Cerita tentang Fia, yang sudah harus kuliah, di Jakarta.
Kami benar-benar berhitung, dan tentu saja Fia juga.
Kami berniat untuk memberikan yang terbaik dan ikhtiar untuk Fia.
Sekaligus mengajarkan Fia untuk bisa berhemat dan mengatur uang.
Untuk semester awal, Fia tinggal di asrama yang dekat dengan kampusnya di Binus Alam Sutera. Biaya yang kami bayarkan di asrama sudah termasuk listrik, air, keamanan, furniture, wifi.
Jadi untuk makan, Fia harus bisa mengaturnya sendiri.
Kami memberikan uang saku bulanan. Di bulan-bulan pertama ini, mungkin kami memberikan lebih karena Fia masih harus beradaptasi dengan lingkungannya dan masih harus mengetahui tempat-tempat untuk mencari keperluan kuliahnya. Masih terjadi nego di banyak hal, dan Fia masih berusaha untuk mencari ritme kuliahnya untuk bisa mengatur aktivitasnya yang lain.
Bismillah, semoga dimudahkan oleh Alloh. Aamiin..
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari10
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Ini cerita tentang Ica, yang memiliki kesulitan untuk berhitung dengan akar dan kuadrat.
Tiba-tiba suatu malam ia turun dan bertanya kepada saya sebuah soal, akar dan kuadrat.
Mumetlah mama ini menjelaskan.
Ketika kami menghitung bersama-sama, saya menyadari kelemahan Ica lainnya adalah di bilangan desimal dan pecahan. Maka saya menjelaskan pelan-pelan.
Soal yang dibawa kemudian adalah menghitung prosentase. Ini sekaligus mengalikan pecahan, yang lalu di soal jawabannya berupa bilangan desimal.
Untuk memudahkan Ica, saya mengambil kertas dan menggambarkan step-stepnya, kemudian mengulang beberapa kali sampai Ica mengerti. Alhamdulillah akhirnya dia menemukan jawaban yang pas.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari9
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Namanya juga sekolah, pastilah berkutat dengan nilai-nilai.
Kebetulan mereka berdua sekolah di Sekolah Alam Insan Mulia, yang mengedepankan life skill dan tidak melulu soal nilai akademis.
Somehow, menginjak tahun-tahun terakhir jenjang mereka berada, pasti mau tak mau ribut sama nilai.
Fia lebih santai saat belajar, tapi dia projectnya berjibun sampai saya kuatir sendiri akan nilainya. Tetapi dia meminta untuk les dan belajar dengan guru untuk membantu dia mengerjakan UNAS dan memiliki nilai yang lebih baik.
Baik, saya harga usahanya. Dan ketika pelajaran yang paling sulit baginya adalah matematika, saya menyerahkan sepenuhnya kepada gurunya karena materinya sudah diluar yang saya bisa bantu belajar.
Untuk Ica, beberapa screening test yang harus dilakukannya membuat dia sedikit gelisah.
Saya tekankan pada Ica, bahwa ketika yang harus diperhatikan itu adalah hasil temen sekelas juga. Bila dia mendapatkan nilai 60 sementara nilai tertinggi hanya 63, maka Ica masih bisa lega. Memang Ica tetap belajar dengan serius bersama guru lesnya.
Dan kemudian hasil dari tes itu seperti yang diduga. Nilai tertinggi teman-teman sekelasnya pun masih berkisar tak jauh dari nilai Ica. Jadi Ica menjadi lega, dia pun belajar perbandingan nilai untuk memahami peringkat.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari8
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Setelah Fia menginjak SMP dan Ica sudah kelas 4 SD, saya memberikan uang saku secara mingguan. Ketika semakin besar, saya mencoba memberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi, dengan memberikan uang saku bulanan.
Ketika Fia SMA, dan Ica SMP, mereka menerima uang saku bulanan yang mereka kelola sendiri. Perhitungannya dari berapa uang saku harian dikalikan 25. Kemudian di hari selain hari sekolah, bila mereka mau keluar dengan teman-temannya, saya hanya support sebagian dari yang dibutuhkan. Biasanya Fia dan Ica sudah memiliki tabungan uang sendiri yang bisa digunakan untuk membeli barang-barang yang dimaui.
Bila mereka pergi bersama saya, barulah saya menanggung uang jajan main hari itu, secara penuh. Pun ketika membeli buku, saya memberikan jatah nilai harga buku yang bisa dibeli. Bila mereka mengambil buku yang lebih dari batas yang saya berikan, mereka menambah sendiri dengan uang saku mereka.
Mamak kejam?
Tidak. Saya mengajari mereka bagaimana menghargai uang yang sedikit. Ini pun menghasilkan kondisi yang berbeda dengan keduanya.
