeng. Ibunya langsung setuju. Bahkan, sang ibu segera menambahkan, beberapa bentuk boneka kesayangan gadis kecilnya. Menurut ibunya, akan sangat menarik bila di sekitar si gadis ada bentuk boneka kesayangannya yang tidak pernah ketinggalan, selalu dibawa ke mana-mana.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku sangat setuju dengan usul itu. Aku pun segera<span class="Apple-converted-space"> </span>meminta foto boneka-boneka kesayangan gadis itu. Setelahnya kami segera mendiskusikan harga dan detail pengiriman. Setelah semua beres, aku pun bersiap membuat kue itu.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Seperti kesepakatan, kue kubuat sesuai gambaran yang telah kami sepakati. Kue berbentuk kotak biasa, ukuran 20x20, yang di atasnya kututup dengan fondant warna ungu. Kubuat<span class="Apple-converted-space"> </span>replika kepala tempat tidur atau headboard untuk ditempel di sisi paling atas kue, sehingga kue terlihat seperti tempat tidur sebenarnya. Aku membuat bantal-bantal kecil dan guling, juga figurin satu anak perempuan yang sedang duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Selimut menutupi bagian kakinya sehingga aku hanya perlu memberikan detail pada tubuh bagian atasnya saja. Di sekitar figurin gadis itu, kubuat replika boneka sesuai dengan foto yang dikirim oleh ibunya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di sisi lain tempat tidur, kubuat figurin lelaki yang sedang duduk sambil membawa buku, seolah-olah akan menceritakan sebuah dongeng pada gadis kecil yang akan tidur malam. Di sekitar tempat tidur gadis itu kuletakkan beberapa replika baju atau buku dan mainan agar terkesan seperti kamar tidur anak.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pada hari yang sudah ditentukan, aku mengirim kue yang sudah jadi itu ke alamat yang diberikan. Kurirku menyatakan sudah diterima, kemudian aku segera melakukan konfirmasi. Sang ibu mengucapkan banyak terima kasih. Dia berkata, besok pagi-pagi saat bangun tidur, kue akan diberikan kepada anaknya, tepat di hari ulang tahunnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Keesokan harinya, sekitar pukul sembilan pagi, aku mendapat kiriman pesan dari sang ibu. Dia bilang, anaknya sangat gembira. Si gadis kecil sangat menyukai replika dirinya dan kamar tidurnya, terutama karena ada sang ayah dan replika boneka kesayangannya di sana. Aku turut lega mendengar cerita si ibu.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Namun, satu kalimat berikutnya membuatku tergelak.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Kuenya tidak boleh dimakan, Mbak,” kata sang ibu sambil tertawa tertahan.<span class="Apple-converted-space"> </span>“Saking senangnya, kue tidak boleh dipotong. Maunya disimpan saja sambil dilihat.”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Wah, sayang lo, Bu, kalau tidak dimakan,” jawabku kemudian. “Coba diajak potong lagi saja nanti sore atau besok pagi.” Aku cuma bisa mengusulkan hal itu, mengingat sayang sekali kue yang sudah dibuat akhirnya tidak boleh dimakan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saat itu, ibunya mengiyakan. Setelah itu, aku tidak mendapat kabar lagi darinya karena kesibukanku. Kupikir, urusan potong-memotong kue pasti sudah beres.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ternyata, seminggu kemudian ibunya mengabariku kembali. Si kue tetap tidak boleh dipotong oleh si gadis kecil itu, hingga akhirnya berjamur dan tak bisa disimpan lagi. Barulah si gadis mengalah dan merelakan kuenya dipinggirkan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku cuma bisa tertawa. Aku berkata kepada sang ibu, tahu begitu aku buatkan dari gabus saja, sehingga bisa disimpan. Sementara kuenya bisa disajikan dalam bentuk lain. Ibunya juga hanya tertawa, mana dia tahu bahwa kue itu akan berakhir utuh, tidak boleh disentuh, dan tidak boleh dimakan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana;">#windyeffendy #thestoryofmycake</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-71987053228905718492024-02-14T05:00:00.000+07:002024-02-14T05:00:00.261+07:00The Story of My Cakes—Episode 5: Puisi Tengah Malam<h3 style="text-align: center;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: large;">Ini adalah salah satu kue yang sempat kukerjakan saat masih di Semarang. Aku tidak tahu si pelanggan ini mendapatkan nomorku dari mana, yang jelas saat itu sekitar tahun 2011, belum ada Instagram seperti sekarang. Aku hanya mengunggah kueku di blog dan facebook saja, bila sempat.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: large;"> </span></h3><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNuwkpXuoRxKIodzR-_oog78vxe-5kRt4Pnpnqy5jxsOBc6vglyZnzdXQP5rutdfdH6HKJ1SnOrGXJ78bQBRXtl4TkZhdhXCW_o3VnC_p5WH2vlMdO_F9FZaHcCnn4BoQ2jEDSgtXyf3_RBaRaaybxkFe6GPuWZb1r7kFWltPI9jHsuah3Nmf0Rllvws/s800/5.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNuwkpXuoRxKIodzR-_oog78vxe-5kRt4Pnpnqy5jxsOBc6vglyZnzdXQP5rutdfdH6HKJ1SnOrGXJ78bQBRXtl4TkZhdhXCW_o3VnC_p5WH2vlMdO_F9FZaHcCnn4BoQ2jEDSgtXyf3_RBaRaaybxkFe6GPuWZb1r7kFWltPI9jHsuah3Nmf0Rllvws/w410-h640/5.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pelanggan itu adalah seorang lelaki muda. Dia ingin memesan kue dengan tema permintaan maaf. Rupanya, dia sedang berusaha menaklukkan pacarnya yang ngambek. Pikirnya, kue yang dikirimkan akan bisa membuat hati sang pacar lunak dan mau berbaikan kembali. Waktu itu kami hanya berkomunikasi lewat Blackberry Messenger dan tidak bertemu muka. Pembayaran kue di depan sebanyak lima puluh persen, sisanya dilunasi menjelang pengiriman.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si lelaki ini dengan spesifik meminta kuenya benar-benar menggambarkan adegan permintaan maaf dari cowok kepada ceweknya. Nah, lo! Aku pun memutar otak. Paling gampang, konotasi meminta maaf kepada kekasih tentunya sang pacar berlutut sementara si perempuan duduk di sofa atau kursi.