Fia, yang lebih suka jajan dan main, lebih gampang menghabiskan uangnya, berapapun yang dia punya. Tapi dia pun terpacu lebih kreatif lagi untuk mencari uang tambahan dari kerja kerasnya sendiri seperti mendesain, atau ikut lomba-lomba yang berhadiah uang tunai.
Sementara Ica, bisa mengumpulkan uang di tabungannya jauh lebih banyak dari Fia. Bahkan ia lupa sudah punya uang berapa. Dan uang saku bulanannya selalu sisa. Tapi dia tidak terlalu terpacu untuk mencari uang sendiri, malah jauh lebih santai.
Ketika melakukan perjalanan ke Korea dan Jepang kemarin, mereka berdua sudah menganggarkan sekian rupiah dari uang saku mereka yang akan ditukarkan ke Yen dan Won, masing-masing. Dan mama pun tidak boleh mengintervensi benda yang akan dibeli dengan uang-uang itu. Well, okay.
Daaan, apa yang terjadi, mamak nambahi dikit lah. Tapi masih wajar dengan apa yang mereka dapatkan di sana..
Proud of you, girls..
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari7
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Menghitung uang juga menjadi satu hal yang saya ajarkan kepada anak-anak sejak dini. Kadang-kadang saya beri uang saku mingguan, atau harian bila memang tidak memungkinkan diberi mingguan.
Simple thing yang kadang kita lupakan untuk memberikan mereka kepercayaan.
Digabung dengan project-project yang biasanya ada di sekolah mereka, termasuk membuat makanan untuk dijual lagi di bazaar kecil kelas mereka.
Uang modal dari saya, lalu kami olah bersama-sama menjadi makanan kesukaan mereka, yang lalu dikemas personal kecil-kecil.
Uang hasil penjualan mereka ini, mereka simpan sendiri untuk tambahan uang jajan atau untuk membeli buku yang mereka inginkan.
Serunya, setelah acara selesai, di rumah Fia dan Ica berkumpul di kamar untuk menghitung hasil jualan hari itu. Lapor kepada saya, lalu dengan gembira menyisihkan uang untuk ditabung.
Alhamdulillah.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari6
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Seperti yang saya tulis dalam postingan pertama, bahwa untuk mengajari anak-anak waktu, saya tidak serta merta mengajarkan tentang membaca jam dengan cara biasa.
Saya membiasakan anak-anak melihat jam manual, jam dinding, bukan jam digital. Bahkan jam mainan pun saya berikan yang manual, bukan digital karena itu akan membuat mereka memahami konsep waktu secara menyeluruh dulu.
Awalnya, saya menggunakan jam kalender kegiatan. Saya membuat satu lingkaran yang saya bagi menjadi 5 atau 6 daerah waktu yang diberi warna berbeda-beda. Jarum jam yang rusak saya gunakan untuk membuat jam kegiatan ini seolah-olah jam sungguhan.
Dibagian waktu yang berbeda-beda itu, saya menggambarkan kamar mandi atau shower, tas sekolah, makanan, tidur, dan lain-lain sebagai penanda.
Dengan Fia, saya menunjukkan bahwa bila jarum panjang ada di sini, maka sekarang waktunya mandi. Bila jarum panjang di sini , waktunya tidur. Menyelipkan angka-angka dalam bahasa lain kadang saya gunakan untuk membuat anak-anak memahami ada dimensi lain dalam belajar.
Ketika sudah paham, barulah saya menggunakan jam dinding beneran untuk memperlihatkan timeline pada setiap kegiatan anak-anak. Setelah terbentuk pola, mereka akan dengan mudah merepetisi setiap jadwal yang sudah disiapkan untuk mereka.
Apakah ini membuat anak-anak menjadi terlalu dibatasi?
Tidak. Mereka dikenalkan disiplin dulu. Ketika semakin besar mereka melakukan adjustment dengan kegiatan mereka, sudah semakin longgar saya karena saya dan mereka tahu pasti konsekuensinya.
Masa-masa yang sungguh tidak akan terulang adalah, masa kecil mereka. Rindu.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari5
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Ketika saya sudah memulai usaha kue, anak-anak secara tidak langsung ikut terlibat di dalamnya. Tanpa perlu disuruh, mereka memiliki rasa penasaran yang luar biasa ketika melihat saya mulai mempersiapkan bahan-bahan dan perlengkapan untuk membuat kue.
Fia dan Ica, dua-duanya sangat senang ikut terlibat dalam proses membuat kue. Mulai dari proses persiapan, yaitu menimbang dan menyiapkan bahan dan alat. Menimbang mungkin masih membingungkan buat mereka pada awalnya, tapi mereka belajar memperhatikan angka di timbangan digital yang menurut mereka sangat menarik ketika angka itu berubah saat bahan ditambahkan ke dalam bowl.