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Desain awal ini kusampaikan kepadanya dan dia setuju. Lebih detail lagi, dia ingin lokasi meminta maafnya adalah di suatu ruangan, pacarnya duduk di sofa. Oke, agar mengesankan ada di ruangan, berarti di bawah sofa akan kubuat pola seperti karpet, dan di kiri kanan sofa akan kuletakkan meja kecil.<span class="Apple-converted-space"> </span>Dia pun setuju.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Agar lebih seru, aku membuat posisi si perempuan seakan membelakangi si cowok yang sedang berlutut, dengan gestur seakan membuang muka, tak sudi melihatnya. Aku tertawa sendiri saat mulai menguleni fondant dan membayangkan hasil jadinya. Pasti seru nanti saat diterima ceweknya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saat ada pesanan kue, aku sebisa mungkin menyiapkan detail dan gula fondant yang akan digunakan sebelum membuat kuenya. Baru setelah itu aku mulai menimbang bahan dan memegang mikser. Kala itu, dua anakku masih duduk di TK dan SD. Sehingga, jadwal antar jemput menjadi prioritas. Membuat kue haruslah dilakukan ketika semua jadwal anak-anak beres, termasuk mengantar jemput si sulung untuk les. Sore hari atau siang di antara jadwal menjemput si sulung dan si bungsu, aku menyempatkan mengoven kue itu hingga matang.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Suamiku pulang ke rumah saat sore hari menjelang magrib. Setelah itu, aku masih harus menyiapkan makan malam dan menidurkan anak-anak. Seringnya, setelah semua tertidur, barulah aku menyelesaikan kueku. Kue yang sudah matang dan dingin sudah siap untuk didekor. Waktu itu aku masih kuat untuk tidak tidur semalaman hanya demi menyelesaikan kue pesanan.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sama juga saat aku membuat kue ini. Aku memilih bekerja malam hari. Kue yang sudah siap untuk didekor baru kupegang di atas pukul sembilan malam.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika kue sudah kututupi dengan fondant, kuletakkan di atas alas kue, dan detailnya mulai kukerjakan. sebuah pesan masuk di BBM dari si cowok pemesan.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Mbak, boleh saya minta tolong sedikit?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saat itu menjelang tengah malam. Aku bertanya-tanya dalam hati apa maunya si pelanggan ini malam-malam.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Ya, bagaimana, Mas?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Begini, Mbak. Boleh tidak saya menambahkan puisi di kuenya?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Astaga! Kenapa tidak dari kemarin dia bilang.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Maksudnya bagaimana?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Saya ada puisi yang saya karang sendiri. Saya mau minta tolong Mbak untuk menuliskannya, lalu meletakkannya di dasar kue, sehingga kalau dia memotong kuenya, dia bisa menemukan puisinya.”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku melongo. Kue itu sudah seperti dilem di atas alas kuenya. Kalau harus menyelipkan kertas di antara kue dan alas kuenya, aku harus membongkar bagian bawahnya dan mengulang lagi menambahkan hiasan duntuk menutupi. Namun, idenya sangat menarik.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Hm, ini sudah hampir jadi kuenya, Mas.” Aku mencoba menawar.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Wah, tidak bisa diusahakan, kah, Mbak?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kupikir-pikir lagi, kasihan juga pemuda itu yang mau mencoba segala cara untuk merayu pacarnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Ya, sudah. Mana puisinya? Sini saya tuliskan, nanti saya selipkan di bawahnya.”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Wah, terima kasih banyak, Mbak!” Senang sekali dia rupanya.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak lama, dua bait puisi meluncur ke hadapanku. Membaca puisi itu, bibit jiwa editorku menggedor-gedor.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Mas, maaf.”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Ya, Mbak?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Boleh saya edit sedikit puisinya biar lebih enak dibaca?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Wah, dengan senang hati, Mbak. Silakan!”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Nah, yang begini bikin aku suka. Sebenarnya jika dipikir-pikir,<span class="Apple-converted-space"> </span>pekerjaanku membuat kue-kue itu bukan siksaan, tetapi suatu kesenangan. Ada saja yang aneh-aneh dan memberikan tantangan baru.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dengan cepat aku mengedit puisi itu. Jujur, sudah lupa bunyinya bagaimana, yang jelas isinya adalah rayuan maut si cowok yang meminta maaf atas kesalahannya. Selesai mengedit puisi, aku kirimkan kembali padanya. Dia sangat menyukainya. Baiklah, misi harus diselesaikan.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelah itu, aku menuliskan puisi itu ke selembar kertas wangi milik anakku, kemudian melipatnya jadi dua, dan membungkusnya dengan plastik agar tidak terkena noda kue. Aku pastikan tulisan menghadap ke atas, agar ketika dipotong dan diambil kuenya langsung terlihat ada sesuatu di bawahnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span class="s1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-kerning: none;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang agak menjengkelkan adalah ketika harus mengangkat kue itu perlahan-lahan dari alas kue, dan menyelipkan plastik berisi kertas itu di dalamnya. Aku menahan napas saat mengangkat kue itu. Kue ini tidak boleh runtuh, harus kembali berdiri dengan sempurna di alas. Aku mengangkatnya sedikit saja, cukup untuk mendorong plastik berisi kertas itu cepat-cepat ke bawahnya. Setelah plastik itu dalam posisi yang tepat, aku meletakkan si kue perlahan-lahan. Barulah aku bisa bernapas lega ketika kue sudah kembali pada posisinya.</span></div></span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku melanjutkan pekerjaanku membuat figurin lelaki yang sedang berlutut sambil membawa bunga, sofa besar dengan figurin perempuan duduk sambil membuang muka, dan dua buah meja kecil di kiri kanan sofa. Lampu duduk kecil tak lupa kutambahkan di sana.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si mas pelanggan ini meminta diberikan tulisan di alas kue: Please forgive me.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Baiklah, kuturuti saja kemauannya. Kemudian aku lanjutkan dengan membuat beberapa detil kecil agar kuenya tampak lebih bagus.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kira-kira satu jam kemudian, kue itu pun sudah selesai dan aku siap mengemasnya. Tak sengaja, aku melihat ada pesan masuk lagi di BBM. Dari cowok yang sama.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Mbak, maaf, saya baru kepikiran. Boleh saya minta tolong lagi?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Waduh, apa lagi ini, pikirku. “Bagaimana, Mas?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Bolehkah puisinya ditulis dalam Bahasa Jawa?”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dengan serta merta aku langsung menjawab, “Tidaaak!”</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #puisitengahmalam</span><span style="font-family: Cambria;"><span class="s1" style="font-kerning: none; font-size: 12px;"></span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-77913916287648985992024-02-13T05:00:00.000+07:002024-02-13T05:00:00.142+07:00The Story of My Cakes—Episode 4: Tas dan Tas Lainnya<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"> <span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Di awal belajar mendekorasi kue, aku sempat belajar membuat kue tiga dimensi dengan bentuk tas. Bukan membuat replika tas kecil dari fondant sebagai hiasan di atas kuenya, tetapi benar-benar memotong dan memahat kue menjadi bentuk tas tiga dimensi.</span><span class="Apple-converted-space" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"> </span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXoZWewAP1ILcj3HPGY2IYt2Y3m8X90zR8r5uZJRe-tgDFPZ9eS5u8N4EYit5l858yDYx5opCvJyOFOtX8HqxWQtyyoHmxaCmjBLMRe1sBsTt6YZ0nDEOks8_r3dfbFqaBL_RNv5QH0rqSUw7B7k7XkA_RoyreweL4GBdcQg5Dw9-NUSQRq7_UL7J26mI/s651/tas.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><img border="0" data-original-height="651" data-original-width="508" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXoZWewAP1ILcj3HPGY2IYt2Y3m8X90zR8r5uZJRe-tgDFPZ9eS5u8N4EYit5l858yDYx5opCvJyOFOtX8HqxWQtyyoHmxaCmjBLMRe1sBsTt6YZ0nDEOks8_r3dfbFqaBL_RNv5QH0rqSUw7B7k7XkA_RoyreweL4GBdcQg5Dw9-NUSQRq7_UL7J26mI/w500-h640/tas.png" width="500" /></span></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div></span><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Waktu itu sekitar tahun 2009-2010—kalau tidak salah ingat, masih sangat jarang pembuat carving cake tiga dimensi, terutama di Semarang. Selain belum terlalu tren, juga tidak banyak yang serius menekuninya. Banyak yang beranggapan carving ini jatuhnya terlalu mahal, terlalu banyak bahan yang terbuang, dan masih banyak alasan lain.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku belajar bahwa mahal atau murah itu tergantung dari target marketnya. Bila bicara dengan mereka yang tidak menghargai kesulitan dan seni membuat kue yang unik ini, tentu saja akan dianggap mahal. Bila sudah bertemu target market yang tepat, yang mau menghargai keunikan dan tahu bahwa membuat kue seperti ini tidak mudah, harga tidak akan menjadi masalah.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Masalah bahan yang banyak terbuang, bisa disiasati dengan perhitungan yang tepat dan teknik yang sempurna. Tentu saja, di awal-awal belajar membuat kue tiga dimensi, jangankan bahan terbuang, tenaga dan waktu pun ikut terhamburkan. Satu dua kali membuat tentu masih belum sempurna.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Saat pertama membuat kue berbentuk tas inilah pertama kalinya aku memahat kue sebenarnya—dan terkejut melihat banyaknya serpihan-serpihan yang tidak terpakai. Namun, aku ingat para preman yang setia menanti kueku dalam bentuk apa pun. Jadilah, aku tetap bersemangat karena aku yakin potongan-potongan kue ini tidak akan tersia-siakan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku lebih suka memahat kue cokelat dibandingkan dengan kue vanilla atau rasa lain. Bahan cokelat di dalamnya, terutama yang mengandung dark cooking chocolate di dalam pembuatannya, akan lebih kuat dan kokoh. Sebenarnya memang tergantung resepnya juga, tetapi kue yang biasa kubuat dengan rasa coklat lebih mudah dibentuk daripada yang lain. <span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kue tasku yang pertama berbentuk tas tenteng perempuan, berwarna biru muda, dengan hiasan pelipit kuning di pinggirnya. Bagian luar tasnya kubuat berpola anyam, yang kutempel satu per satu—dengan suka ria. Satu kue besar berukuran 26x26 sudah bisa menjadi satu replika tas kue cantik. Biasanya untuk tas yang lebih besar, aku membutuhkan kue yang lebih besar juga.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;">Kue kotak besar ini dipotong menjadi dua atau tiga sesuai ukuran jadi, kemudian ditumpuk. Semakin ke atas potongan kuenya semakin kecil. Kue direkatkan dengan buttercream atau ganache, sesuai pesanan atau selera pemesan. Setelah kokoh, barulah mereka kupotong sedikit demi sedikit per bagian sehingga tercipta bentuk dasar sebuah tas.</span></div><span class="s1" style="font-kerning: none;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><br /></span></div><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Beda jenis tas tentunya beda cara pembuatannya. Kebanyakan yang akan diberi hadiah adalah perempuan yang suka tas mewah, sehingga paling banyak replika yang dipesan adalah dari merek Hermes dan LV. Ada juga yang memesan kue berbentuk ransel atau tas yang kasual macam Kipling. Namun, satu yang paling seru kubuat adalah kue berbentuk tas belanja yang penuh berisi sayur mayur!