Kemudian, hal simple lainnya yang sering mereka bantu adalah menata barisan kue kering di dalam toples. Mencetak dan menata kue di atas loyang untuk di oven.
Kemudian, memnghitung berapa banyak toples yang sudah jadi. Menghitung berapa banyak cupcake yang sudah dibikin.
Ica kecil, lebih suka membantu saya mendekorasi kue dan membuat bunga-bunga kecil yang lucu. Masa-masa itu, sungguh tidak mungkin kembali. Masa-masa bahagia yang akan mereka kenang sepanjang hidup mereka. Really missed it.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari3
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Saya dan suami, Alhamdulillah memiliki gaya yang sama dalam mengasuh anak. Karenanya kami hampir tidak pernah berseteru dengan apa yang kami deliver ke anak-anak.
Dua gadis kecil ini Alhamdulillah puas bermain bersama kami berdua. Pada masa-masa di Semarang, kira-kira tahun 2008-2012, kami growing up bersama dengan penuh cerita.
Banyak lokasi-lokasi wisata di Jawa Tengah yang kami kunjungi bersama. Dan di sana kami selalu menyempatkan untuk menikmati setiap detiknya.
Seperti kunjungan kami ke Masjid Agung Jawa Tengah. Itupun tak luput dari kegiatan bermain angka bersama anak-anak. Menghitung tiang payung yang ada di pelataran MAJT, menghitung anak tangga. Menghitung burung-burung yang terbang di atas masjd. Menghitung banyaknya mobil warna merah di parkiran.
Keika kami bermain ke Taman Kelinci Salatiga, tentunya menghitung kelinci di kandangnya pun kami lakukan. Lalu bermain mini flying fox sambil menghitung waktunya.
Menghitung banyaknya ban atau roda bekas yang digunakan untuk duduk.
Menghitung banyaknya ayunan. Menghitung waktu mengayun.
Life is so fulfilled with love. And numbers.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari4
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Ketika anak-anak sudah beranjak lebih besar, saya mulai mengajak mereka berlatih tanggung jawab sekaligus mengenal dan menyukai angka-angka.
Caranya mudah saja, yaitu dengan mengajak mereka membereskan sendiri mainannya setiap hari. Saya mengajak mereka menghitung jumlah buku yang dimiliki misalnya. Atau jumlah boneka yang ada. Jumlah mobil-mobilan yang tadi digunakan bermain.
Bila saat membereskan tidak sama jumlahnya, maka anak-anak akan mencarinya sampai ketemu.
Bukan untuk melatih mereka terlalu sayang pada benda, bukan. Tapi untuk membuat mereka bertanggung jawab merapikan mainannya setelah bermain, dan membiasakan mereka memahami bahwa segala seuatu yang dijaga dan dirawat baik-baik akan lebih baik.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari2
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Kali ini tentang bagaimana membuat anak-anak jatuh cinta terhadap matematika.
Sedari anak-anak kecil, saya secara tidak sadar sering melakukan hitungan pada step yang dikerjakan. Karena saya sendiri juga begitu.
Contohnya adalah saat memakaikan baju.
Saya ajak anak-anak memakai baju dengan menghitung. Satu, memasukkan kepala. Dua, masukkan tangan kanan. Tiga, masukkan tangan kiri. Empat, berdiri, rapikan baju.
Juga urusan mandi, agar mereka tidak merasa dipaksa mandi, sering kali saya menggunakan jam untuk membatasi waktu untuk bermain dan segera masuk kamar mandi.
"Dek, panjangnya di lima nanti mandi ya."
"Kak, nanti kalau panjangnya di sepuluh kakak masuk kamar mandi ya.."
Begitu misalnya.
Jadi mereka mulai memperhatikan jam dan memperhatikan angka yang dimaksud. Sekaligus memperhatikan jarum panjang.
Efektif, tanpa perlu marah-marah.
Juga membuat mereka paham dan tahu mengenal angka sejak awal.
^IP Kuliah Bunda Sayang, I love Math, Math Around Us
#hari1
#gamelevel6
#tantangan10hari
#ilovemath
#matharoundus
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Tahukah kamu tentang rasa?
tentang apa yang diderita hati
yang tidak bisa terurai kata
yang hanya terpenjara lara
Tahukah kamu tentang bahagia?
yang hanya bisa dipancarkan citra
yang menari dari pancar mata
yang terbuai dalam asmara
Tahukah kamu tentang kecewa?
yang hanya merintih di dada
yang ingin berlari pulang
yang ingin memeluk awan
rasa itu, ada.