</div></span></span><p></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kue berbentuk tas belanja ini, sebenarnya sederhana saja. Bentuk dasarnya hanya kotak. Yang paling seru adalah membuat anyaman dua-tiga warna di dekorasinya. Kemudian, membuat beraneka bagian sayur mayur yang seakan-akan ada di dalam tas belanja itu, dengan bagian luarnya muncul di atas. Ada wortel, sawi, tempe, ikan, terong, ayam, bahkan beberapa telur. Kalau sudah kumat isengku, di bagian alas kuenya kutambahkan pecahan telur, daun-daun sawi yang terlempar, dan daun pisang, dan aneka bentuk lainnya. Semuanya terbuat dari kue dan gula fondant, kecuali bila ada bentuk atau permintaan khusus yang harus kubuat dari bahan lain seperti rice krispi atau permen. Intinya, semua bahan yang ada di atas kueku, sebisanya harus bisa dimakan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku paling suka kalau pelangganku sudah bilang: terserah! Contoh-contoh kue tas kukirim , lalu mereka memilih yang paling sesuai. Atau kadang para pelanggan sudah memutuskan bentuk tas mana yang ingin dicontoh, lalu eksekusinya diserahkan padaku. Boleh ditambah bunga, kalung, pita, dan lain sebagainya. Aku pun lalu bersenang-senang!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku memiliki beberapa teman yang juga piawai membuat kue berbentuk tas. Kuakui buatan mereka rapi dan sempurna, tidak sepertiku yang paling tidak bisa membuat bentuk yang rapi. Selalu ada peyang-peyangnya, ada yang tidak sempurna, ada detail yang kurang rapi. Setiap kali membuat kue bentuk tas lagi, selalu aku berusaha menata hati dan pikiran agar fokus dan tidak membuat kue tasku berantakan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dua tahun tergabung di komunitas baking di Semarang telah membuatku banyak belajar. Tahun 2018, setelah empat tahun di ibu kota Jawa Tengah itu, aku harus kembali ke Surabaya mengikuti suamiku. Anak-anakku juga harus pindah sekolah kembali. Empat tahun yang telah menempaku lebih kuat. Kota yang menjadi kawah candradimuka itu pun harus kutinggalkan. Ternyata, pindah ke Surabaya pun membuat aku menemukan tantangan-tantangan baru yang harus ditaklukkan.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes </span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-37317190692155968852024-02-12T05:00:00.000+07:002024-02-12T05:00:00.265+07:00The Story of My Cake—Episode 3: Bermain Puzzle<h3 style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Bukan aku namanya kalau tidak mencari yang lebih sulit. <i>Urip iku kudu urup</i>. Jadi bila sudah kehabisan tantangan, aku akan mencari yang baru. Kurang kerjaan, sebenarnya.</span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXa916jDAMzrDeQ3FIJfNlta_nPLaG08MmwPXPbRXzmbkmxvoaaabhYGXFVymKBQfYaBvoceOfuIXXnXrTUP1_cJVQPtjwtCXMuK45Qf0uNM6nYYPaekz4i9r-Y5tQ5dTv8iJvhdZEk6biq9D7WXg4v7lHLMBxp1vsVeNC6tz-MRbynQogO3pXo9qVff4/s800/3.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXa916jDAMzrDeQ3FIJfNlta_nPLaG08MmwPXPbRXzmbkmxvoaaabhYGXFVymKBQfYaBvoceOfuIXXnXrTUP1_cJVQPtjwtCXMuK45Qf0uNM6nYYPaekz4i9r-Y5tQ5dTv8iJvhdZEk6biq9D7WXg4v7lHLMBxp1vsVeNC6tz-MRbynQogO3pXo9qVff4/w410-h640/3.png" width="410" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Setelah beberapa waktu bermain dengan para roti, brownies, dan kue-kue lainnya, aku merasa ingin mencoba sesuatu yang baru. Aku mulai mempertimbangkan untuk belajar dekorasi kue. Secara aku pernah kuliah di arsitektur, yang akhirnya hanya digunakan untuk memperkirakan AC berapa PK yang diperlukan untuk mendinginkan kamar di rumah, kurasa sudah tiba saatnya aku menggunakan sedikit ilmu dari dosen untuk merancang sesuatu yang indah. Walaupun dalam bentuk kue!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mulai mengambil kursus dekorasi fondant atau plastic icing—yang bentuknya seperti plastisin, hanya saja ini terbuat dari gula—dan buttercream untuk menghias kue. Dari keduanya, aku lebih suka bermain fondant karena lebih bisa dibentuk macam-macam. Aku lalu iseng membuat kue dihias begini begitu untuk diberikan ke teman atau saudara atau anak-anak hanya demi latihan saja. Semua kuanggap sebagai biaya latihan, lagi-lagi dengan anggapan nanti akan diberi gantinya yang lebih besar.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di masa itu, masih sedikit sekali bakul kue di Semarang yang menggunakan fondant untuk dekorasi kuenya. Terutama yang bisa sesuai keinginan pelanggan. Jadi, meskipun bentuk hiasan yang kubuat masih sangat nista alias jelek sekali, mereka sudah sangat bahagia. Aku sampai malu sendiri. Hal itu membuatku terpacu untuk belajar lebih giat lagi.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku pun mempelajari berbagai teknik dalam bermain fondant. Ada dekorasi yang disebut tiga dimensi alias berbentuk mirip dengan aslinya dalam tiga dimensi, seperti replika kecil atau bentuk patung. Bisa fondantnya saja yang dibentuk figurin atau patung kecil ini, atau bahkan kuenya dipahat menjadi bentuk tiga dimensi atau yang biasa disebut sebagai carving cake. Aku akan bercerita tentang dekorasi tiga dimensi ini di episode lainnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada pula dekorasi dua dimensi, seperti melihat gambar di atas kue. Salah satu teknik dua dimensi yang kupelajari dalam dekorasi fondant adalah teknik puzzle. Teknik ini sangat menarik bagiku. Selain aku suka bermain puzzle, menurutku teknik ini bisa digunakan untuk berbagai macam desain.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Teknik yang sebenarnya cukup mudah. Aku selalu terbiasa untuk terlebih dulu menggambar desain yang akan aku aplikasikan pada sebuah kue, baik dengan sketsa atau dengan software. Zaman itu masih suka mainan Corel Draw. Kubuat dulu lingkaran berdiameter sesuai pesanan—dengan skala bila diameter kuenya besar. Kemudian aku membuat rancangan desain kue di atasnya. Untuk teknik puzzle, gambar rancangan ini sangat penting karena aku akan mencetak gambar ini beberapa kali, kemudian memotongnya sesuai garis untuk dijadikan pola di atas fondant.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sengaja aku mencetaknya beberapa kali. Aku tidak ingin membuat teknik puzzle ini terlihat biasa, hanya sekedar menyatukan potongan-potongan gambar sesuai desain. Namun, aku membuatnya ber-layer. Sehingga, gambarnya nanti akan memiliki bagian yang lebih menonjol dari yang lain, tidak hanya datar—aku menyebut datar ini satu dimensi.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Misalnya, saat aku mendapat pesanan tema karakter Cars, wajah Mickey Mouse, Hello Kitty, atau logo-logo perusahaan. Untuk Cars misalnya, bagian badan mobilnya akan menjadi dasar, kemudian satu per satu dari roda, kaca, spion, dan semua elemennya ditempelkan per bagian di atas bagian badan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Yang paling membahagiakan ketika suatu waktu aku diminta membuat kue dengan desain logo Cardiff University. Sederhana saja kuenya. Bulat 20 sentimeter, dengan separuh bagian atas kue ditutup fondant warna putih, dan separuh bawahnya lagi warna hijau. Di atasnya, Dylan si Naga akan kubuat dengan teknik puzzle.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Awalnya, sang pelanggan sempat keberatan dengan harganya. Dia meminta diskon. Seperti biasa, aku tak pernah memberi diskon, tetapi akan kuberikan bonus. Biasanya adonan kue masih lebih sehingga kuberikan bonus dalam bentuk cupcake. Penawaran itu diterima dengan riang gembira.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mencari gambar Dylan,<span class="Apple-converted-space"> </span>maskot naga Universitas Cardiff, dari internet. Aku mencetak gambar itu sesuai ukuran kue yang akan kubuat, sebanyak dua atau tiga kali. Untuk bagian badan terbesarnya, aku potong utuh. Kemudian aku memotong bagian badan beserta sayapnya, serta bagian ekor tersendiri. Terakhir, aku memotong bagian kaki depannya yang nanti akan diletakkan paling atas.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selanjutnya aku mulai memotong fondant warna merah sesuai dengan pola. Sisik naga kutambahkan di bagian yang diperlukan. Bagian surai kubuat dengan tangan, juga wajah dan matanya kutambahkan sehingga tampak timbul. Lapisan berikutnya adalah bagian lengan dan sayapnya yang kutumpukkan di bagian atas badannya. Paling atas adalah si kaki depan yang lebih terlihat. Secara utuh, dilihat dari atas dia berupa gambar flat saja. Namun, bila dilihat dari samping kue, si Dylan ini punya ketebalan dan tidak hanya sekedar selembar potongan fondant tipis.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika kue sudah diterima oleh si pemesan, langsung dia mengirimkan pesan kepadaku. “Wah, keren sekali, Mbak, teman saya sangan terkesan! Harga dan hasil jadi sangat pas sekali. Bagi saya roti segitu mahal. Tapi lihat hasil jadinya kok jadi tidak ada apa-apanya. Baru kali ini saya eman-eman makan roti!”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Alhamdulillah, aku sangat lega. Di mataku, Dylan tadi belum sempurna. Masih peyang di sana sini, kurang mulus di beberapa bagian. Namun, seperti yang dibilang ibuku selalu setiap aku berkeluh kesah tentang hasil dekorku, itu hanya karena kita tahu salahnya di mana. Benar juga, aku lega si pemesan sangat menyukainya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Beberapa kue lain yang kuselesaikan dengan teknik puzzle lainnya seperti bergambar logo perusahaan, sekolah, atau universitas. Selain itu, teknik ini sangat berguna untuk mengeksekusi kue-kue berkarakter Disney. <span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Karakter Disney—dalam versi kartun yang sudah dikenal sejak lama—sangat spesifik dan biasanya sulit ditiru untuk dibuat manual berbentuk tiga dimensi, alias seperti patung. Salah sedikit saja, wajahnya bisa seperti nenek sihir atau monster. Untuk menyiasati hal itu, aku sering mengusulkan desain dua dimensi untuk beberapa karakter Disney seperti Mickey Mouse, Minni Mouse, wajah-wajah para putrinya, yang kuselesaikan dengan teknik puzzle ini. Cetak gambar—gunting pola—tempelkan di atas fondant—potong sesuai pola—tempel per bagian: dan beres!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sulit atau mudah sebuah pekerjaan adalah tergantung bagaimana cara kita menghadapinya. Begitu sudah tahu jalannya, semuanya akan terasa mudah. Bila menghadapi tantangan baru, jangan dipikir sulitnya, pikirkan serunya saja. <i>C'est la vie.</i></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><i><br /></i></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #bermainpuzzle</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: Cambria; font-size: 12px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-42096722224428990502024-02-11T05:00:00.000+07:002024-02-11T05:00:00.249+07:00The Story of My Cakes —Episode 2: Brownies Itu Laries<h3 style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Setahun pertama menggeluti roti goreng dan cakue membuat aku mulai akrab dengan berbagai macam bahan kue. Lambat laun, aku mulai bereksperimen dengan resep-resep yang lain. </span></span></h3><p style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR6N5OAV77IsAcOWZ_srt4VVRfd1CoXBSD5iuxFtR_gyJOBDX97d6kF1f-orDZCQANeS6llzlqOkgCTaILEtclmJVJ1slp0kLsLopDCb97vInAXZJd4JwWxO0-thAVlOJRW9igdEJcToNp_SHH8jB6elTCtvYGzr9D5OEe8RNbl0SYNJVKww8Pdc13VEw/s800/2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR6N5OAV77IsAcOWZ_srt4VVRfd1CoXBSD5iuxFtR_gyJOBDX97d6kF1f-orDZCQANeS6llzlqOkgCTaILEtclmJVJ1slp0kLsLopDCb97vInAXZJd4JwWxO0-thAVlOJRW9igdEJcToNp_SHH8jB6elTCtvYGzr9D5OEe8RNbl0SYNJVKww8Pdc13VEw/w410-h640/2.png" width="410" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0);">Hobiku berselancar di dunia maya pun mengenalkanku pada beraneka komunitas baking dan berbagai resep kue sederhana. Salah satu yang menarik hatiku adalah sebuah resep brownies kukus cokelat.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Banyak teman yang mengatakan bahwa resep anti gagal. Aku jadi ikut tertarik membuatnya. Lagipula, aku belum punya oven. Yang ada hanyalah kukusan yang cukup besar untuk digunakan membuat beberapa loyang brownies.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Di suatu hari cerah dengan niatku merekah, aku mulai berbelanja bahan. Toko bahan kue langgananku pun memberikan saran mana merek-merek terbaik—di zaman itu. Sepulang menjemput anak-anak dari sekolah, aku mulai beraksi.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Selama membuat adonan roti goreng dan cakue untuk berjualan, aku selalu membeli tepung dalam jumlah besar, minimal 25 kilogram—dalam bentuk satu karung besar. Ketika aku melihat gramasi tepung dalam resep brownies, aku mendelik. Hanya 200 hingga 300 gram saja. Sungguh rasanya seperti menjumput tepung dari karung-karung itu.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam prosesnya, aku lebih takjub lagi. Proses membuat roti goreng dan cakue sangatlah lama, terutama karena adonan disiapkan dalam jumlah besar. Belum lagi masa proofing-nya, lalu cara membaliknya yang khusus. Sedangkan brownies ini hanya tinggal timbang-timbang, aduk dengan mikser, taruh di loyang, lalu dikukus. Selesai.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sungguh aku merasa bahagia. Rasanya dalam sekali berdiri di depan meja dapur, proses itu berakhir. Sangat berbeda dengan proses pembuatan adonan roti goreng dan cakue yang melelahkan. Jumlah adonan jualan roti goreng dan cakue terasa begitu banyak dibandingkan dengan satu resep brownies kukus yang sangat sedikit.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku mencoba aneka tips dan trik yang disebutkan di berbagai situs dan milis yang kubaca. Salah satunya adalah membungkus tutup kukusan agar air tidak menetes ke bawah, yang akan menyebabkan permukaan brownies kukus berlubang-lubang bak permukaan bulan. Saking kuatirnya, aku berusaha membungkus tutup setiap kukusan yang kupakai. Aku kebingungan, kain lap apa yang harus kugunakan saat menggunakan kukusan besar 40x40 atau klakat—yang sebetulnya tidak perlu dibungkus karena bentuk tutupnya sudah segitiga. Akhirnya, aku mengorbankan satu sarung guling besar untuk membungkus tutup klakat. Air pun tidak menetes ke bawah dan sarung gulingku pun ternoda!</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pertama kalinya menanti si brownies matang, aku sangat deg-degan. Berhasilkah aku? Apakah aku sudah membaca resep dengan benar? Apakah aku sudah mengaduk adonan dengan cara yang tepat?<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></div><span class="s1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-kerning: none;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak perlu waktu lama, penantianku terbayar. Ketika tutup kukusan kubuka, seketika aroma cokelat yang menggelitik lidah menguar. Anak-anakku, yang masih duduk di bangku SD dan TK, berlarian mendekat.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></div></span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Si brownies itu duduk manis dengan cantiknya menanti diangkat. Aku pun segera mengambilnya, menyajikannya untuk anak-anak, dan mengamati reaksi mereka setelah mencicip.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Enak, Ma!”<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Rasanya semua sendi-sendiku pun meleleh seperti cokelat yang mengalir dari tengah brownies itu. Aku sangat bahagia karena anak-anak menyukainya. Tinggal menunggu komentar dari pak suami nanti sepulang kantor.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ternyata, si bapak menyukainya. Sejak saat itu, si brownies menjadi kudapan favorit di rumah. Aku dengan senang hati membuatkan untuk anak-anak dan suamiku, sekaligus melatih kesaktian membuat kue satu ini. Berbagai macam dan teknik kucoba, hingga aku menemukan resep andalan dan bahan-bahan yang paling tepat untuk membuat rasa yang paling enak di lidah kami semua.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Rupanya suamiku memperhatikan kesukaanku bermain brownies ini. Dia pun mengusulkan, sekalian saja brownies ini dijadikan bibit perkebunan duit. Dijual!<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Usul yang membuat aku terpana. Ide yang sangat menarik perhatianku.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sekali lagi, aku memutar otak. Mulailah aku membuat brand untuk si brownies. Kala itu, aku tidak memikirkan aturan pembuatan nama seperti sekarang. Hajar saja, yang penting ada mereknya dulu. Yang kupikirkan, ke depannya bisa jadi aku tidak hanya membuat brownies, tetapi juga kue-kue jenis lain. Akhirnya aku memilih nama anak bungsuku untuk dijadikan brand: Rumah Kue Ica.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Teman-teman wali murid di sekolah anak-anak pun menjadi sasaran. Tetangga pun juga menjadi kelinci percobaan. Alhamdulillah, semua suka. Tak lama, si brownies ini pun jadi primadona di kalangan mamak-mamak sekitarku. Brownies mamaknya Ica yang selalu dicari-cari. Semakin semangatlah aku membuat brownies.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Seperti yang direncanakan, tidak hanya brownies yang kutaklukkan. Aku mulai mencoba membuat pie, roti, kue kering, brownies panggang, dan aneka jenis cake lainnya. Laba yang kusisihkan sedikit demi sedikit kurupakan menjadi satu oven tangkring mungil yang menjadi sahabat setiaku di masa itu.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tanpa terasa, aku mulai memiliki aneka bentuk loyang. Aku mulai menambah koleksi buku resep. Di masa-masa itu, selalu ada yang baru. Gagal itu biasa, justru semakin membuatku penasaran dan mencoba lagi. Bahan yang terbuang itu tak mengapa, aku yakin pasti akan ada penggantinya nanti di lain hari.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sebagai senjata, saat itu aku yang sudah cukup sering bermain blog, mulai mendokumentasikan kue-kue yang kubikin dalam blog. Jangan tanya bagaimana foto-fotonya, masih sangat nista! Namun, tak ada jalan lain, aku harus membuat orang mengenal Rumah Kue Ica. Aku mulai terjebak di antara urusan kue—blogging—antar jemput anak-anak—juga tentu saja urusan cakue dan roti goreng.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Masa-masa itu menempaku menjadi lebih kuat, lebih tahan malu, lebih berani dalam segala hal. Aku yang penyuka kesendirian, kini harus bertemu orang, menawarkan dagangan sendiri. Lapak roti goreng dan cakue masih ada anak-anak yang menjadi lapis pertama saat berjumpa pelanggan. Yang satu ini, harus aku sendiri. Terlebih karena pesanan satu dengan yang lainnya bisa jadi sangat berbeda.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ada yang pernah memesan satu loyang brownies kopi. yang belum pernah kubuat. Aku pun mencoba berbagai resep hingga berloyang-loyang sampai menemukan yang pas. Tentu saja, preman-preman yang menghabiskan kue-kue percobaan itu hingga habis tak bersisa. Mereka adalah sahabat-sahabatku—para mama dari teman anak-anak, dan anak-anak mereka, serta anak-anakku sendiri.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Lambat laun, mau bikin kue apa saja, selalu kulebihkan. Demi jatah preman alias japrem ini! Tak bisa dipungkiri, para preman inilah juru jualku yang sebenarnya. Berkat mereka semua, aku bisa terus mengembangkan aneka produk Rumah Kue Ica. Bahkan sekedar kriwilan atau trimingan tepian kue, para sahabatku ini akan datang menghabiskannya, licin tandas tak bersisa!</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #brownieslaries</span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: Cambria; font-size: 12px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6955625030397462042.post-55408269260990021552024-02-10T06:58:00.000+07:002024-02-10T07:29:57.979+07:00 The Story of My Cakes–Episode 1: Awal Mula<h3 style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: center;"><span style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-family: verdana; font-size: large;">“Aku beli roti goreng, Ma.”<br /></span><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Satu kalimat berita yang mengubah hidupku selamanya.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></h3><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGaQeqr4JHWaZwT_8U9uixOsfGB1iolpxl7TnyyDi2pb6WNvVmkttuTmM-mDkzxEH7EV46_AV8VG8ZTwpwqLRQEqv3hGHQztbl0okT13ZFgYga3_xztOUj3vQqt1Gc0-P2PNb9XAFh5eGl5bJD48V1rTjJvBLxOLO3Iruud0jjuz-y_XYWGcLBzJ91dZY/s800/1.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGaQeqr4JHWaZwT_8U9uixOsfGB1iolpxl7TnyyDi2pb6WNvVmkttuTmM-mDkzxEH7EV46_AV8VG8ZTwpwqLRQEqv3hGHQztbl0okT13ZFgYga3_xztOUj3vQqt1Gc0-P2PNb9XAFh5eGl5bJD48V1rTjJvBLxOLO3Iruud0jjuz-y_XYWGcLBzJ91dZY/w410-h640/1.png" width="410" /></a></div><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tadinya kukira suamiku ini—seperti biasa—membeli roti goreng kesukaan kami berdua untuk oleh-oleh sepulang kerja. Ternyata, dia tidak hanya membeli roti gorengnya, tetapi justru membeli seluruh usahanya. Suamiku telah melakukan kesepakatan dengan seorang engkoh yang telah berjualan roti goreng selama berpuluh tahun di Semarang. Usahanya dibeli, lengkap dengan seluruh resepnya, anak buahnya, dan seluruh peralatan perangnya.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">“Dan kamu nanti yang menjalankan.” </span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Kalimat selanjutnya yang membuatku pingsan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Begitulah adanya. Setelah aku menyelesaikan keterkejutanku, aku bicara baik-baik dengan suamiku. Intinya dia ingin memiliki usaha yang menyenangkan, sama-sama kami sukai, tentu saja akhirnya berakhir di bidang kuliner. Kebetulan suamiku beberapa kali membeli roti goreng milik si engkoh ini.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dalam pertemuan yang kesekian kalinya, dia berjumpa langsung dengan si engkoh yang kemudian mengutarakan keinginannya untuk menjual usahanya, lengkap beserta seluruh isi dan uba rampenya, hanya karena bosan. Suamiku pun tertarik karena dilihatnya penjualan sangat bagus. Dia pun menyatakan berminat.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Akhirnya, untuk meyakinkanku, suamiku mengajakku berkeliling ke seluruh outlet yang dimiliki si engkoh. Titik-titik mana saja yang masih akan berjalan, berapa banyak karyawannya, hingga aku melihat langsung bagaimana proses penggorengan dan transaksi penjualan yang berjalan mulus di salah satu outletnya. Kuakui rasanya enak, pembelinya tidak berhenti, dan keseriusan pengelolaan si engkoh terlihat di sana. Aku mulai tertarik.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Satu minggu kemudian, transaksi pun dibereskan oleh suamiku. Kami melakukan kesepakatan tentang apa saja yang dialihtangankan, resepnya seperti apa, kapan aku mulai dilatih oleh si engkoh, dan kapan kami bisa mulai berjualan. Sebelas orang anak buahnya yang ada pun sudah diinformasikan tentang perpindahan pemilik ini. Mau tak mau, aku harus mau.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Tak sedikit pun aku bercerita kepada kedua orang tuaku atas pilihan yang kami ambil ini. Selama ini aku tidak pernah benar-benar turun dalam satu sistem dan proses produksi yang berlanjut ke transaksi langsung dengan pembeli. Suamiku bekerja sebagai manajer cabang di satu perusahaan swasta di Semarang dan aku hanya mengurus anak-anak saja selama itu. Hobiku menulis kutuangkan dengan seru dalam blog. Kini, aku menjadi kepala produksi jajanan yang cara membuatnya pun aku tak tahu.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Aku bisa membayangkan emakku yang bakal tertawa terbahak-bahak bila tahu apa yang akan kujalani ini. Aku yang dulu jarang masuk dapur kecuali ketika sudah menikah, yang sukanya keluar rumah dengan alasan OSIS dan segambreng kegiatan lain, yang suka berjam-jam duduk di depan laptop, kini harus bergelimang dengan tepung dan air. Aku harus berpanas-panas di depan penggorengan. Aku harus bermanis-manis di depan pembeli. Satu kata terbayang di kepalaku saat itu: penyiksaan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Namun, aku sudah sepakat dengan suamiku. Baiklah, dengan mengucap Bismillah, aku mulai menjalani langkah pertama. Minggu berikutnya adalah jadwalku belajar resep roti goreng bersama sang engkoh. Aku pergi ke rumahnya, mempelajari resepnya dengan saksama, memperhatikan betul contoh darinya. Dalam seminggu, aku sudah mempraktikkan sendiri semuanya dengan pengawasan si engkoh.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: large;"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: verdana;">Minggu berikutnya, dia mengajakku berkeliling Semarang. Ditunjukkannya di mana tempat belanja bahan, di mana tempat membeli peralatan. Bagaimana caranya menghadapi pelanggan, bagaimana caranya menjawab pertanyaan pelanggan. Aku belajar langsung dari ahlinya, dengan sangat sempurna.</span><span class="Apple-converted-space" style="font-family: verdana;"> </span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-converted-space" style="font-family: verdana; font-size: large;"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Dia berkata bahwa aku tidak perlu kuatir. Anak-anak—demikian kami menyebut para pegawai—sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dari mulai memasang tenda hingga membongkarnya kembali, anak-anak sudah piawai. Yang tidak boleh lolos ke anak buahnya adalah resep dan cara membuat adonan biangnya. Hanya aku dan suamiku yang boleh melakukannya. Anak-anak boleh membantu menguleni adonan, itu pun tidak semua dari mereka. Hanya satu dua orang yang sudah ikut lama yang boleh melakukannya. Adonan jadi yang sudah dikemaslah yang nanti akan diolah oleh anak-anak di lapangan.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoPbDNoCG9wrCB5rYd9wcWxZhyphenhyphen4IXXI7AyO8pFjw-2dNRuG3KUSUw9PXlSv71nKdSs5Ex8sL56XcUsdiPpltlcl2E_rOwLxDiwYjuOdnKvOOWlgemxVrOlEH1AyGe4tShNqBZqhLSiYVg2ifTuzrXxDQUPYWsj6imS5gg3Jf_AUXgYoZQGU8itFwedQXg/s2000/cakue%20sous.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1333" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoPbDNoCG9wrCB5rYd9wcWxZhyphenhyphen4IXXI7AyO8pFjw-2dNRuG3KUSUw9PXlSv71nKdSs5Ex8sL56XcUsdiPpltlcl2E_rOwLxDiwYjuOdnKvOOWlgemxVrOlEH1AyGe4tShNqBZqhLSiYVg2ifTuzrXxDQUPYWsj6imS5gg3Jf_AUXgYoZQGU8itFwedQXg/w266-h400/cakue%20sous.png" width="266" /></a></div><br /><p></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Sepertinya mudah. Aku semakin mantap dan menguatkan hati. Suamiku yang selalu kulapori perkembangan pelajaran membuat roti goreng ini pun juga sangat bersemangat. Kami sedang memasuki babak baru menjadi pemilik bisnis. Banyak hal yang kami siapkan, termasuk melakukan <i>re-branding </i>pada merek yang sudah ada. Kami menyiapkan kaos seragam. Kami membuat spanduk baru. Kami pun mengecek kondisi peralatan yang ada, mana yang masih bisa dipakai dan mana yang tidak. Kami bersiap dengan semangat penuh!</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika aku dan suami sudah dinyatakan siap untuk menjalankan bisnisnya, si engkoh tidak meninggalkan kami begitu saja. Dia tetap ada untuk mengawasi dari jauh, memberitahu hal-hal krusial yang mungkin terlewat. Aku sangat lega. Aku berpikir bahwa setelah ini semuanya akan mulus dan lancar.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Namun, aku ternyata terlalu cepat bahagia. Satu demi satu aral mulai melintang. Ada saja yang terjadi. Bahkan di lokasi utama tempat lapak kami buka, tidak semua orang menerima pergantian pemilik ini dengan tangan terbuka. Bagaimana tidak, lokasinya di kampung pecinan yang buka setiap akhir minggu di Semarang. Semua orang telah mengenal si engkoh ini.<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Ketika aku dan suamiku yang berdiri di sana tanpa kehadiran si engkoh, tidak sedikit yang mencibir dan memandang dengan sinis. Kami bagaikan jerawat di tengah permukaan wajah bayi.<span class="Apple-converted-space"> </span>Namun, mohon maaf, kami tidak mengenal kata menyerah. Bahkan ketika di ujung gang yang lain berdiri lapak roti goreng serupa, suamiku dengan tegar berkata, “Rezeki sudah diatur. Jangan takut!”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Pernah suatu malam, ketika aku sedang menemani karyawan yang sedang berjualan di lapak, ada yang datang untuk membeli. Ketika kutawari varian yang lain, dia menjawab enteng, “Ndak usah, ini aja. Anjing saya ndak suka yang itu.”</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Langit terasa runtuh. Aku menangis dalam hati, tetapi aku masih harus tersenyum. “Oh, baik. Terima kasih, Pak.” Uang kertas yang kuterima darinya kuremas kuat-kuat hingga tak berbentuk. Kupejamkan mataku dan terdiam sejenak. Setelah badai mereda, aku tersenyum kembali kepada para pelanggan yang datang. Uang kertas itu kumasukkan laci dalam keadaan lurus dengan bekas remasan tangan yang tak beraturan.</span></span></p><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Cerita demi cerita bergulir sepanjang perjalananku mengurus bisnis roti goreng ini. Kehabisan modal, sudah pernah. Berlimpah keuntungan, alhamdulillah sudah pernah juga. Anak buah terseret masalah hingga ke kantor polisi, pernah juga. Gagal membelikan celana jins baru karena rugi besar dalam satu event tahunan, alhamdulillah sudah juga.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUj22nM8LQIMHdoio0TrH8R4uZcomC_0y9vzj4gPvrOSjOKdju0VZz2D9il5QaiTOylpibn_RFKFtjUK5XRcuBsb1FiEXz3AQmI3Mn2v84ki5YLvjGqkOGtxJaZv634puPXoj93XN63x5itGRTTE0j0n7HhGv1JfiFk-hPk74__jsYuP7hhPYjPpw6C4s/s800/31.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="512" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUj22nM8LQIMHdoio0TrH8R4uZcomC_0y9vzj4gPvrOSjOKdju0VZz2D9il5QaiTOylpibn_RFKFtjUK5XRcuBsb1FiEXz3AQmI3Mn2v84ki5YLvjGqkOGtxJaZv634puPXoj93XN63x5itGRTTE0j0n7HhGv1JfiFk-hPk74__jsYuP7hhPYjPpw6C4s/w410-h640/31.png" width="410" /></a></div><br /><p class="p2" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; min-height: 14px; text-align: justify;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">Episode roti goreng ini adalah sebuah pelajaran berharga dalam hidupku dan suami. Yang jelas, ini adalah awal mula aku berkenalan dengan timbangan bahan, tepung, telur, coklat, keju, dan berbagai jenis bahan kue. Awal perjalanan yang berupa kawah candradimuka.</span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;"><br /></span></span></p><p class="p1" style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="s1" style="font-kerning: none;"><span style="font-family: verdana; font-size: medium;">#windyeffendy #thestoryofmycakes #awalmula</span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0